Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa sejak gencatan senjata mulai berlaku, hampir setengah juta orang telah kembali ke wilayah utara Jalur Gaza. Meski demikian, ada pula warga yang berpindah dari utara ke selatan, meskipun jumlahnya lebih kecil.
Mengutip Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), Juru Bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan dalam konferensi pers bahwa sekitar 8.500 orang telah menyeberang dari wilayah utara Gaza ke bagian selatan.
Untuk merespons situasi ini, PBB dan mitra kemanusiaannya meningkatkan bantuan di titik-titik pemantauan di sepanjang jalur perpindahan. Bantuan tersebut mencakup pertolongan pertama dan dukungan psikologis bagi kelompok rentan, termasuk anak-anak, perempuan, dan lansia. Selain itu, operasi bantuan di Gaza utara juga diperluas.
Pada Kamis (30/1) tim OCHA mengunjungi dua lokasi di lingkungan South Remal dan Tel el-Hawa di Kota Gaza. Warga setempat menyampaikan kebutuhan mendesak mereka akan air bersih, perlengkapan dapur, tempat tidur, serta barang-barang kebersihan.
Sementara itu, Dujarric menyatakan keprihatinan mendalam terhadap situasi kemanusiaan yang semakin memburuk di wilayah utara Tepi Barat, terutama di Jenin, yang telah mengalami operasi militer Israel selama sebelas hari berturut-turut. Operasi yang berulang kali dilakukan ini telah menyebabkan kehancuran luas pada rumah-rumah dan infrastruktur. Hampir seluruh dari 20.000 penduduk kamp pengungsi Jenin telah mengungsi dalam dua bulan terakhir akibat bentrokan antara pasukan Israel dan kelompok Palestina.
Eskalasi di Tepi Barat ini terjadi setelah gencatan senjata dan pertukaran tawanan di Gaza mulai berlaku pada 19 Januari. Agresi yang berlangsung selama 15 bulan telah membunuh lebih dari 47.400 orang dan menghancurkan Gaza menjadi puing-puing.
Laporan menyebutkan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan eskalasi di Tepi Barat ini sebagai tanggapan terhadap tekanan dari partai-partai sayap kanan yang menentang gencatan senjata di Gaza dan mengancam akan menjatuhkan pemerintahannya.
Sejak agresi Israel di Gaza dimulai pada Oktober 2023, setidaknya 890 warga Palestina di seluruh wilayah pendudukan telah terbunuh akibat serangan pasukan Israel dan pemukim bersenjata.
Sumber:
https://www.middleeastmonitor.com
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di sini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini