Ladang gas alam Leviathan milik Israel menandatangani kesepakatan ekspor terbesar dalam sejarahnya, hingga tembus USD 35 miliar dolar, untuk memasok gas ke Mesir hingga 2040 atau sampai seluruh kuota kontrak terpenuhi. Kesepakatan ini diumumkan pada Kamis oleh NewMed, salah satu mitra di proyek tersebut, di tengah berlanjutnya perang Israel di Gaza dan blokade bantuan kemanusiaan.
Ladang Leviathan, yang terletak di lepas pantai Laut Mediterania Israel dan memiliki cadangan sekitar 600 miliar meter kubik, akan memasok sekitar 130 miliar meter kubik (bcm) gas ke Mesir. Pada tahap pertama, mulai awal 2026 setelah tersambungnya pipa tambahan, Leviathan akan mengirim 20 bcm gas. Tahap kedua, dengan volume 110 bcm, akan dimulai setelah perluasan proyek Leviathan dan pembangunan pipa transmisi baru melalui Nitzana, Israel.
Gas Israel saat ini menyumbang sekitar 15–20 persen dari konsumsi energi Mesir. Ekspor dari Leviathan sempat terhenti selama 12 hari akibat perang Israel–Iran pada Juni lalu, namun kini telah kembali berjalan. Menurut CEO NewMed, Yossi Abu, pasokan ini “jauh lebih baik” dibandingkan alternatif LNG karena biaya yang lebih rendah dan dapat menghemat miliaran dolar bagi perekonomian Mesir.
Mesir mengalami penurunan produksi gas sejak 2022, memaksanya meninggalkan ambisi menjadi pusat pasokan energi regional dan semakin bergantung pada impor dari Israel. Data Joint Organisations Data Initiative menunjukkan produksi gas Mesir pada Mei 2024 hanya mencapai 3,54 miliar meter kubik, turun lebih dari 42 persen dibanding Maret 2021.
Kesepakatan energi ini disorot karena terjadi di tengah perang yang disebut Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi sebagai “genosida sistematis” terhadap warga Gaza. Lebih dari 60.000 warga Palestina dilaporkan terbunuh, dan penduduk Gaza menghadapi kelaparan akibat blokade bantuan sejak 2 Maret.
Mesir menolak dugaan bahwa pihaknya ikut memperburuk situasi dengan menutup perbatasan Rafah, menegaskan bahwa sisi perbatasan Mesir tetap terbuka, namun akses di sisi Palestina dikendalikan dan diblokir oleh Israel.
Protes internasional menuntut Mesir “membuka Rafah” untuk memasukkan bantuan ke Gaza telah berlangsung di berbagai negara, mulai dari Swedia, Irlandia, Inggris, Spanyol, dan Finlandia, hingga Afrika Selatan, Libya, dan Turki. Sementara itu, data menunjukkan perdagangan Israel–Mesir justru meningkat tajam selama perang, dengan ekspor Mesir ke Israel pada 2024 tercatat dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya.
Sumber:
https://www.reuters.com/business/energy/israels-leviathan-signs-35-billion-natural-gas-supply-deal-with-egypt-2025-08-07/
https://qudsnen.co/israel-signs-35-billion-natural-gas-supply-seal-with-egypt-amid-gaza-genocide/






