Pada Senin (13/10), 20 tahanan Israel terakhir yang masih hidup dibebaskan oleh Hamas dengan imbalan 1.968 tawanan Palestina. Di sisi lain, lebih dari 9.000 tawanan Palestina masih berada di penjara Israel – hampir dua kali lipat dari jumlah sebelum genosida Israel di Gaza dimulai. Kini, jasad tahanan terakhir Israel yang meninggal tengah dievakuasi oleh Hamas dan dikirim ke Israel.
Meskipun ada pembatasan dari Israel, Hagai Angerst, ayah dari tentara Israel Matan Angerst, dalam sebuah wawancara dengan Channel 2 berbagi detail tentang penahanan putranya. Ia menceritakan bahwa kelompok perlawanan memperlakukan sang putra secara manusiawi. “Dia (Matan) berdoa tiga kali sehari menggunakan Siddur (Buku doa Yahudi) yang dia minta dan terima dari seorang pejabat Hamas,” ujarnya.
Angerst mengatakan bahwa putranya sempat berpindah-pindah tempat. “Kondisinya jauh lebih sulit. Dia adalah seorang tentara yang melawan mereka (Hamas),” jelasnya. Angerst menambahkan bahwa tentara Israel juga “dapat memilih konsumsi dari makanan yang tersedia.”
Mantan tahanan Israel, baik tentara maupun pemukim, mengonfirmasi dalam beberapa wawancara bahwa para pejuang Hamas memperlakukan mereka secara manusiawi. Mereka mengatakan para pejuang lebih takut pada serangan udara Israel daripada melukai tahanan. Seorang perempuan mantan tahanan juga melaporkan adanya diskusi yang bersahabat dengan para pejuang.
Sejak kelompok tahanan pertama dibebaskan, Israel telah memberlakukan kontrol ketat atas pernyataan para tahanan yang dibebaskan. Langkah ini diambil setelah kesaksian awal menunjukkan perlakuan manusiawi oleh kelompok perlawanan, yang bertentangan dengan propaganda Israel.
Israel menyatakan bahwa mengembalikan tahanan adalah salah satu prioritas utama genosida, di samping mengalahkan Hamas. Namun, beberapa pejabat senior mengatakan bahwa pembebasan tahanan bukanlah tujuan utama dari kampanye militer yang ganas itu.
Gadi Eisenkot, mantan kepala militer yang bertugas di “kabinet perang” di awal agresi, mencatat bahwa Israel pada dasarnya berhenti merujuk pada pembebasan tahanan seiring berlanjutnya kampanye. “Dalam tujuan perang, tidak ada sepatah kata pun tentang tahanan dan kepulangan mereka,” ujarnya kepada Channel 13 News Israel pada Agustus.
Awal bulan ini, Channel 13 mengungkapkan rincian diskusi yang terjadi beberapa hari setelah serangan 7 Oktober. Dilaporkan bahwa Herzi Halevi, yang saat itu menjabat sebagai kepala staf militer, mengatakan dalam sebuah pertemuan bahwa “kita tidak boleh menghubungkan tahanan dan orang hilang dengan tujuan perang. Tanggapan kami tidak akan proporsional,” katanya.
Sumber: Qudsnen, MEE


![Warga Palestina memeriksa rumah-rumah yang rusak parah di wilayah al-Ketiba setelah penarikan pasukan Israel dari Khan Yunis, Gaza, pada 11 November 2025. [Abed Rahim Khatib – Anadolu Agency]](https://adararelief.com/wp-content/uploads/2025/11/AA-20251111-39683171-39683140-PALESTINIANS_RETURN_TO_DESTROYED_HOMES_AFTER_ISRAELI_WITHDRAWAL-scaled-e1762881517683-120x86.webp)
![Banyak warga Palestina mengatakan mereka menghadapi penyiksaan saat berada di tahanan Israel [Getty]](https://adararelief.com/wp-content/uploads/2025/11/2192563299-120x86.jpeg)


