• Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic
Kamis, Oktober 2, 2025
No Result
View All Result
Donasi Sekarang
Adara Relief International
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
No Result
View All Result
Adara Relief International
No Result
View All Result
Home Artikel Sorotan

Hari Pemuda Sedunia dan Impian Mereka yang Terkubur di Reruntuhan Gaza

by Adara Relief International
Agustus 14, 2025
in Sorotan
Reading Time: 7 mins read
0 0
0
Petinju perempuan Palestina berlatih di pantai Gaza"

Potret petinju perempuan yang berlatih di tepian pantai Gaza (Reuters)

51
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on Telegram

Tanggal 12 Agustus diperingati sebagai Hari Pemuda Internasional setiap tahunnya. Gagasan untuk Hari Pemuda Internasional pertama kali diusulkan pada 1991 oleh para pemuda yang berkumpul di Wina, Austria, untuk sesi pertama Forum Pemuda Dunia Sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pada 1998, Majelis Umum PBB menetapkan resolusi yang secara resmi menjadikan 12 Agustus sebagai Hari Pemuda Internasional. Tujuannya adalah meningkatkan perhatian masyarakat global terhadap isu-isu pemuda sekaligus merayakan peran dan potensi mereka dalam pembangunan masyarakat.

Dalam mendefinisikan pemuda, ada beberapa versi cakupan usia, baik berdasarkan definisi PBB maupun dari undang-undang yang berlaku di Indonesia. PBB mendefinisikan pemuda sebagai periode transisi dari masa kanak-kanak yang umumnya penuh ketergantungan menuju masa dewasa yang mandiri. PBB menetapkan bahwa kisaran usia pemuda adalah antara 15 hingga 24 tahun untuk tujuan statistik, meski cakupan usia tersebut tidak selalu sama dengan negara lainnya. Di Indonesia sendiri, Undang-Undang No.40 tahun 2009 pasal 1 menyebutkan bahwa pemuda merupakan warga negara Indonesia yang berusia 16 hingga 30 tahun. Meski terdapat perbedaan yang dipengaruhi oleh aspek sosial dan budaya masing-masing, tulisan ini akan lebih berfokus pada definisi pemuda yang dikemukakan oleh PBB.

Tahun ini, tema Hari Pemuda Internasional adalah “Local Youth Actions for the SDGs and Beyond”. Tema ini menyoroti peran pemuda dalam menerjemahkan tujuan global dalam pembangunan global sembari menyelaraskannya dengan kebutuhan masyarakat. Pemuda disebut sebagai generasi yang memiliki kreativitas, wawasan, dan ikatan dalam komunitas yang dapat membantu menjembatani kesenjangan antara kebijakan dan praktik yang berlaku dalam masyarakat. Tak terkecuali di Palestina, para pemuda juga memegang peran penting sebagai penerus generasi yang diharapkan akan membebaskan tanah air mereka dari penjajahan. Namun, kini para pemuda Palestina menghadapi banyak sekali tantangan, terutama di tengah genosida Gaza yang yang telah berlangsung selama hampir dua tahun.

Suara pemuda Palestina: ancaman bagi Israel yang dibungkam paksa

Jurnalis Gaza Hossam Shabat yang terbunuh akibat serangan Israel (Al Jazeera)

Baru-baru ini dunia digemparkan dengan serangan Israel yang menargetkan tenda jurnalis di Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza. Serangan yang dilancarkan pada Ahad malam (10/07) menghabisi nyawa jurnalis Al-Jazeera, Anas al-Sharif. Ia merupakan jurnalis berusia 28 tahun yang wajahnya dikenal luas karena terus melaporkan realitas yang terjadi di Gaza selama 22 bulan genosida. Ayah dua anak ini lahir di Kamp Pengungsi Jabalia dan lulus dari Fakultas Media Universitas Al-Aqsa sebelum berkarir sebagai jurnalis di tanah airnya sendiri.

Anas merupakan simbol dari suara kebenaran yang dibungkam oleh Israel. Usianya memang bukan lagi pemuda jika merujuk pada definisi PBB, namun ia lebih dari pantas untuk menjadi panutan bagi para pemuda dunia atas dedikasi dan prinsipnya yang teguh. Bersama Anas, empat jurnalis lainnya juga syahid di lokasi yang sama, yaitu Muhammad Qreiqa (33), juru kamera Ibrahim Zaher (25), juru kamera Mohammed Noufal (29), dan juru kamera Moamen Aliwa (23).

