Kantor Media Pemerintah (GMO) Gaza memperingatkan bahwa Israel tengah melancarkan perang sistematis untuk melumpuhkan sektor kesehatan Gaza sejak agresi dimulai pada 7 Oktober 2023. Hingga kini, tercatat 788 serangan langsung terhadap rumah sakit, klinik, tenaga medis, dan jalur suplai kesehatan.
Data resmi menunjukkan bahwa 38 rumah sakit hancur atau dipaksa tutup, 96 pusat kesehatan diserang, serta 197 ambulans dihancurkan. Akibatnya, layanan darurat lumpuh total. Setidaknya 1.670 tenaga medis gugur saat bertugas, sementara 361 lainnya ditahan secara paksa di penjara Israel tanpa akses lembaga HAM.
Direktur GMO, Ismail al-Thawabteh, menegaskan bahwa penghancuran fasilitas medis merupakan kejahatan perang yang disengaja untuk memutus akses warga Gaza terhadap layanan penyelamatan jiwa. Ia menyoroti penembakan tank terhadap Rumah Sakit al-Helou di Kota Gaza, yang membuat fasilitas itu terkepung dan terputus dari dunia luar setelah jaringan internetnya diputus. Para pasien dan tenaga medis yang terjebak, hidup dalam ketakutan dan kepanikan.
Sementara itu, Rumah Sakit al-Shifa, kompleks medis terbesar di Gaza, terus menjadi target serangan berulang. Kontak dengan staf medis di dalamnya hilang setelah kawasan sekitar dibombardir. Setidaknya 12 bayi prematur masih terjebak di dalam rumah sakit yang terkepung tersebut. Israel juga melancarkan taktik “sabuk api” di sekitar al-Shifa, meratakan permukiman warga dan membunuh lebih dari 90 orang dalam satu hari.
Pada Maret 2024, pasukan Israel sempat menyerbu al-Shifa dengan tembakan berat, memaksa ribuan warga mengungsi dan membunuh ratusan orang. Pengepungan dua pekan itu menghancurkan sebagian besar kompleks serta peralatannya.
Kementerian Kesehatan Gaza menegaskan bahwa serangan terhadap sektor medis bukanlah kerusakan sampingan, melainkan kampanye terencana untuk memusnahkan satu-satunya jalur hidup bagi warga sipil Gaza. Situasi kemanusiaan kini berada di ambang kehancuran total, akibat operasi penyelamatan jiwa terhenti, stok medis habis, dan ribuan pasien terluka tidak mendapat perawatan.
Sumber:
Palinfo, Memo