• Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic
Rabu, November 5, 2025
No Result
View All Result
Donasi Sekarang
Adara Relief International
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
No Result
View All Result
Adara Relief International
No Result
View All Result
Home Berita Kemanusiaan Anak

Bagaimana Israel Melakukan Perang Psikologis terhadap Anak-Anak Gaza

by Adara Relief International
November 7, 2023
in Anak, Berita Kemanusiaan, Hukum dan HAM
Reading Time: 3 mins read
0 0
0
Bagaimana Israel Melakukan Perang Psikologis terhadap Anak-Anak Gaza
42
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on Telegram

Pada tahun 2014, sembilan tahun sebelum upaya pemusnahan etnis Israel di Jalur Gaza, tentara Israel melakukan “Operasi Productive Edge” di wilayah yang sama. Agresi 51 hari tersebut membunuh 2.251 warga Palestina, di antaranya 551 anak-anak. Tidak lama setelah terjadi pembunuhan besar-besaran pada 2014, seorang psikoanalis kenalan saya di Barcelona mengirimkan saya beberapa foto yang dia peroleh dari seorang rekannya di Gaza. Foto-foto tersebut adalah gambar anak-anak di kota Khuzaa di wilayah selatan Khan Yunis, Gaza, dekat perbatasan dengan Israel.

Pada pandangan pertama, banyak gambar yang tampak seperti karya seni standar anak-anak, yang menampilkan rumah berwarna-warni, figur tongkat yang tersenyum, rumput, awan, matahari, dan sebagainya. Namun, terlepas dari kemiripan gayanya, ilustrasi-ilustrasi tersebut menggambarkan sebuah lanskap yang sangat berbeda – sebuah lanskap di mana rudal, tank, buldoser, dan jet jelas-jelas menempati posisi sentral di dunia masing-masing seniman muda.

Dalam salah satu gambar, misalnya, sebuah proyektil yang turun dari langit akan menghantam sebuah rumah berwarna oranye dengan atap merah dan bendera Palestina berkibar di atasnya. Di foto lain, rudal dari pesawat terbang diarahkan ke kelompok figur tongkat yang tersenyum. Dengan menawarkan gambaran sekilas tentang dunia yang dilihat dari sudut pandang anak-anak Palestina, karya seni ini juga merupakan bukti lebih lanjut mengenai dampak buruk psikologis yang diakibatkan operasi Israel di Jalur Gaza.

Anak-anak yang membuat gambar-gambar tersebut kini sudah remaja – jika mereka selamat dari pembantaian terbaru yang dilakukan Israel di Gaza, yang telah menewaskan hampir 10.000 orang, termasuk lebih dari 4.800 anak-anak. Tidak ada satu pun tempat yang aman di seluruh wilayah tersebut, karena Israel terus menargetkan rumah, sekolah, dan rumah sakit. Para perwira militer Israel telah mengakui hal ini.

Tentu saja, perubahan kehidupan sehari-hari di Gaza menjadi mimpi buruk. Ini berarti bahwa, bahkan jika bom Israel berhenti berjatuhan, trauma psikologis akan tetap menjadi masalah – mungkin dalam tingkat yang lebih besar daripada sebelumnya. Lima tahun lalu, Dewan Pengungsi Norwegia (NRC) melaporkan “masalah kesehatan mental dan psikologis” yang parah di kalangan pemuda Gaza. Pada tahun 2020, mayoritas anak-anak di daerah kantong yang diblokade ini diketahui menderita PTSD atau gangguan stres pascatrauma.

Pada Mei 2021, sebanyak 12 anak yang pernah mengikuti program psikososial NRC untuk para korban perang, terbunuh dalam agresi Israel di Gaza.

Selain pembantaian fisik, tampaknya ada upaya lain yang diperhitungkan untuk menimbulkan kehancuran psikologis di Gaza. Istilah bahasa Inggris ‘psyops’ tidak cukup untuk menggambarkan apa yang dilakukan Israel. Menurut kamus Merriam-Webster, ‘psyops’ adalah kata benda jamak yang menunjukkan “operasi militer yang biasanya bertujuan memengaruhi keadaan pikiran musuh melalui cara-cara non-agresif (seperti pembagian selebaran).”

Yang pasti, Israel telah lama unggul dalam praktik menjatuhkan selebaran dari pesawat ke masyarakat sipil di Palestina dan juga di Lebanon, seringkali dengan instruksi untuk mengevakuasi daerah tertentu; Saat ini, psyops semacam itu juga mudah dilakukan melalui telepon seluler.

Namun, mengingat Israel biasa mengebom orang-orang saat mereka mematuhi perintah evakuasi, tidak satu pun dari tindakan tersebut yang benar-benar memenuhi syarat sebagai “cara non-agresif”. Dalam kasus Jalur Gaza yang diblokade yang saat ini tidak menyediakan jalur evakuasi, perang psikologis semacam ini menjadi lebih mengganggu mental.

Tentu saja, secara psikologis tidak ada yang terlalu menenangkan ketika terjebak di sebidang tanah yang padat penduduk, bahkan pada saat Israel tidak sedang melancarkan perang habis-habisan. Pada tahun 2005, tahun ketika Israel menarik diri dari Gaza, mendiang Dr. Eyad El-Sarraj – pendiri Program Kesehatan Mental Komunitas Gaza – mengecam Israel karena berupaya mendorong “ketidakberdayaan warga Palestina di Gaza dengan tujuan membuat seluruh penduduk tertawan dalam ketakutan dan kelumpuhan”.

