Israel terus memperketat cengkeramannya atas Al-Quds dan Tepi Barat. Di barat laut Al-Quds (Yerusalem), otoritas pendudukan Israel (IOA) memberlakukan aturan baru yang mewajibkan warga Al-Khalaila, Beit Iksa, dan Nabi Samuel unrtuk memiliki kartu magnetik dan izin khusus untuk keluar masuk desa mereka. Ketiga wilayah ini kini terisolasi oleh tembok pemisah, pos pemeriksaan, dan gerbang militer. Warga dilarang membangun rumah baru, dan setiap barang yang masuk harus melalui izin militer, menyebabkan pertumbuhan penduduk menurun tajam.
Pengamat menilai upaya ini merupakan bagian dari proyek “Greater Jerusalem”, yang bertujuan menjadikan puluhan desa Palestina terpecah menjadi kantong-kantong kecil sekaligus mempercepat rencana aneksasi Tepi Barat. Hal ini sejalan dengan pernyataan Menteri Keuangan sayap kanan Bezalel Smotrich, yang berencana mencaplok hingga 82% wilayah Tepi Barat.
IOA juga baru-baru ini menyetujui pembangunan ribuan unit permukiman baru, termasuk 3.401 unit di timur Al-Quds (Yerusalem), serta proyek di area E1 yang menghubungkan permukiman Ma’ale Adumim dengan Al-Quds (Yerusalem). Skema ini akan memutus keterhubungan wilayah Palestina antara Ramallah, Al-Quds ( Yerusalem), dan Bethlehem, menghalangi kemungkinan berdirinya negara Palestina merdeka.
Pada saat yang sama, di jantung kota Al-Quds (Yerusalem), puluhan pemukim ekstremis Yahudi dengan kawalan polisi kembali menodai Masjid Al-Aqsa. Mereka masuk melalui Gerbang Maghariba, berkeliling di pelataran masjid, bahkan melakukan ibadah Talmudik provokatif sembari mendengarkan ceramah rabbi tentang klaim “Gunung Bait Suci”.
Sementara itu, polisi Israel memperketat akses bagi jemaah Muslim, membatasi pergerakan di gerbang-gerbang Al-Aqsa dan mencegah banyak dari mereka memasuki situs suci tersebut.
Strategi mengisolasi desa-desa Palestina dan intensifikasi penodaan Al-Aqsa menunjukkan bahwa Israel tidak hanya berupaya menguasai tanah secara fisik melalui aneksasi dan permukiman ilegal, tetapi juga berusaha menguasai simbol keagamaan dan identitas Palestina di Al-Quds (Yerusalem).
Sumber:
Palinfo