Kantor Media Pemerintah di Gaza melaporkan bahwa pasukan Israel telah melakukan sekitar 19 pelanggaran terhadap perjanjian gencatan senjata dalam 24 jam terakhir, sehingga total pelanggaran sejak gencatan dimulai pada 10 Oktober 2025 telah mencapai 194 kasus.
Dalam serangan terbaru pada Senin (3/11), tiga warga Palestina terbunuh akibat tembakan pasukan Israel di utara Kota Rafah, Gaza bagian selatan. Menurut petugas medis, salah satu korban merupakan seorang perempuan, sementara dua lainnya belum teridentifikasi.
Serangan itu terjadi di tengah pengeboman udara dan tembakan artileri berat yang terus menghantam berbagai wilayah di Jalur Gaza, termasuk Khan Younis dan Gaza City bagian timur, meski status gencatan senjata masih berlaku.
Militer Israel mengklaim bahwa serangan tersebut menargetkan “teroris” yang diduga melintasi ke wilayah Gaza yang diduduki Israel. Namun, laporan lapangan dan saksi mata menyebutkan bahwa serangan itu justru mengenai wilayah permukiman padat penduduk dan menyebabkan kehancuran besar.
Warga setempat melaporkan bahwa pasukan Israel terus menghancurkan rumah-rumah di bagian timur Rafah, Khan Younis, dan Gaza City, wilayah yang saat ini masih diduduki militer Israel. Pemerintah Kota Khan Younis bahkan menyerukan bantuan alat berat untuk membersihkan sekitar 20 juta ton puing, membuka kembali jalan, dan mengevakuasi jenazah korban dari reruntuhan.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sejak gencatan senjata diberlakukan pada 10 Oktober 2025, sebanyak 238 orang telah terbunuh dan lebih dari 600 lainnya luka-luka akibat pelanggaran yang terus terjadi. Selain itu, 510 jenazah telah ditemukan sejak gencatan dimulai. Dari jumlah itu, 270 jenazah telah diserahkan kembali oleh pihak Israel– baru 78 jenazah yang berhasil diidentifikasi.
Eskalasi terbaru ini terjadi setelah Israel mengumumkan telah menerima sisa jasad tiga tahanan Israel sebagai bagian dari pertukaran tawanan yang difasilitasi oleh Amerika Serikat. Sayap bersenjata Hamas menyebut bahwa jenazah tersebut ditemukan di sepanjang rute salah satu terowongan di Gaza bagian selatan.
Kantor Media Pemerintah Gaza menegaskan kembali bahwa tindakan Israel ini merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap gencatan senjata, dan menyerukan komunitas internasional untuk segera menekan Israel agar menghentikan serangan dan menghormati kesepakatan perdamaian yang telah disepakati.
Sumber: MEMO, The New Arab



![Warga Palestina memeriksa rumah-rumah yang rusak parah di wilayah al-Ketiba setelah penarikan pasukan Israel dari Khan Yunis, Gaza, pada 11 November 2025. [Abed Rahim Khatib – Anadolu Agency]](https://adararelief.com/wp-content/uploads/2025/11/AA-20251111-39683171-39683140-PALESTINIANS_RETURN_TO_DESTROYED_HOMES_AFTER_ISRAELI_WITHDRAWAL-scaled-e1762881517683-120x86.webp)
![Banyak warga Palestina mengatakan mereka menghadapi penyiksaan saat berada di tahanan Israel [Getty]](https://adararelief.com/wp-content/uploads/2025/11/2192563299-120x86.jpeg)

![Warga Palestina di Gaza masih menghadapi kekurangan meskipun ada gencatan senjata, karena Israel terus memberlakukan pembatasan [Getty]](https://adararelief.com/wp-content/uploads/2025/11/2244369977-75x75.jpeg)
