• Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic
Kamis, Oktober 23, 2025
No Result
View All Result
Donasi Sekarang
Adara Relief International
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
No Result
View All Result
Adara Relief International
No Result
View All Result
Home Berita Kemanusiaan

Garis “Kuning” Gencatan Senjata di Gaza: Batas Tak Kasatmata yang Menjadi Garis Kematian

by Adara Relief International
Oktober 22, 2025
in Berita Kemanusiaan
Reading Time: 2 mins read
0 0
0
Garis “Kuning” Gencatan Senjata di Gaza: Batas Tak Kasatmata yang Menjadi Garis Kematian
15
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on Telegram

Sejak gencatan senjata mulai berlaku pada awal Oktober, pasukan Israel telah membunuh puluhan warga sipil Palestina, dengan alasan bahwa mereka “mendekati garis kuning” yaitu batas demarkasi gencatan senjata yang ditetapkan oleh Israel.

Namun, warga Gaza mengaku tidak mengetahui secara pasti di mana letak garis tersebut, karena tidak ada tanda batas yang jelas di lapangan. “Kami melihat peta, tetapi tidak ada penanda di tanah. Kami tidak tahu di mana seharusnya garis itu berada,” kata Ahmed Ashour, warga lingkungan Tuffah, Kota Gaza, kepada QNN.

Pada 10 Oktober, Israel menyelesaikan fase pertama penarikan pasukan di bawah kesepakatan gencatan senjata, mundur hingga “garis kuning” yaitu garis demarkasi nonfisik yang memisahkan wilayah yang masih diduduki pasukan Israel dari area lain di Jalur Gaza. Meski begitu, Israel tetap menguasai sekitar 50% wilayah Gaza.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menegaskan bahwa siapa pun yang berada di luar garis tersebut “akan menjadi target tanpa peringatan.”

Menurut peta resmi yang diajukan dalam rencana gencatan senjata yang diturunkan ke dalam 20 poin oleh Presiden AS Donald Trump, garis kuning membentang dari selatan Gaza utara hingga ke pinggiran Rafah di bagian selatan.

Baca Juga

Pemukim Ilegal Israel Lakukan 158 Serangan terhadap Petani Palestina Sejak Musim Panen Zaitun Dimulai

Hancurkan 90% Aset Pertanian Gaza, Israel Rugikan Ribuan Petani di Tepi Barat

Pasukan Israel tetap bertahan di sejumlah wilayah, termasuk Shejaiya, Tuffah, Zeitoun, Beit Hanoun, Beit Lahiya, dan Rafah, serta sepanjang pesisir Gaza. Tentara Israel akan menembak langsung siapa pun yang mendekati garis kuning, bahkan tanpa peringatan terlebih dahulu.

Banyak warga yang mencoba kembali ke rumah mereka yang hancur justru diserang di dekat garis tersebut.

Militer Israel mengklaim tengah memasang blok beton berwarna kuning setinggi 3,5 meter setiap 200 meter untuk menandai batas imajiner itu yaitu garis yang kini secara harfiah menjadi pemisah antara hidup dan mati.

Pada Jumat lalu, pelanggaran paling mematikan terhadap gencatan senjata terjadi ketika sebuah tank Israel menembakkan peluru ke kendaraan sipil yang membawa keluarga Abu Shaaban di lingkungan Zeitoun, Kota Gaza.
Menurut laporan Pertahanan Sipil Gaza, tujuh anak dan tiga perempuan terbunuh saat keluarga itu mencoba pulang untuk memeriksa rumah mereka — tanpa sadar melintasi garis kuning.

“Apa yang terjadi menunjukkan bahwa penjajah masih haus darah dan terus melakukan kejahatan terhadap warga sipil tak bersalah,” kata juru bicara Pertahanan Sipil, Mahmoud Basal.

Sejak gencatan senjata diberlakukan, Israel telah melanggar perjanjian sedikitnya 80 kali, membunuh 97 orang dan melukai 230 lainnya, menurut Kantor Media Pemerintah Gaza.
Pelanggaran itu mencakup penembakan langsung terhadap warga sipil, pengeboman disengaja, dan penangkapan, yang menunjukkan bahwa agresi Israel terus berlanjut meski perang dinyatakan berakhir.

Ashour menambahkan, “Kami hidup dalam ketakutan dan kebingungan. Bahkan rumah kami tidak lagi aman. Satu garis tak terlihat kini memisahkan kehidupan dan kematian.”

Akademisi Universitas Al-Aqsa, Rania A., mengatakan bahwa hidup rakyat Palestina terus diatur oleh garis-garis buatan Israel, bahkan di tanah air mereka sendiri. “Komunitas internasional dan para pemimpin dunia turut melegitimasi keberadaan garis-garis ini, yang sesungguhnya merupakan alat Israel untuk memperluas pendudukan dan melakukan pembersihan etnis sejak 1948,” ujarnya.

Sejak berdirinya, Israel telah menciptakan berbagai “garis batas” yang tidak pernah benar-benar menjadi perbatasan resmi, antara lain:

  • Garis Hijau (Green Line): ditetapkan pada 1949 sebagai garis gencatan senjata antara Israel dan sisa wilayah Palestina setelah perang 1948.
  • Garis Biru (Blue Line): ditetapkan PBB pada 2000 untuk menegaskan penarikan Israel dari Lebanon selatan, namun bukan batas resmi negara.

