Menteri Keuangan Israel sayap kanan, Bezalel Smotrich, pada Senin (18/11) menyerukan pendudukan penuh di Jalur Gaza utara dan memaksa Hamas untuk membebaskan sandera Israel, Anadolu Agency melaporkan.
“Untuk membawa pulang para sandera, kita harus menduduki Gaza utara sepenuhnya dan memberi tahu Hamas bahwa jika mereka tidak mengembalikan mereka, kita akan tinggal di sana selamanya, yang akan membuat Gaza kehilangan sepertiga wilayahnya,” kata Smotrich dalam pertemuan Partai Zionisme Religiusnya.
Sejak 5 Oktober, Israel telah melancarkan operasi darat berskala besar di Gaza utara yang diduga untuk mencegah kelompok Perlawanan Palestina, Hamas, berkumpul kembali. Namun, pihak Palestina menuding Israel berusaha menduduki wilayah tersebut dan menggusur paksa penduduknya.
Sejak saat itu, tidak ada bantuan kemanusiaan, termasuk makanan, obat-obatan, dan bahan bakar, yang diizinkan masuk ke daerah tersebut, menyebabkan sebagian besar penduduk di utara berada di ambang kelaparan yang mengancam. Lebih dari 2.000 orang telah terbunuh sejak itu, menurut otoritas kesehatan Palestina.
Menyerukan untuk melanjutkan genosida Israel di Wilayah Palestina, Smotrich menolak gagasan perjanjian gencatan senjata dengan Hamas. “Mencapai kesepakatan dengan Hamas untuk mengakhiri perang berarti menyerah dan kalah,” katanya.
“Kami akan terus berjuang sampai Hamas disingkirkan dan dicapai kesepakatan yang mengharuskannya menyerah. Kami tidak akan berhenti sampai musuh-musuh kami dihancurkan dan keamanan dipulihkan sepenuhnya di negara Israel,” tegasnya.
Israel terus berupaya mencapai tujuannya di Gaza. Salah seorang menteri ekstremis Israel menyatakan bahwa setelah agresi ini, Israel harus memiliki kebebasan penuh bertindak di Gaza dan menolak solusi kompromi. Ia juga menyerukan kontrol militer atas bantuan kemanusiaan, menuding bantuan itu memperkuat Hamas.
Sementara itu, PM Benjamin Netanyahu menawarkan $1,3 juta untuk informasi tentang sandera di Gaza, sembari menegaskan tiga tujuan Israel: membebaskan sandera, menghancurkan Hamas, dan memastikan Gaza tidak lagi menjadi ancaman. Namun, setahun berlalu, ketiga tujuan ini belum tercapai.
Di Al-Quds (Yerusalem), keluarga sandera menggelar protes, mendesak kesepakatan pertukaran tawanan dengan Palestina. Israel melaporkan sekitar 101 sandera masih berada di Gaza, beberapa di antaranya terbunuh akibat serangan udara Israel sendiri.
Selain pejabat Israel, pemimpin pemukim Israel, Daniella Weiss, mengaku baru-baru ini mengunjungi Gaza utara untuk mencari lokasi permukiman baru. Dalam wawancara dengan Channel 13, Sabtu lalu, ia menyebut telah mendapat dukungan dari 740 keluarga untuk proyek ini dan berharap dukungan meluas hingga menjangkau 1–2 juta warga Israel.
Weiss mengatakan 40 trailer sementara telah didirikan di dekat perbatasan Gaza, yang nantinya akan dipindahkan ke dalam wilayah Gaza. Ia juga menyebut Koridor Netzarim sebagai lokasi yang paling diincar untuk permukiman baru, meskipun enggan memberikan detail lebih lanjut tentang dugaan kunjungannya pasca 7 Oktober.
Sumber:
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di sini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini



![Warga Palestina memeriksa rumah-rumah yang rusak parah di wilayah al-Ketiba setelah penarikan pasukan Israel dari Khan Yunis, Gaza, pada 11 November 2025. [Abed Rahim Khatib – Anadolu Agency]](https://adararelief.com/wp-content/uploads/2025/11/AA-20251111-39683171-39683140-PALESTINIANS_RETURN_TO_DESTROYED_HOMES_AFTER_ISRAELI_WITHDRAWAL-scaled-e1762881517683-120x86.webp)
![Banyak warga Palestina mengatakan mereka menghadapi penyiksaan saat berada di tahanan Israel [Getty]](https://adararelief.com/wp-content/uploads/2025/11/2192563299-120x86.jpeg)


