Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyoroti situasi layanan kesehatan yang semakin buruk di Rafah, sebagaimana dilaporkan Anadolu. Kota di selatan Jalur Gaza itu menjadi sasaran serangan udara dan darat Israel sejak tanggal 6 Mei, meskipun ada penolakan keras dunia internasional terhadap tindakan tersebut.
Pasukan penjajah berulang kali menyerang dan mengepung fasilitas medis di wilayah Palestina selama delapan bulan terakhir.
“Permusuhan yang intens benar-benar melumpuhkan layanan kesehatan di Rafah,tempat perlindungan puluhan ribu orang yang rentan,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Ghebreyesus di X (twitter).
“Ketidakamanan dan penutupan Penyeberangan Rafah yang sedang berlangsung terus membahayakan kemampuan kami untuk mendapatkan pasokan dan staf di dalam dan sekitar Gaza untuk menjaga agar layanan kesehatan – yang merupakan jalur vital bagi warga Gaza – tetap berfungsi.”
Ghebreyesus menunjukkan bahwa hanya rumah sakit lapangan ICRC Rafah Al-Mawasi dan rumah sakit lapangan UEA di kota Rafah yang saat ini masih beroperasi dan menyediakan layanan kesehatan.
“Kami menyerukan gencatan senjata,” tambahnya. “Kami menyerukan keselamatan bagi semua pasien dan petugas kesehatan. Kami menyerukan perlindungan bagi semua warga sipil. Kami menyerukan pembukaan Penyeberangan Rafah.”
Selain membunuh lebih dari 36.000 warga Palestina dan melukai 80.000 lainnya sejak 7 Oktober, serangan militer Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah kantong yang berpenduduk 2,3 juta orang, menyebabkan sebagian besar warga sipil kehilangan tempat tinggal dan berisiko kelaparan. Infrastruktur sipil telah diserang dan dihancurkan, termasuk rumah, sekolah, dan fasilitas medis.
Sumber: https://www.middleeastmonitor.com
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini