Bukti kejahatan perang Zionis dalam serangan 11 Hari di Gaza, terus terungkap. Hal ini sebagaimana ditemukan oleh Human Rights Watch pada bulan lalu dan dilaporkan oleh kantor berita Palestina pada Selasa (3/8).
Seorang bayi berusia sembilan bulan, seorang gadis berusia 17 tahun, tiga wanita, dan seorang pria—yang oleh Zionis Israel disebut sebagai “warga sipil non-kombatan”, dibunuh oleh tentara Zionis saat bom menghujani Jalur Gaza selama serangan Mei. Rumah para petani Badui di kompleks Al-Karya, sebuah situs pertanian di dekat Beit Lahia, menjadi sasaran jet Zionis.
Baca juga: Tentara Zionis Menahan 42 Wanita Palestina dan 471 Anak-Anak Selama Mei 2020
Kantor berita Palestina memperoleh kesaksian yang menunjukkan pengakuan permainan kotor tentara Zionis yang enggan diakui secara terbuka. Dikatakan bahwa beberapa prajurit berpangkat rendah diskors untuk waktu yang terbatas dan kemudian kembali ke posisi mereka, sementara seorang perwira batalion dipindahkan ke posisi pelatihan. Tidak ada perwira senior Zionis Israel yang dihukum, apalagi dipecat.
Baca juga: Penyiksaan Psikologis Zionis terhadap Anak-Anak Palestina di Jalur Gaza
Pada malam pengeboman yang direncanakan, tentara Zionis gagal memberi tahu penduduk tentang perlunya mengosongkan rumah mereka untuk mengantisipasi serangan yang akan datang, seperti yang dikatakan sebagai kebiasaan selama pertempuran di Gaza. Kemudian, pada 13 Mei sekitar pukul 18.30, penembakan terhadap rumah-rumah dimulai. Salah satunya langsung menembus bangunan tempat tinggal keluarga Abu Daya.
“Saya menemukan anak perempuan saya, sementara tubuh beberapa dari mereka terpotong-potong,” kata Nasser Abu Fares Abu Daya. “Anak-anak saya terluka dan seluruh tempat itu penuh dengan darah.” Pagi itu Abu Fares adalah ayah dari 12 anak; pada malam hari, ia adalah ayah dari sembilan anak. Putrinya, yaitu Fawziya (17), Nisrin (26), serta Sabrina (28) dan bayinya yang berusia sembilan bulan, Mohammed Salama, telah terbunuh. Kantor berita Palestina mengumpulkan kesaksian dari tetangga Abu Daya yang juga kehilangan anggota keluarga.
Baca juga: Zionis Membunuh Seorang Anak di Tepi Barat
Pengeboman keluarga Abu Daya adalah contoh lain dari apa yang disebut Human Rights Watch (HRW) sebagai “Kejahatan Perang yang Jelas Selama Pertempuran Mei”. Lembaga HAM tersebut mengeluarkan kesimpulannya bulan lalu setelah menyelidiki tiga serangan udara Zionis yang menewaskan 62 warga sipil Palestina. Mereka juga melakukan wawancara dengan kerabat warga sipil yang terbunuh, penduduk daerah yang menjadi sasaran, dan warga yang menyaksikan serangan Zionis Israel.
Sumber: Middleeastmonitor.com
***
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini seputar program bantuan untuk Palestina.
Donasi dengan mudah dan aman menggunakan QRIS. Scan QR Code di bawah ini dengan menggunakan aplikasi Gojek, OVO, Dana, Shopee, LinkAja atau QRIS.
Klik disini untuk cari tahu lebih lanjut tentang program donasi untuk anak-anak dan perempuan Palestina.