Tasnim, seorang perawat sekaligus putri dari dokter Palestina Dr. Marwan Al-Hams yang diculik beberapa bulan lalu oleh pasukan khusus Israel, kembali menjadi korban penculikan. Ia ditangkap pada Kamis pagi (2/10) di tempat kerjanya, sebuah pusat layanan kesehatan di Khan Younis, Gaza selatan. Menurut sumber keluarga, pasukan khusus Israel menyerbu lokasi medis tempat Tasnim bertugas dan menculiknya.
Sebelumnya, pada 21 Juli lalu, pasukan khusus Israel menculik ayah Tasnim, Dr. Marwan Al-Hams, direktur rumah sakit lapangan di Jalur Gaza. Ia ditangkap saat mengunjungi rumah sakit lapangan yang berafiliasi dengan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) di Khan Younis.
Dalam serangan yang sama, saksi mata melaporkan pasukan Israel menembaki sekelompok warga sipil di sebuah kafe tepi pantai yang berseberangan dengan rumah sakit Palang Merah tersebut. Dua warga Palestina terbunuh, sementara seorang sopir ambulans terluka.
Kasus Tasnim dan Dr. Marwan menambah daftar panjang tenaga kesehatan Palestina yang ditahan Israel. Menurut organisasi Healthcare Workers Watch (HWW), hingga Juli 2024, ada 28 dokter Gaza yang ditahan di penjara Israel, termasuk delapan konsultan senior di bidang bedah, ortopedi, perawatan intensif, kardiologi, dan pediatri. Sebanyak 21 di antaranya sudah mendekam lebih dari 400 hari tanpa dakwaan.
Data WHO menyebutkan Israel telah menculik dan menahan lebih dari 300 tenaga kesehatan sejak genosida dimulai pada Oktober 2023. Namun HWW memperkirakan jumlahnya lebih tinggi, yakni lebih dari 400 orang.
Direktur HWW, Muath Alser, menegaskan bahwa sebagian besar tenaga kesehatan ditangkap di tempat kerja mereka, ditahan berbulan-bulan tanpa komunikasi, bahkan ditolak hak atas perawatan medis ketika sakit. Mereka juga menghadapi kondisi penahanan yang sangat buruk.
“Kami mendesak orang-orang yang memiliki kekuasaan untuk menekan Israel agar membebaskan para tenaga kesehatan yang masih berada dalam penahanan ilegal,” ujar Alser.
Sumber:
Qudsnen