Warga Palestina dengan penuh harap menunggu pembebasan 90 tawanan dari penjara Israel setelah Hamas menyerahkan tiga tawanan perempuan Israel di Gaza.
Daftar tawanan Palestina yang akan dibebaskan mencakup anak-anak dan perempuan yang selama ini ditahan di Penjara Ofer, sebelah barat Ramallah.
Muhammad al-Khasib dari Ramallah, putra tawanan Dalal al-Khasib (53 tahun), mengungkapkan bahwa keluarganya sangat menantikan pembebasan ibunya. Dari sebuah bukit yang menghadap ke Penjara Ofer, ia menjelaskan bahwa tentara Israel melarang warga berkumpul di sekitar halaman penjara dan menembakkan gas air mata ke arah siapa saja yang mendekat.
“Ibu saya ditangkap setahun lalu dan hingga kini masih ditahan tanpa vonis. Jaksa Israel meminta ia dihukum 55 bulan, tetapi hari ini ia akan dibebaskan melalui kesepakatan pertukaran tawanan, dan mimpi buruk ini akan berakhir,” ujarnya.
Dalam tahap pertama pertukaran tawanan, setiap satu perempuan Israel yang ditahan akan ditukar dengan 30 anak-anak dan perempuan Palestina.
Menurut surat kabar Haaretz, Layanan Penjara Israel (IPS) telah menerima daftar 90 tawanan Palestina yang akan dibebaskan hari ini. Dari jumlah tersebut, 78 orang berasal dari Tepi Barat yang diduduki, sementara 12 orang lainnya berasal dari Al-Quds (Yerusalem).
Sumber Al Jazeera menyebutkan bahwa pembebasan hari ini mencakup Khalida Jarrar, salah satu pemimpin terkemuka Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP). Jarrar, seorang pemimpin politik Palestina dan advokat hak asasi manusia serta feminisme, telah ditahan sejak Desember 2023. Ia dilaporkan menjalani enam bulan terakhir dalam sel isolasi berukuran 2×1,5 meter.
Keluarga Jarrar mengaku merasa “sedih dan bahagia sekaligus” mengingat berbagai tragedi yang dialaminya selama tiga dekade terakhir. “Tidak ada kebahagiaan yang benar-benar utuh selama semua tawanan belum dibebaskan,” kata keluarganya.
Berbeda dari pertukaran tawanan sebelumnya, militer Israel memberlakukan langkah ketat untuk mencegah perayaan publik di sekitar penjara. Warga Palestina dilarang berkumpul, mendekat menggunakan kendaraan, atau mengibarkan bendera Palestina.
Selain itu, polisi Israel menggerebek rumah beberapa perempuan tawanan Palestina di Al-Quds dan memperingatkan keluarga mereka agar tidak merayakan atau memberikan komentar kepada media dengan ancaman pembebasan dapat dibatalkan.
Meski di bawah pengamanan ketat, pasukan nasional dan Islam Palestina, termasuk Hamas, menyerukan partisipasi publik untuk menyambut para tawanan yang dibebaskan di kota-kota besar Tepi Barat. Sambutan pertama diperkirakan berlangsung di Beitunia, kota terdekat dari Penjara Ofer, tempat warga setempat telah bersiap memberikan sambutan hangat.
“Tidak peduli seberapa larut malam, kami akan terus menunggu hingga pagi demi melihat mereka menikmati kebebasan,” ujar salah seorang keluarga tawanan.
Sumber:
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di sini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini






