Telah sekian purnama para penghafal Al Quran Palestina melalui hari-hari mereka di tengah keterbatasan dan tekanan hidup di kamp pengungsian Lebanon. Dalam sempitnya ruang kelas, minimnya fasilitas, dan kerasnya kondisi hidup, mereka tetap menyalakan semangat untuk menjaga Kalamullah. Tahun ajaran baru kali ini kembali menghadirkan tantangan besar, namun juga menyimpan kisah keteguhan hati dan keyakinan yang tak pernah padam.
Bulan September merupakan pembuka tahun ajaran baru bagi anak-anak Palestina di kamp pengungsian. Mereka menyambutnya dengan hati yang penuh harap. Sayangnya, langkah untuk menempuh pendidikan kali ini tidak sejalan dengan harapan yang mereka genggam. Mendapatkan ruang kelas baru ataupun fasilitas dan layanan lainnya kali ini hanya menjadi angan-angan semata. UNRWA baru saja memberlakukan kebijakan baru bagi pengungsi Palestina di Lebanon berupa pembatasan untuk beberapa sekolah. Beberapa sekolah yang sebelumnya tergolong gratis terpaksa harus ditutup dan beberapa di antaranya digabungkan dengan sekolah lain. Akibatnya, kelas yang semula hanya berisi 25 siswa kini menampung hingga 45 siswa. Kepadatan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini menjadikan suasana belajar semakin berat dan penuh tantangan.
Selain menghadapi kelas yang penuh sesak, anak-anak Palestina harus berjuang dengan keterbatasan fasilitas belajar yang sangat mendasar. Ruang kelas terpaksa tersedia tanpa adanya kipas angin atau pendingin ruangan, meskipun suhu musim panas begitu menyengat. Sebaliknya, ketika musim dingin tiba, tidak tersedia pemanas ruangan yang dapat melindungi mereka dari menusuknya udara dingin. Keadaan ini semakin diperberat oleh infrastruktur jalan di sekitar kamp pengungsian yang rusak parah. Akibatnya, setiap langkah kecil mereka menuju sekolah menjadi perjalanan penuh tantangan, bahkan sebelum mereka sempat duduk untuk menimba ilmu.
Meskipun tahun ajaran baru ini menciptakan tantangan tersendiri, anak-anak Palestina tetap menyimpan semangat yang luar biasa. Mereka bukan hanya berusaha mengejar pendidikan umum, tetapi juga dengan penuh kesungguhan menapaki perjalanan mulia sebagai penghafal Al Quran. Tentu saja hal ini tidak terlepas dari doa dan dukungan para Sahabat Adara atas keberlangsungan program Hidupkan Ahlul Quran (HAQ). Dukungan Sahabat Adara yang terus membersamai mereka dalam menimba ilmu sekaligus menghafal Al Quran menjadi suntikan semangat yang tidak ternilai bagi mereka.

“Alhamdulillah, atas nikmat kesehatan dan kesempatan, aku dapat bersungguh-sungguh dalam belajar dan menghafal Al Quran. Semoga Allah memberkahi orang tuaku di Indonesia, serta menjadikan kebaikanmu terus bertumbuh. Aku berterima kasih kepadamu atas setiap perjuangan, dukungan, dan bantuan yang kalian berikan,” ungkap Baraah Karzun, salah seorang penerima manfaat program HAQ yang hingga kini terus melanjutkan perjalanan hafalannya.
Alhamdulillah, bantuan bulanan program HAQ yang Sahabat titipkan melalui Adara, telah disalurkan pada tanggal 11 September lalu. Bantuan ini menjadi bekal berharga bagi 401 anak Palestina di kamp pengungsian Lebanon dalam menghadapi tantangan belajar mereka pada tahun ajaran baru ini.
Tim lapangan kami, Muhammad Abu Thayun, menyampaikan, “Bantuan yang diberikan secara berkelanjutan ini merupakan dukungan terbesar yang memberi kekuatan bagi anak-anak Palestina untuk menghadapi situasi sulit. Bantuan ini juga membuat mereka merasa masih ada yang peduli dengan masa depan mereka, sekaligus meyakinkan hak mereka atas hak pendidikan yang layak.”
Sekian purnama berjalan, program HAQ telah melalui banyak dinamika. Selain berhadapan dengan berbagai tantangan, para peserta di dalamnya pun silih berganti. Sebagian pengungsi Palestina di Lebanon merupakan pengungsi yang datang dari Suriah, sehingga tidak sedikit di antara mereka yang mengalami perpindahan wilayah. Ketika kondisi di Suriah mulai membaik, beberapa anak akan kembali ke Suriah untuk melanjutkan kehidupan dan pendidikan mereka di sana.
Berdasarkan informasi dari tim lapangan kami, di periode ini terdapat 25 anak yang terpaksa tidak dapat melanjutkan program HAQ karena harus kembali lagi ke Suriah. Berikut merupakan daftar nama tersebut.
- Jihad Naim Sahwil
- Jud Muhsin Kayd
- Jud Muayyid Ulyan
- Hasan Ayman Mansur
- Hamzah Adnan Qausini
- Abdurrahman Adnan Qausini
- Abdurrahman Kayd Abul Ful
- Ubaidah Khalid Kayd
- Gahana Wahbi
- Lin Jum’ah
- Umar Ahmad Kayd
- Tayyim Adham Athur
- Jad Muhammad Husein
- Ahmad Khalid Muhammad
- Ahmad Abdul Karim Taha
- Ahmad Mahmud Kayd
- Jana Al Qawasimi
- Maria Khalil
- Talaa Hithab
- Lana Jum’ah
- Limar Ad Dagari
- Syam Kan’an
- Layan Kan’an
- Farah Mahir Asy-Sya’lan
- Lujain Muhammad Abu Dawud
Sahabat Adara, kami mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan yang sebesar-besarnya atas dukungan yang telah diberikan. Semoga Allah memberkahi harta, waktu, dan usia Sahabat sekalian. Serta, menjadikan kita semua sebagai bagian dari keluarga Allah, para ahlul quran yang Allah jaga dan muliakan.