Bagaimana cara Adara menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk Gaza?
Menyalurkan bantuan kemanusiaan di Gaza saat ini bukanlah perkara mudah. Akses yang terbatas, prosedur yang berlapis, dan ancaman keamanan di lapangan membuat proses ini menjadi penuh tantangan. Tim kami di lapangan menghadapi berbagai rintangan dalam mendistribusikan bantuan ini. Namun, di tengah keterbatasan tersebut, Adara Relief International beserta tim di lapangan terus mengerahkan upaya terbaiknya untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ini. Sejauh ini, terdapat dua cara yang biasa kami lakukan:
- Ikut Serta dalam Antrean Panjang di Gerbang Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Perbatasan Rafah yang dikendalikan oleh Mesir menjadi pintu utama masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza. Namun, antrean truk bantuan di titik ini bisa mengular panjang selama berhari-hari. Dalam keadaan tertentu, Tim Adara pun turut menunggu giliran masuk di antara ratusan kendaraan lain hingga gerbang perbatasan terbuka. Selain truk bantuan, armada ambulans yang pernah dikirimkan oleh Adara ikut serta dalam giliran masuk ke Gaza melalui gerbang utama ini. Selain itu, terdapat gerbang lain yang bisa dilalui oleh tim kemanusiaan di lapangan, yaitu melalui Gerbang Karim Abu Salim, yang merupakan satu-satunya penyeberangan perbatasan komersial di Gaza. Para komoditas dagang biasa menggunakan gerbang ini sebagai jalur keluar-masuknya perdagangan. Akan tetapi, tidak semua truk bantuan yang dapat masuk melalui gerbang ini. Dari sekian ratus truk yang mengantre, hanya 10-13 truk yang berhasil menembus gerbang Karim Abu salim. Adapun bantuan yang dibawa melalui kedua gerbang tersebut diperoleh dan disiapkan dari luar Jalur Gaza maupun wilayah sekitarnya. - Memaksimalkan Sumber Daya Lokal di Tengah Kelangkaan
Menimbang gerbang bantuan yang jarang dibuka, maka tim Adara di lapangan memaksimalkan sumber daya di dalam wilayah Gaza. Meskipun kondisi di Gaza saat ini sedang mengalami kelangkaan pasokan, terdapat beberapa kios-kios kecil yang bertahan di antara reruntuhan bangunan dengan dagangan alakadarnya untuk ditawarkan kepada masyarakat setempat. Pedagang ini seumpama secercah harapan bagi mereka untuk memperoleh bahan pokok, tapi sayangnya harga yang ditawarkan jauh dari kata terjangkau.
Melejitnya harga bahan pokok di dalam Gaza merupakan salah satu dampak agresi dan blokade yang diberlakukan. Kelangkaan barang membuat harganya melonjak tajam, menyulitkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dalam situasi darurat ini, tim Adara di lapangan melakukan kerja sama dengan para pedagang lokal yang masih memiliki persediaan barang untuk kemudian dibeli dan disalurkan kepada masyarakat setempat.Cara yang kedua ini lebih mungkin untuk dilakukan dan memungkinkan bantuan dapat menjangkau masyarakat lebih cepat tanpa menunggu antrean panjang di perbatasan. Namun, konsekuensinya, harga barang di Gaza meningkat tajam karena minimnya pasokan dan biaya logistik yang tinggi. Meskipun mendistribusikan bantuan kemanusiaan ini menjadi tantang yang besar, tim kami di lapangan tetap berupaya semaksimal mungkin untuk mengalirkan bantuan dari Sahabat Adara agar sampai ke tangan para penerima manfaat. Setiap paket bantuan yang disalurkan menjadi bukti nyata bahwa dukungan dari Sahabat terus mengalir, memberi harapan bagi masyarakat Gaza di tengah krisis kemanusiaan yang berkepanjangan.Konvoi ambulans dan truk bantuan kemanusiaan untuk Palestina resmi diluncurkan dari Asmarat, Kairo, menuju gerbang Rafah, Gaza (27/01).
Apa saja bantuan yang paling mendesak untuk masyarakat Gaza saat ini?
Agresi yang telah berlangsung selama lebih dari 20 bulan telah menghancurkan Gaza. Serangan demi serangan dari Israel, yang menargetkan jutaan masyarakat sipil, telah membunuh setidaknya 60.000 warga Gaza, merobohkan ratusan infrastruktur, serta memusnahkan kehidupan masyarakat yang menetap di dalamnya.
Lebih dari dua juta penduduk kini kehilangan akses terhadap air bersih, pangan, dan layanan kesehatan yang memadai. Akibat kondisi ini, 2,1 juta orang terjebak dalam kelaparan akut, sementara 89% fasilitas air bersih dan sanitasi hancur atau tidak berfungsi.
Tiga kebutuhan mendasar tersebut, yaitu pangan, air bersih, dan layanan medis untuk menyelamatkan korban, telah dirampas dari mereka. Inilah yang menjadikan ketiganya sebagai bantuan paling mendesak untuk segera disalurkan demi menyelamatkan nyawa dan memulihkan harapan warga Gaza saat ini.
Bagaimana kondisi peningkatan harga barang di Gaza?
Harga barang mengalami kenaikan tajam di Jalur Gaza akibat adanya agresi dan blokade, serta terbatasnya jumlah truk bantuan yang diizinkan masuk melalui jalur dagang. Hal ini menyebabkan komoditas pokok di pasar-pasar di sepanjang Jalur Gaza menjadi langka dan mengalami peningkatan harga yang sangat drastis. Harga melonjak signifikan setidaknya antara 150% hingga 700% dibandingkan masa sebelum agresi terjadi. Banyak bahan pangan penting, seperti produk susu, telur, buah-buahan, dan daging, sudah tidak lagi tersedia di pasaran. Jika pun ada, ketersediaannya sangat sedikit. Sementara itu, bahan pokok seperti kentang dan bawang mengalami lonjakan harga yang ekstrem, dengan kenaikan melebihi 1.000% dibandingkan masa sebelum agresi terjadi (WFP, 2025). Di sisi lain, hampir semua sektor di Gaza pun mengalami kehentian total dalam produksi ekonomi. Berikut adalah gambaran harga sayur mayur di Gaza per bulan Agustus 2025 jika dirupiahkan.