Dalam film dokumenter On Gaza’s Mind yang dirilis pada tahun 2009, El-Sarraj mengkritik penjajahan Israel yang sedang berlangsung sebagai penyebab “disintegrasi” masyarakat di Jalur Gaza dan “generasi pro-Israel”.

Baca Juga

Israel Bangun Permukiman Baru di Atas Pasar Palestina

Kelaparan yang Direkayasa: Krisis Pangan Gaza di Tengah Gencatan Senjata

Oleh: Belen Fernandez dari Aljazeera

Sumber:

https://www.aljazeera.com

***

Kunjungi situs resmi Adara Relief International

Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.

Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini

Baca juga artikel terbaru, klik di sini

#Palestine_is_my_compass
#Palestina_arah_perjuanganku
#Together_in_solidarity
#فلسطين_بوصلتي
#معا_ننصرها

Tags: AnakGazaPalestinaUpdate Palestina
ShareTweetSendShare
Previous Post

Adara adakan Diskusi Publik terkait dengan Agresi Gaza 2023 bersama dengan Serambi FHUI

Next Post

Israel Bunuh Gamer Cilik Gaza, Meninggalkan Impiannya yang Belum terwujud

Adara Relief International

Related Posts

Israel Bangun Permukiman Baru di Atas Pasar Palestina
Berita Kemanusiaan

Israel Bangun Permukiman Baru di Atas Pasar Palestina

by Adara Relief International
November 4, 2025
0
16

Pemerintah Kota Al-Khalil (Hebron) pada Senin (3/11) mengungkapkan bahwa otoritas Israel tengah memajukan rencana pembangunan permukiman baru di atas lahan...

Read moreDetails
Kelaparan yang Direkayasa: Krisis Pangan Gaza di Tengah Gencatan Senjata

Kelaparan yang Direkayasa: Krisis Pangan Gaza di Tengah Gencatan Senjata

November 4, 2025
13
Tank dan kendaraan militer Israel terlihat dikerahkan bersama beberapa kendaraan militer, helikopter, dan drone yang berpatroli di sepanjang wilayah perbatasan menyusul penerapan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza dan penarikan pasukan Israel di dalam garis kuning di Sderot, Israel pada 14 Oktober 2025. [Mostafa Alkharouf – Anadolu Agency]

Trump Sebut Gencatan Senjata Gaza “Tidak Rapuh”, Padahal Israel Terus Langgar Perjanjian

November 4, 2025
15
Seorang gadis Palestina yang terusir memegang boneka sambil bermain di luar tenda keluarganya di kamp pengungsian dekat pelabuhan di Kota Gaza, pada 19 Oktober 2025. [Foto oleh Majdi Fathi/NurPhoto via Getty Images]

Israel Menanam Jebakan Mainan untuk Membunuh Anak-anak di Gaza

November 4, 2025
19
Warga Palestina, termasuk anak-anak, menunggu dengan panci untuk menerima makanan hangat yang didistribusikan oleh lembaga amal, sementara mereka berjuang melawan kelaparan akibat blokade makanan Israel di kamp pengungsi Nuseirat di Kota Gaza, Gaza pada 21 Oktober 2025. [Moiz Salhi – Anadolu Agency]

Lebih dari Sejuta Anak Gaza Masih Kelaparan Meski Gencatan Senjata Berlaku

November 4, 2025
12
Hari Kota Sedunia: Gaza, Kota Tertua yang Kini Berjuang untuk Bertahan Hidup

Hari Kota Sedunia: Gaza, Kota Tertua yang Kini Berjuang untuk Bertahan Hidup

November 3, 2025
14
Next Post
Israel Bunuh Gamer Cilik Gaza, Meninggalkan Impiannya yang Belum terwujud

Israel Bunuh Gamer Cilik Gaza, Meninggalkan Impiannya yang Belum terwujud

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TRENDING PEKAN INI

  • Seorang perempuan menangis di samping jasad anak-anak yang menjadi korban serangan Israel (MEE)

    Perang Psikologis di Gaza dan Siklus Duka yang Tidak Pernah Menemukan Akhir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perjuangan Anak-Anak Palestina di Tengah Penjajahan: Mulia dengan Al-Qur’an, Terhormat dengan Ilmu Pengetahuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 1,5 Juta Warga Palestina Kehilangan Tempat Tinggal, 60 Juta Ton Puing Menutupi Gaza

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gencatan Senjata, Momen untuk Membangun Kembali Harapan Anak Yatim Gaza di Tengah Luka yang Terkoyak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Eskalasi dan Agresi; Dalih Israel untuk Mengambil Alih Kendali Masjid Al-Aqsa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Currently Playing
  • Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic

© 2024 Yayasan Adara Relief Internasional Alamat: Jl. Moh. Kahfi 1, RT.6/RW.1, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Jakarta 12630

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
Donasi Sekarang

© 2024 Yayasan Adara Relief Internasional Alamat: Jl. Moh. Kahfi 1, RT.6/RW.1, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Jakarta 12630