Dengan gugurnya Anas dan kru Al-Jazeera yang saat itu sedang berada di tenda, jumlah jurnalis yang gugur di Gaza sejak 7 Oktober 2023 meningkat menjadi 270 orang. Menurut proyek Costs of War Brown University, jumlah ini melebihi gabungan total jurnalis yang gugur dalam Perang Saudara AS, Perang Dunia I dan II, Perang Korea, Perang Vietnam, perang di bekas Yugoslavia dan perang pasca-9/11 di Afghanistan.

Di antara jurnalis yang menjadi syuhada bersama dengan Anas, Moamen Aliwa adalah yang termuda, sekaligus satu-satunya pemuda jika merujuk pada kisaran usia yang ditetapkan PBB. Meski tidak banyak catatan yang menyebutkan profil Moamen Aliwa, dari posisinya sebagai juru kamera, dapat diketahui bahwa ia adalah pahlawan di balik layar yang membuat dunia dapat menyaksikan kebenaran yang terjadi di Gaza. Moamen Aliwa, Anas al-Sharif, Muhammad Qreiqa, dan yang lainnya bukanlah kasus pertama Israel menargetkan para jurnalis, terutama yang masih berusia muda dan produktif.

Tahun ini, tepatnya pada Maret 2025, dunia juga berduka atas kepergian Hossam Shabat, yang juga merupakan jurnalis Al-Jazeera seperti Anas al-Sharif dan teman-temannya. Pada 24 Maret 2025, saksi mata melaporkan bahwa tentara Israel menargetkan mobil Hossam di bagian timur Beit Lahiya, hingga merenggut nyawanya seketika. Usianya masih 23 tahun–usia muda yang penuh dengan semangat dan masa depan yang terbentang, yang sayangnya direnggut seketika oleh tembakan Israel.

Keluarga Hossam menyebutnya sebagai pahlawan. Ia adalah pemuda yang rela meninggalkan keluarganya demi menyuarakan kebenaran kepada dunia. Ketika keluarganya mengungsi ke selatan, Hossam bertekad bahwa ia akan tetap tinggal di utara.

Mahmoud Shabat, kakak laki-laki Hossam mengatakan, “Hossam ingin menyampaikan seluruh kebenaran. Dia ingin mengirimkannya ke dunia,” Menurut Mahmoud, Hossam selalu menegaskan bahwa ia akan terus meliput. “Ini akan terus berlanjut bahkan jika harganya adalah kematian.” Hossam beranggapan bahwa tanpa dokumentasi, pembantaian yang terjadi hanya akan dianggap angin lalu.

Ketika gencatan senjata diumumkan pada Januari, ibu Hossam, Amal Shabat, mengatakan bahwa ia hanya bisa bertemu sebentar dengan putranya karena Hossam menolak untuk meninggalkan pekerjaannya. Di mana ada kehancuran, di mana ada kematian, Hossam akan menuju ke sana. Untuk menenangkan ibunya, Hossam berkata, “Ibu, semua hal telah tertulis, bahkan jika aku di rumah, atau jika ibu menyembunyikanku di dalam dekapan, mereka akan tetap membunuhku. Aku adalah seorang syahid, aku tahu itu,”

Baca Juga

Educide: Perampasan Hak Anak-Anak Palestina untuk Menempuh Pendidikan Melalui Genosida dan Yahudisasi

Energi sebagai Instrumen Kolonialisme Israel dalam Penjarahan Gas Palestina dan Diplomasi Global

Sama seperti yang dilakukan oleh Anas al-Sharif, Hossam Shabat juga menulis pesan dan wasiat terakhir yang dipublikasikan sesaat setelah berita wafatnya tersebar. Dalam postingan di X, isi wasiat Hossam disampaikan:

“Jika Anda membaca ini, itu berarti saya telah terbunuh – kemungkinan besar ditargetkan – oleh pasukan pendudukan Israel.”

“Saya mendokumentasikan kengerian di Gaza utara menit demi menit, bertekad untuk menunjukkan kepada dunia kebenaran yang mereka coba kubur. Saya tidur di trotoar, di sekolah, di tenda-mana saja saya bisa. Setiap hari adalah pertempuran untuk bertahan hidup. Saya menderita kelaparan selama berbulan-bulan, namun saya tidak pernah pergi dari sisi penduduk Gaza.”

“Saya berpesan kepada Anda sekarang: jangan berhenti berbicara tentang Gaza. Jangan biarkan dunia berpaling. Teruslah berjuang, teruslah menceritakan kisah kami – sampai Palestina merdeka.”

Pemuda Gaza dan potensi yang dipadamkan sebelum merekah

Malak Mesleh bersama para petinju perempuan Palestina (Le Monde)

Sepekan sebelum wafatnya Anas al-Sharif, dunia olah raga juga baru saja dirundung duka atas terbunuhnya pemain sepak bola asal Gaza, Suleiman al-Obied. Ia diberi julukan “Pele Palestina” atas prestasinya mencetak gol di lapangan rumput. Ia gugur secara tragis ketika quadcopter Israel menargetkannya saat sedang mengumpulkan bantuan untuk keluarganya di Rafah, Gaza selatan.

Suleiman meninggal pada usia 41 tahun. Meski sudah tak terhitung muda lagi, Mohammad Abu Aita, mantan pemain nasional Palestina dan pelatih saat ini mengenangnya sebagai sosok “bersemangat indah dan panutan bagi atlet muda.” Suleiman, dengan segala prestasinya, memilih mengabdikan diri melatih pemain-pemain muda di Gaza demi memberi mereka peluang keluar dari kemiskinan.

Di waktu-waktu terakhirnya, ia menolak untuk mengajak putranya, Naseem (17), mengumpulkan bantuan bersamanya. Ia mengetahui bahwa pusat distribusi adalah lokasi berbahaya, dan ia tidak ingin putranya yang masih muda menjadi korban.
Menurut Suzanne Shalabi, Wakil Presiden Asosiasi Sepak Bola Palestina, sebanyak 786 atlet dari berbagai cabang olahraga telah gugur sejak 7 Oktober 2023, mayoritas dari Gaza. Lebih dari separuhnya — 437 orang — adalah pemain sepak bola.

Beberapa bulan sebelumnya, Israel juga menargetkan salah satu atlet tinju Palestina, Malak Mesleh. Usianya masih 20 tahun saat Israel menghabisi nyawanya dalam serangan di Kafe al-Baqa pada 30 Juni 2025. Bangunan dua lantai yang terletak di pinggir laut Kota Gaza tersebut merupakan tempat berlindung bagi banyak orang di Gaza, namun mirisnya tempat perlindungan itu justru menjadi tempat ia dibunuh.

Malak merupakan bintang yang dimiliki Gaza. Sejak usianya 15 tahun, ia telah berlatih tinju, olahraga yang umumnya identik dengan laki-laki. Bahkan ketika Covid-19 melanda seluruh dunia, Malak tetap berlatih di pantai Gaza. Dengan masker di wajah mungilnya, potret Malak yang berlatih tinju di pantai Gaza bersama sejumlah atlet perempuan lainnya tersebar di media.

Dengan energi dan semangat yang begitu tinggi, saat itu ia mengatakan bahwa meski tidak bisa lagi berlatih di dalam ruangan (karena covid), ia akan terus berlatih di ruangan terbuka dibanding harus meninggalkan latihan tinju sama sekali. “Kami memutuskan untuk meninggalkan klub karena itu adalah ruang tertutup, dan virus, jika ada, akan mudah menyebar,” katanya.

Malak Mesleh adalah anggota dari Al-Mashtal Boxing Club Gaza, kelompok tinju pertama khusus perempuan di Palestina. Ada 40 Empat puluh perempuan muda yang terdaftar dalam kelompok ini. Mereka menemukan komunitas, mutualitas, dan impian di bawah satu atap dalam kelompok tinju tersebut. Nahas, Al-Mashtal Boxing Club dihancurkan oleh serangan udara Israel pada musim panas 2024.

Genosida tidak pernah menghentikan Malak untuk terus bermimpi. Di usianya yang masih sangat muda, Malak tumbuh menjadi gadis yang penuh mimpi untuk mewakili Palestina di atas panggung tinju dunia. Namun, mimpinya terhenti seketika bersamaan dengan napas terakhirnya yang direnggut serangan Israel. Kepergian Malak merupakan gambaran dari potensi pemuda Gaza yang dipadamkan secara sengaja oleh genosida brutal Israel. Raganya telah tiada, namun nama dan kisahnya akan selalu diingat oleh dunia.

Pesan untuk dunia: akhiri genosida Gaza, hidupkan kembali impian pemuda

Petinju perempuan Palestina sedang berlatih di Gaza (Le Monde)

Kelompok pemuda yang berada di tengah-tengah antara anak-anak dan orang dewasa seringkali terlewatkan dalam statistik. Ini membuat angka resmi korban di kalangan pemuda menjadi tidak diketahui, terutama dalam kasus genosida Gaza yang merenggut banyak nyawa setiap detiknya. Namun, mereka ada. Mereka juga merupakan bagian dari masyarakat, bahkan dapat dikatakan memegang peran penting dalam keseimbangan dan kekuatan Gaza.

Para pemuda di Gaza harus menghadapi serangkaian tuntutan yang seharusnya belum diberikan kepada mereka. Mereka seringkali dianggap terlalu dewasa jika disandingkan dengan anak-anak, tetapi masih terlalu lugu jika dibandingkan dengan kompleksnya hidup orang dewasa. Dalam keadaan darurat, mereka tak jarang dipaksa untuk mengalah demi memberikan perhatian lebih kepada yang lebih kecil. Namun di sisi lain, keadaan seringkali memaksa mereka untuk mengambil tanggung jawab orang dewasa.

Menjadi pemuda di Gaza tidak akan pernah bisa disamakan dengan pemuda di belahan negara lainnya. Pemuda Gaza tidak mengenal romansa penuh dusta yang biasanya terjadi di kalangan remaja, sebab hidup mereka sudah disibukkan dengan pekerjaan dan tanggung jawab yang sangat banyak. Tidak ada permainan atau jalan-jalan hingga larut malam, sebab mereka lebih memilih menghidupkan impian dengan terus belajar meski di tengah keterbatasan.

Pada Hari Pemuda Sedunia tahun ini, para pemuda Gaza justru mengajarkan banyak hal kepada kita; tentang keteguhan, ketabahan, dan harapan. Jika tahun ini seluruh dunia memusatkan perhatian kepada mereka di tengah genosida, semoga tahun depan merekalah yang akan menjadi pusat perhatian dunia karena prestasi gemilang dan dedikasi mereka dalam mengakhiri penjajahan di Palestina.

Salsabila Safitri, S.Hum.

Penulis merupakan Relawan Departemen Penelitian dan Pengembangan Adara Relief International yang mengkaji tentang realita ekonomi, sosial, politik, dan hukum yang terjadi di Palestina, khususnya tentang anak dan perempuan. Ia merupakan lulusan sarjana jurusan Sastra Arab, FIB UI dan saat ini sedang menempuh pendidikan magister di program studi linguistik, FIB UI.

Sumber:
https://www.pcbs.gov.ps/post.aspx?lang=en&ItemID=5809
https://freedomflotilla.org/children-and-youth-in-gaza/#:~:text=Various%20human%20rights%20groups%20and%20international%20organisations,of%20which%20is%20increased%20stress%20and%20discontentment.
https://www.un.org/en/observances/youth-day/background
https://www.un.org/en/observances/youth-day
https://www.reuters.com/article/lifestyle/gazas-young-female-boxers-train-on-the-beach-amid-coronavirus-closures-idUSKBN22Y152/
https://johnwight1.medium.com/a-dream-crushed-the-tragic-story-of-young-palestinian-female-boxer-malak-mesleh-397d20fec618
https://www.newarab.com/news/nearly-800-palestinian-athletes-killed-israel-7-october
https://www.theguardian.com/world/2025/aug/11/i-risked-everything-remembering-six-media-workers-killed-by-israel-in-gaza
https://www.aljazeera.com/news/2025/3/24/al-jazeera-journalist-killed-in-israeli-strikes-in-northern-gaza
https://www.aljazeera.com/features/2025/3/25/on-a-journey-family-mourns-hossam-shabat-journalist-killed-by-israel
https://www.aljazeera.com/news/2025/8/11/here-are-the-names-of-the-journalists-israel-killed-in-gaza
https://palestine.actionaid.org/news/2024/palestinian-youth-lead-humanitarian-response-and-support-community-resilience-despite-war
https://www.middleeasteye.net/opinion/israels-genocide-gaza-war-demographics
https://www.middleeasteye.net/opinion/why-israel-wants-kill-palestinian-children-gaza
https://www.npr.org/2023/10/19/1206479861/israel-gaza-hamas-children-population-war-palestinians
https://english.wafa.ps/Pages/Details/130398
https://www.aljazeera.com/features/2025/8/11/israel-kills-anasal-sharif-and-four-al-jazeera-in-gaza-what-to-know
https://www.middleeasteye.net/news/suleiman-obeid-palestinian-pele-killed-by-israel

ShareTweetSendShare
Previous Post

Israel Perketat Pembatasan terhadap Pengacara Tawanan Palestina

Next Post

Adara Palestine Situation Report 52

Adara Relief International

Related Posts

Sekolah Dar Al-Arqam di Gaza yang telah dihancurkan Israel pada April 2025 (Al Jazeera)
Sorotan

Educide: Perampasan Hak Anak-Anak Palestina untuk Menempuh Pendidikan Melalui Genosida dan Yahudisasi

by Adara Relief International
September 28, 2025
0
25

Pada awal bulan September, tahun ajaran baru dimulai di Palestina, namun dengan suasana yang berbeda dari biasanya. Tak seperti anak-anak...

Read moreDetails
Energi sebagai Instrumen Kolonialisme Israel dalam Penjarahan Gas Palestina dan Diplomasi Global

Energi sebagai Instrumen Kolonialisme Israel dalam Penjarahan Gas Palestina dan Diplomasi Global

September 22, 2025
48
Zionisme: Sistem Raksasa yang Mengelola Rangkaian Kehancuran dan Penderitaan di Tanah Palestina

Zionisme: Sistem Raksasa yang Mengelola Rangkaian Kehancuran dan Penderitaan di Tanah Palestina

September 1, 2025
82
Belajar Palestina Lewat Kuis Kemerdekaan 17 Agustus 2025

Belajar Palestina Lewat Kuis Kemerdekaan 17 Agustus 2025

Agustus 28, 2025
83
56 Tahun Pembakaran Mimbar Masjid Al-Aqsa: Apinya Telah Padam, Namun Panasnya Masih Terasa Hingga Masa Kini

56 Tahun Pembakaran Mimbar Masjid Al-Aqsa: Apinya Telah Padam, Namun Panasnya Masih Terasa Hingga Masa Kini

Agustus 27, 2025
29
Kasih Ibu di Gaza Sepanjang Masa, Meski Tanpa Air Susu untuk Buah Hati Mereka

Kasih Ibu di Gaza Sepanjang Masa, Meski Tanpa Air Susu untuk Buah Hati Mereka

Agustus 6, 2025
59
Next Post
Adara Palestine Situation Report 52

Adara Palestine Situation Report 52

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TRENDING PEKAN INI

  • Mimpi Kecil yang Sirna di Langit Gaza

    Mimpi Kecil yang Sirna di Langit Gaza

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 79 Tahun Kemerdekaan Indonesia: Peran Palestina dalam Kemerdekaan Indonesia dan Ikatan Persaudaraan yang Tak Lekang Oleh Masa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kapal Indonesia dalam Global Sumud Flotilla Telah Berlayar Menuju Gaza

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Adara Palestine Situation Report 59

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 16 Negara Menuntut Keselamatan bagi Armada Global Sumud Flotilla

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Currently Playing

Edcoustic - Mengetuk Cinta Ilahi

Edcoustic - Mengetuk Cinta Ilahi

00:04:42

Sahabat Palestinaku | Lagu Palestina Anak-Anak

00:02:11

Masjidku | Lagu Palestina Anak-Anak

00:03:32

Palestinaku Sayang | Lagu Palestina Anak-Anak

00:03:59

Perjalanan Delegasi Indonesia—Global March to Gaza 2025

00:03:07

Company Profile Adara Relief International

00:03:31

Qurbanmu telah sampai di Pengungsian Palestina!

00:02:21

Bagi-Bagi Qurban Untuk Pedalaman Indonesia

00:04:17

Pasang Wallpaper untuk Tanamkan Semangat Kepedulian Al-Aqsa | Landing Page Satu Rumah Satu Aqsa

00:01:16

FROM THE SHADOW OF NAKBA: BREAKING THE SILENCE, END THE ONGOING GENOCIDE

00:02:18

Mari Hidupkan Semangat Perjuangan untuk Al-Aqsa di Rumah Kita | Satu Rumah Satu Aqsa

00:02:23

Palestine Festival

00:03:56

Adara Desak Pemerintah Indonesia Kirim Pasukan Perdamaian ke Gaza

00:07:09

Gerai Adara Merchandise Palestina Cantik #lokalpride

00:01:06
  • Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic

© 2024 Yayasan Adara Relief Internasional Alamat: Jl. Moh. Kahfi 1, RT.6/RW.1, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Jakarta 12630

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
Donasi Sekarang

© 2024 Yayasan Adara Relief Internasional Alamat: Jl. Moh. Kahfi 1, RT.6/RW.1, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Jakarta 12630