Kini, “garis kuning” menjadi simbol baru penjajahan, batas tak kasatmata yang memisahkan antara kemerdekaan yang dijanjikan dan kematian yang nyata.

Sumber: Qudsnen

 

ShareTweetSendShare
Previous Post

135 Jenazah Warga Gaza Dikembalikan dari Israel dalam Kondisi Tanda Penyiksaan dan Mutilasi

Next Post

Gencatan Senjata, Momen untuk Membangun Kembali Harapan Anak Yatim Gaza di Tengah Luka yang Terkoyak

Adara Relief International

Related Posts

135 Jenazah Warga Gaza Dikembalikan dari Israel dalam Kondisi Tanda Penyiksaan dan Mutilasi
Berita Kemanusiaan

135 Jenazah Warga Gaza Dikembalikan dari Israel dalam Kondisi Tanda Penyiksaan dan Mutilasi

by Adara Relief International
Oktober 22, 2025
0
13

Sedikitnya 135 jenazah warga Palestina dikembalikan dari Israel ke Jalur Gaza dalam kondisi mengenaskan dengan tanda-tanda penyiksaan dan mutilasi, sebagaimana...

Read moreDetails
Tentara Israel Tutup Lembaga Amal Palestina untuk Anak Yatim di Hebron

Tentara Israel Tutup Lembaga Amal Palestina untuk Anak Yatim di Hebron

Oktober 22, 2025
13
Pemukim Ilegal Israel Lakukan 158 Serangan terhadap Petani Palestina Sejak Musim Panen Zaitun Dimulai

Pemukim Ilegal Israel Lakukan 158 Serangan terhadap Petani Palestina Sejak Musim Panen Zaitun Dimulai

Oktober 22, 2025
20
Hancurkan 90% Aset Pertanian Gaza, Israel Rugikan Ribuan Petani di Tepi Barat

Hancurkan 90% Aset Pertanian Gaza, Israel Rugikan Ribuan Petani di Tepi Barat

Oktober 22, 2025
14
Pasukan Israel menembak mati Dr. Mu'ath Abu Rukba, veteran terakhir yang tersisa di Gaza utara [Screengrab/X]

Dokter Hewan Terakhir di Gaza Utara Dibunuh oleh Pasukan Israel Saat Gencatan Senjata

Oktober 21, 2025
21
Israel memulai serangkaian serangan di Gaza meskipun ada gencatan senjata, dan asap tebal mengepul dari bagian timur Khan Yunis, Gaza, setelah serangan tersebut, pada 19 Oktober 2025.

Netanyahu Akui Serangan ke Gaza Saat Gencatan Senjata, 97 Warga Palestina Terbunuh

Oktober 21, 2025
16
Next Post
Anak-anak Palestina melihat lokasi serangan Israel di sebuah bangunan tempat tinggal di Kota Gaza (Reuters/Dawoud Abu Alkas/MEE)

Gencatan Senjata, Momen untuk Membangun Kembali Harapan Anak Yatim Gaza di Tengah Luka yang Terkoyak

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TRENDING PEKAN INI

  • Aktivis memasang bendera Palestina pada kapal yang berpartisipasi dalam Global Sumud Flotilla (MEE)

    Global Sumud Flotilla: Misi Maritim Terbesar untuk Mengakhiri Blokade Gaza dan Memecah Keheningan Dunia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 1,5 Juta Warga Palestina Kehilangan Tempat Tinggal, 60 Juta Ton Puing Menutupi Gaza

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 79 Tahun Kemerdekaan Indonesia: Peran Palestina dalam Kemerdekaan Indonesia dan Ikatan Persaudaraan yang Tak Lekang Oleh Masa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meneladani Sikap Tolong Menolong Pada Masa Rasulullah Saw dan Para Sahabat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Adara Palestine Situation Report 62

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Currently Playing

Edcoustic - Mengetuk Cinta Ilahi

Edcoustic - Mengetuk Cinta Ilahi

00:04:42

Sahabat Palestinaku | Lagu Palestina Anak-Anak

00:02:11

Masjidku | Lagu Palestina Anak-Anak

00:03:32

Palestinaku Sayang | Lagu Palestina Anak-Anak

00:03:59

Perjalanan Delegasi Indonesia—Global March to Gaza 2025

00:03:07

Company Profile Adara Relief International

00:03:31

Qurbanmu telah sampai di Pengungsian Palestina!

00:02:21

Bagi-Bagi Qurban Untuk Pedalaman Indonesia

00:04:17

Pasang Wallpaper untuk Tanamkan Semangat Kepedulian Al-Aqsa | Landing Page Satu Rumah Satu Aqsa

00:01:16

FROM THE SHADOW OF NAKBA: BREAKING THE SILENCE, END THE ONGOING GENOCIDE

00:02:18

Mari Hidupkan Semangat Perjuangan untuk Al-Aqsa di Rumah Kita | Satu Rumah Satu Aqsa

00:02:23

Palestine Festival

00:03:56

Adara Desak Pemerintah Indonesia Kirim Pasukan Perdamaian ke Gaza

00:07:09

Gerai Adara Merchandise Palestina Cantik #lokalpride

00:01:06
  • Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic

© 2024 Yayasan Adara Relief Internasional Alamat: Jl. Moh. Kahfi 1, RT.6/RW.1, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Jakarta 12630

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
Donasi Sekarang

© 2024 Yayasan Adara Relief Internasional Alamat: Jl. Moh. Kahfi 1, RT.6/RW.1, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Jakarta 12630