Perwakilan Eropa dari badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengeluarkan peringatan keras pada Selasa (12/2) mengenai operasinya di Gaza, dengan mengatakan bahwa jika keputusan pendanaan tidak dikembalikan, maka mereka akan terpaksa menghentikan kegiatannya dalam hitungan minggu.
Marta Lorenzo, Direktur Kantor Perwakilan UNRWA untuk Eropa, menyampaikan pengumuman tersebut dalam diskusi yang diselenggarakan bersama oleh Komite Urusan Luar Negeri dan Pembangunan Parlemen Eropa.
Menyoroti situasi mengerikan di Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, Lorenzo menekankan bahwa penangguhan pendanaan dari negara-negara tertentu telah membuat UNRWA berada di ambang penutupan di Gaza.
“Rafah sekarang menampung populasi enam kali lebih besar dibandingkan sebelum perang, dan kondisi di sana tidak dapat digambarkan,” katanya.
Mengedepankan situasi penderitaan warga Gaza yang bergulat dengan kelaparan dan penyakit saat terjebak di selatan, Lorenzo menggarisbawahi kebutuhan mendesak akan bantuan kemanusiaan yang efektif, dengan mengutip keputusan Mahkamah Internasional (ICJ) baru-baru ini di Den Haag, Belanda yang menyerukan aksi cepat tanggap kemanusiaan.
Namun, dia menyesalkan bahwa UNRWA hanya memiliki waktu beberapa minggu lagi sebelum mereka terpaksa menghentikan operasinya.
Lorenzo juga menjelaskan tantangan yang dihadapi oleh staf UNRWA, dengan menyebutkan contoh-contoh konvoi kemanusiaan di utara yang menjadi sasaran, sehingga mengakibatkan korban jiwa di antara para karyawan. Terlepas dari risiko-risiko ini, UNRWA telah berupaya untuk menyalurkan bantuan ke daerah-daerah yang terkena dampak, meskipun dalam keadaan yang berbahaya.
“Konvoi kami ke utara Gaza diserang di tiga lokasi berbeda. Terakhir kali kami dapat mengirimkan bantuan ke sana adalah pada tanggal 23 Januari. Izinkan saya untuk memberikan penghormatan kepada 156 karyawan kami yang terbunuh dan kepada seluruh karyawan kami, staf yang mempertaruhkan nyawa mereka setiap hari, 3000 staf UNRWA memilih untuk terus bekerja dengan dedikasi menyediakan makanan, obat-obatan, kesehatan dan kenyamanan.” katanya.
Lorenzo menekankan bahwa jika UNRWA menghentikan kegiatannya, hal ini tidak hanya akan menimbulkan konsekuensi kemanusiaan, tetapi juga akan dianggap sebagai penarikan dukungan internasional untuk penyelesaian konflik yang adil dan damai di wilayah tersebut.
Dia juga menunjukkan bahwa tidak ada bukti yang mendukung klaim pejabat Israel yang dituduhkan kepada UNRWA. “Jika kami menghentikan operasi kami, kami akan melihat lebih banyak ketidakstabilan di kawasan ini, bahkan di Eropa,” kata Lorenzo, mengakhiri pidatonya yang mendapat tepuk tangan dari anggota parlemen.
sumber:
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini