• Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic
Selasa, November 4, 2025
No Result
View All Result
Donasi Sekarang
Adara Relief International
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
No Result
View All Result
Adara Relief International
No Result
View All Result
Home Berita Kemanusiaan

Hanya karena Orang Palestina, Perempuan Ini Ditolak untuk Naik Pesawat

by Adara Relief International
Juli 20, 2023
in Berita Kemanusiaan, Perempuan
Reading Time: 3 mins read
0 0
0
Hanya karena Orang Palestina, Perempuan Ini Ditolak untuk Naik Pesawat
23
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on Telegram

Noor Fawaz, seorang perempuan keturunan Palestina-Amerika mengatakan dia ditolak naik penerbangan El Al dari AS ke Israel karena dia dianggap sebagai “ancaman keamanan”.

Baca Juga

Hari Kota Sedunia: Gaza, Kota Tertua yang Kini Berjuang untuk Bertahan Hidup

Genosida Israel di Gaza: Lebih dari 68 Ribu Terbunuh dan Tiga Juta Tahun Kehidupan Hilang

Dalam sebuah video yang diposting di Twitter, Noor mengatakan bahwa ketika dia pergi untuk menurunkan barang bawaannya saat check-in, dia diberitahu : “karena saya orang Palestina dan saya terbang ke ‘Israel’, saya tidak diizinkan membawa laptop, pengisi daya, bahkan pengisi daya portabel saya di pesawat. Hal tersebut disebabkan mereka khawatir seseorang telah mengemasi tas saya.” “Mereka menyuruh saya mengeluarkannya dan memasukkannya ke dalam box [check in].”

Dia menambahkan: “‘Penanggung jawab’ memberitahu saya bahwa saya tidak diizinkan membawa barang bawaan apa pun di pesawat, bahkan ransel saya pun tidak boleh.”  Ini terlepas dari fakta bahwa tiket Noor dengan jelas menunjukkan bahwa dia diizinkan membawa barang bawaan di pesawat.

Noor melanjutkan : “Saya langsung bertanya, ‘Kenapa?  Apakah karena [karena] saya orang Palestina?’ Tanpa ragu dia berkata, ‘Ya, dan Anda akan pergi ke tempat-tempat seperti Ramallah,'” katanya di Twitter. 

Noor mengatakan, tasnya kemudian ditandai dengan stiker kuning dan dia harus melewati pemeriksaan ekstra sebelum penerbangan.  Ini termasuk pemeriksaan dari ujung kepala sampai ujung kaki dan harus melepas beberapa potong pakaian, termasuk kaus kakinya.  Staf El Al juga mulai menghapus gambar dari ponselnya setelah mereka melihat dia mendokumentasikan apa yang ia alami, jelas Noor.

Tak hanya itu, Noor kemudian diberitahu bahwa laptopnya telah dikeluarkan dari tasnya dan akan dikirim secara terpisah karena ada “peringatan” yang menurut dia [staf El Al] tas tersebut “berisi bahan peledak.”

Setelah memenuhi tuntutan mereka, Noor mengatakan bahwa bahwa dia juga sempat ditolak untuk naik karena ada “peringatan bahwa sepatunya mengandung bahan peledak.”

Noor akhirnya ditempatkan di penerbangan United Airlines dan dapat membawa tas jinjingnya, termasuk laptopnya, ke dalam pesawat, tetapi sebelumnya tetap harus melalui pemeriksaan keamanan tambahan.  “Saat ini, saya telah melalui total LIMA pemeriksaan keamanan dalam rentang waktu 7 jam,” jelasnya.

Setibanya di Tel Aviv, Noor dibawa ke Kontrol Perbatasan, paspornya diambil dan dia disuruh menunggu.  “Setelah 2 jam menunggu, seorang petugas memanggil nama saya dan saya dibawa ke kantor.” Noor kemudian ditanyai “pertanyaan umum” termasuk detail tentang keluarganya dan mengapa dia berkunjung.  Setelah pemeriksaan, dia akhirnya diberi visa dan diizinkan meninggalkan bandara.

Di rumah keluarganya, ketika membuka kopernya, Noor menemukan bahwa “barang-barang saya benar-benar berantakan. Tampaknya mereka memeriksa setiap barang lalu memasukkan semuanya kembali ke dalam.” Lelah dengan cobaan itu, Noor berkata: “Saya diperlakukan seperti penjahat yang berkeliaran… Saya begitu dikuasai oleh stres dan kelelahan, sejujurnya saya merasa seperti akan pingsan berkali-kali.

Pada akhirnya, dia menambahkan: “Saya orang Palestina dan Anda tidak akan pernah menghancurkan jiwa saya … Saya mampir ke kompleks Al Aqsa tadi malam untuk mengingatkan diri sendiri bahwa itu selalu berharga. Sementara itu, pihak El Al belum membalas permintaan MEMO untuk berkomentar.

Kasus Noor datang ketika Israel menawarkan untuk bergabung dengan Program Pengabaian Visa AS (VWP). Itu merupakan sebuah upaya yang bergantung pada uji coba selama sebulan yang baru akan dimulai. Otoritas Israel akan menawarkan izin masuk tanpa batas kepada warga AS asal Palestina yang merupakan penduduk Tepi Barat, sumber diplomatik mengatakan.

VWP berarti warganya tidak perlu mendapatkan visa sebelum melakukan perjalanan ke Amerika Serikat.  Tel Aviv tidak dapat bergabung karena ketentuan VWP berarti harus memperlakukan semua warga negara AS secara setara. Namun, saat ini warga Palestina-Amerika secara teratur ditargetkan untuk pemeriksaan tambahan dan didiskriminasi saat mereka melakukan perjalanan ke bandara Tel Aviv.

