Adara Relief International berpartisipasi dalam Aksi “Menolak Deal Of Century dan Normalisasi” di depan Kedubes Amerika Serikat, Jum’at (14/2), setelah Sholat Jum’at.
Sekjen Adara, Sri Vira Chandra berorasi di depan masyarakat Indonesia bahwa Adara menolak Deal Of Century dan Normalisasi.
Apa itu Deal Of Century?
Perdamaian untuk Kesejahteraan: Sebuah visi untuk meningkatkan taraf hidup rakyat Palestina dan rakyat Israel, *Menurut Donald Trump)
1. Al Quds menjadi ibukota Israel, sedangkan ibukota Palestina di Kafr Aqab dan wilayah2 Shuafat dan Abu Dis
2. Peta khayalan untuk “Palestina Baru” meliputi bagian wilayah Tepi Barat, Jalur Gaza dan Keduanya dihubungkan dengan terowongan atau jembatan
3. Menghapus hak kembali bagi pengungsi Palestina ke tanah air mereka
4. Wilayah Palestina khususnya wilayah Gaza menjadi zona demiliterasi
5. Lembah Jordan dan wilayah lainnya di bawah kekuasaan Israel, untuk memperkuat pertahanan “negaranya”.
6. Investasi dana lebih dari 50 milyar dolar selama diberikan bertahap selama 10 tahun untuk wilayah Tepi Barat, Yordan, Mesir dan Lebanon.
Kenapa kita harus menolak Deal of Century?
Mencermati perkembangan terakhir reaksi bangsa Palestina dan juga reaksi dunia pasca pengumuman keputusan akhir Deal Of Century, Lembaga Kemanusiaan Untuk Anak dan Perempuan Palestina, Adara Relief International menyatakan sikap yang sejalan dengan pernyataan dari Global Women’s Coalition for Al Quds and Palestine (GWCQP) yang menolak dan mengutuk Deal Of Century.
Berikut setidaknya terdapat 7 Alasan Mengapa Dunia Harus Menolak Deal Of Century yang diumumkan pada 29 Januari 2020.
1. Deal Of Century semakin melegitimasi penjajahan Israel di atas tanah milik bangsa Palestina.
2. “Negara Palestina baru” yang diusulkan adalah negara semu karena dibentuk dari wilayah-wilayah terpisah.
3. Melucuti persenjatan militer Palestina sama dengan menghapus unsur penting sebuah negara yang berkewajiban melindungi warga negaranya termasuk pihak paling rentan perempuan dan anak-anak.
4. Menetapkan Al Quds sepenuhnya sebagai ibukota Israel dengan tetap menjamin Umat Islam aman mendatangi Masjid Al Aqsa merupakan janji di atas realita terbalik.
5. Janji investasi 50 Miliar USD untuk pembangunan Palestina tidak sebanding dengan penderitaan lebih dari 100 tahun bangsa Palestina.
6. Resolusi PBB tentang hak kembali para pengungsi diinjak-injak, karena perjanjian ini menghapus hak kembali para pengungsi ke tanah asal mereka.
7. Daftar panjang kejahatan kemanusiaan Israel atas bangsa Palestina harus segera dihentikan dan diganjar seadil adilnya.
Dunia seharusnya menjunjung tinggi kemanusiaan yang adil dan beradab juga menghargai kehidupan dengan menegakkan hukum atas kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Israel, sebelum menempatkannya sebagai pihak yang mampu melakukan perjanjian damai.