Adara Relief – Gaza. Salem Khamis Abu Zaher ‘Abu Atta’ tetua dari suku Abu Dhaher, dari desa Juhr al-Deek di Gaza, meninggal pada usia 135 tahun, pada Sabtu (4/8).
Anak Abu Zaher mengatakan, “Ayahnya lahir di tahun 1885, dan beliau mahir dalam membaca dan menulis saat belajar dalam tulisan-tulisan virtual di Hebron pra-Nakba.”
Ayahnya juga memiliki daya ingat yang kuat, bahkan ia masih ingat setiap peristiwa yang terjadi di Palestina. Ia juga mengandalkan penalarannya yang tajam itu untuk membaca berita dan Al Qur’an secara terus menerus.
Ia mengatakan bahwa daya ingat ayahnya hampir sama dengan daya ingat manusia di usia muda.
Adapun rahasia panjang umur ayahnya setelah karena Allah adalah karena kualitas makanan yang dikonsumsi. Ia makan kurma, madu dan minum susu unta, dan menghindari makanan dari pabrik makanan dan daging. Yang terpenting dari itu semua adalah ia juga terus menjalin silaturahim.
Salah seorang kerabatnya Abu Zaher mengatakan: “almarhum adalah pamanku, ia sangat menikmati gaya hidupnya yang sehat, dan selalu bergerak aktif hingga dua jam sebelum kematiannya. Beliau menyaksikan peperangan yang terjadi di Palestina sejak khilafah Utsmani dan era Turki di Palestina, seiring terjadinya perang dunia pertama dan kedua serta perang Nakbah yang membawa penderitaan bagi bangsa kita Palestina”
Menantunya juga mengatakan bahwa almarhum suka makan makanan dari madu, susu, margarin, minyak zaitun, sedikit daging domba dan banyak sayuran.
Sepupunya mengatakan bahwa almarhum adalah sosok orang tua yang sabar, lembut, memiliki suasana hati yang tenang, berlapang dada untuk semua. Dan yang paling penting adalah dia seorang hakim yang bijaksana, pahlawan reformasi dan seorang tetua (Syeikh) suku Abu Zaher di provinsi Gaza.
Beliau sangat dihormati serta disegani oleh semua orang, dan juga mampu mencari solusi dari setiap masalah, perselisihan, dan air mata.
Abu Atta memiliki anak laki-laki dan perempuan serta cucu lebih dari 120 dari empat istrinya.
Sumber: palinfo.com