Sumber:

https://www.#

***

Kunjungi situs resmi Adara Relief International

Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.

Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini

Baca juga artikel terbaru, klik di sini

Tags: PalestinaPerempuanUpdate Palestina
ShareTweetSendShare
Previous Post

Sering Jadi Sasaran Serangan Israel, Petugas Medis Palestina Tuntut Perlindungan PBB

Next Post

Israel Tewaskan Pelajar Palestina yang Baru Saja Merayakan Kelulusan Sekolah

Adara Relief International

Related Posts

Hari Kota Sedunia: Gaza, Kota Tertua yang Kini Berjuang untuk Bertahan Hidup
Berita Kemanusiaan

Hari Kota Sedunia: Gaza, Kota Tertua yang Kini Berjuang untuk Bertahan Hidup

by Adara Relief International
November 3, 2025
0
13

Ketika Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingati World Cities Day 2025 pada Jumat (31/10) dengan tema “Human-centered smart cities”, kota-kota di Jalur Gaza...

Read moreDetails
Genosida Israel di Gaza: Lebih dari 68 Ribu Terbunuh dan Tiga Juta Tahun Kehidupan Hilang

Genosida Israel di Gaza: Lebih dari 68 Ribu Terbunuh dan Tiga Juta Tahun Kehidupan Hilang

November 3, 2025
14
Pertahanan Sipil Gaza: Keluarga-Keluarga Pengungsi Menghadapi Kondisi Musim Dingin yang Keras

Pertahanan Sipil Gaza: Keluarga-Keluarga Pengungsi Menghadapi Kondisi Musim Dingin yang Keras

November 3, 2025
14
Pemukim Yahudi berdebat dengan petani Palestina yang sedang memanen zaitun dan aktivis yang mendukung mereka dan mencoba menghentikan sekelompok orang yang memetik zaitun di Ramallah, Tepi Barat pada 29 Oktober 2025.

Musim Panen Zaitun 2025 di Tepi Barat Jadi yang Paling Mematikan dalam Lima Tahun Terakhir

November 3, 2025
14
Masyarakat berduka atas tewasnya jurnalis Palestina Ahmed Abu Mutair dalam serangan Israel di Rumah Sakit Syuhada Al Aqsa di Deir al Balah, Gaza, pada 20 Oktober 2025. [Abdalhkem Abu Riash – Anadolu Agency]

PBB: Gaza Jadi Tempat Paling Mematikan di Dunia bagi Jurnalis

November 3, 2025
13
Tim Palang Merah mengantarkan jenazah 30 warga Palestina, yang ditahan oleh pasukan Israel dari berbagai wilayah Gaza selama perang dan diserahkan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata, ke Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis, Gaza, pada 30 Oktober 2025. [Abdallah Fs Alattar – Anadolu Agency]

Bukti Medis Ungkap Penyiksaan dan Eksekusi terhadap Jenazah Warga Palestina

November 3, 2025
15
Next Post
Israel Tewaskan Pelajar Palestina yang Baru Saja Merayakan Kelulusan Sekolah

Israel Tewaskan Pelajar Palestina yang Baru Saja Merayakan Kelulusan Sekolah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TRENDING PEKAN INI

  • Seorang perempuan menangis di samping jasad anak-anak yang menjadi korban serangan Israel (MEE)

    Perang Psikologis di Gaza dan Siklus Duka yang Tidak Pernah Menemukan Akhir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 1,5 Juta Warga Palestina Kehilangan Tempat Tinggal, 60 Juta Ton Puing Menutupi Gaza

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perjuangan Anak-Anak Palestina di Tengah Penjajahan: Mulia dengan Al-Qur’an, Terhormat dengan Ilmu Pengetahuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gencatan Senjata, Momen untuk Membangun Kembali Harapan Anak Yatim Gaza di Tengah Luka yang Terkoyak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Eskalasi dan Agresi; Dalih Israel untuk Mengambil Alih Kendali Masjid Al-Aqsa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Currently Playing

Edcoustic - Mengetuk Cinta Ilahi

Edcoustic - Mengetuk Cinta Ilahi

00:04:42

Sahabat Palestinaku | Lagu Palestina Anak-Anak

00:02:11

Masjidku | Lagu Palestina Anak-Anak

00:03:32

Palestinaku Sayang | Lagu Palestina Anak-Anak

00:03:59

Perjalanan Delegasi Indonesia—Global March to Gaza 2025

00:03:07

Company Profile Adara Relief International

00:03:31

Qurbanmu telah sampai di Pengungsian Palestina!

00:02:21

Bagi-Bagi Qurban Untuk Pedalaman Indonesia

00:04:17

Pasang Wallpaper untuk Tanamkan Semangat Kepedulian Al-Aqsa | Landing Page Satu Rumah Satu Aqsa

00:01:16

FROM THE SHADOW OF NAKBA: BREAKING THE SILENCE, END THE ONGOING GENOCIDE

00:02:18

Mari Hidupkan Semangat Perjuangan untuk Al-Aqsa di Rumah Kita | Satu Rumah Satu Aqsa

00:02:23

Palestine Festival

00:03:56

Adara Desak Pemerintah Indonesia Kirim Pasukan Perdamaian ke Gaza

00:07:09

Gerai Adara Merchandise Palestina Cantik #lokalpride

00:01:06
  • Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic

© 2024 Yayasan Adara Relief Internasional Alamat: Jl. Moh. Kahfi 1, RT.6/RW.1, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Jakarta 12630

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
Donasi Sekarang

© 2024 Yayasan Adara Relief Internasional Alamat: Jl. Moh. Kahfi 1, RT.6/RW.1, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Jakarta 12630