TUNIS – Salah satu kapal armada Global Sumud Flotilla (GSF) yang tengah bersandar di Pelabuhan Sidi Bousaid, Tunisia, diserang pesawat nir awak (drone) pada dini hari waktu setempat. Serangan yang terjadi pada Senin (8/9/2025) pukul 23.31 waktu setempat tersebut tidak menimbulkan korban jiwa.
Kapal bernama “Family Boat” ini merupakan salah satu kapal utama dalam misi pelayaran GSF menuju Gaza. Kapal ini membawa para pengarah GSF termasuk Greta Thunberg. Beruntung, Greta dan rekan-rekannya sudah menepi di pelabuhan beberapa belas jam sebelumnya.
Dalam rilis resminya, GSF mengonfirmasi bahwa salah satu kapal utama mereka diserang pesawat nir awak di perairan Tunisia. “Kapal ini berlayar dengan bendera Portugis, semua kru dan penumpang selamat,” ungkap GSF. GSF menambahkan, kobaran api yang disebabkan oleh ledakan tersebut mengakibatkan kerusakan di dek utama dan ruang penyimpanan. “Saat ini investigasi tengah dilakukan secara menyeluruh. Ketika sudah ada informasi lebih lanjut akan segera dirilis,” kata GSF.

“Tindakan-tindakan agresi dengan tujuan untuk mengintimidasi dan menggagalkan misi ini tidak akan menghalangi kami untuk terus bergerak. Misi damai kami untuk mendobrak blokade terhadap Gaza dan berjuang bersama warganya akan terus berlanjut dengan tekad dan keteguhan hati,” tandas MSF.
Pelapor Khusus PBB untuk Palestina, Francesca Albanese, menyerukan perlindungan segera untuk awak GSF setelah adanya serangan di Tunisia ini. “Kapal utama Family Boat tampaknya diserang pesawat tak berawak di pelabuhan Tunis. Dua kapal lainnya sedang dalam perjalanan ke Tunisia dan mereka membutuhkan perlindungan segera,” tulis Francesca di X.
Kabar Delegasi Indonesia
Sementara itu, Ketua Koordinator Indonesia Global Peace Convoy (IGPC), Muhammad Husein memastikan tidak ada delegasi Indonesia yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut. “Alhamdulillah semua WNI yang menjadi delegasi dalam misi pelayaran akbar ini semua dalam kondisi baik-baik saja, karena saat peristiwa terjadi para delegasi sedang berada di penginapanya masing-masing,” kata Husein.

Sementara itu, Maryam Rachmayani, Direktur Utama yang menjadi perwakilan Adara dalam gerakan ini menyatakah bahwa, “Adanya penyerangan kapal nir awak di kapal utama Sumud Flotilla ‘Family Boat’ tidak sedikitpun menurunkan semangat kami untuk tetap berlayar menembus blokade Gaza Insya Allah.”
“Penyerangan terhadap kapal “Family Boat” justru semakin memperjelas kepanikan Zionis menghadapi misi damai Global Sumud Flotilla yang tergabung dari banyak negara. Tindakan seperti ini justru akan membangkitkan semangat dunia untuk membebaskan Palestina. Mohon doanya, kami akan tetap melanjutkan misi ini untuk membuka blokade Gaza, bismillah,” tambah Latifah Hariawati, Direktur Program Adara yang turut menjadi delegasi pada misi ini.
Mengenai jadwal keberangkatan kapal, pihaknya masih menunggu informasi lanjutan dari steering commitee GSF. “Kami terus melakukan monitoring dan update informasi terkait teknis keberangkatan kapal, kita do’akan yang terbaik semoga tidak ada hambatan dan rintangan dalam misi kemanusiaan ini,” pungkas Maryam. (*)
Sumud Flotilla Adalah Gerakan Tanpa Kekerasan Masyarakat Sipil
GSF adalah misi armada kemanusiaan terbesar yang diinisiasi oleh masyarakat sipil ke Gaza. Dengan menggabungkan misi-misi kemanusiaan sebelumnya ke Gaza melalui darat, laut, dan udara, misi ini dibangun di atas perjuangan Palestina selama puluhan tahun dan solidaritas internasional.
Misi ini beranggotakan aktivis, pekerja kemanusiaan, dokter, seniman, pendeta, dan pengacara – semuanya bersatu untuk mengambil tindakan langsung guna mematahkan pengepungan.
Sahabat Adara, terus kawal misi ini ya! Mohon doanya supaya konvoi Global Sumud Flotilla berhasil menembus blokade Gaza.
(*) Media Center IGPC








