Seniman Palestina-Swedia Tarek Kiswanson terpilih di antara empat finalis, tiga di antaranya berasal dari Arab, untuk penghargaan seni bergengsi Prancis, Marcel Duchamp. Association for the International Diffusion of French Art (ADIAF) pada minggu lalu meluncurkan nama-nama empat seniman yang mencalonkan diri untuk Prix Marcel Duchamp edisi ke-23, yaitu Tarek Kiswanson, Bouchra Khalili, Massinissa Selmani, dan Bertille Bak, setelah melalui proses panjang dan ketat sejak 10 bulan yang lalu.
Para finalis kemudian akan mendapatkan undangan pameran selama tiga bulan di Centre Pompidou. Pembukaannya akan berlangsung pada 2 Oktober, dan pemenangnya, yang akan mendapatkan hadiah sebesar €35.000, akan diumumkan pada 16 Oktober oleh juri internasional.
Tarek Kiswanson lahir pada 1986 di Halmstad, Swedia, dari orang tua Palestina. Keluarga Kiswani berimigrasi ke Swedia pada awal 1980-an. Sebagai seniman visual dan penyair, dia pernah tinggal dan bekerja di Paris, Prancis, dan Amman, Yordania. Karyanya meliputi seni pahat, tulisan, pertunjukan, gambar, suara, dan karya video.
Gagasan tentang ketidakberdayaan, regenerasi, dan pembaruan adalah tema sentral dalam karyanya. Selalu beroperasi di persimpangan konteks budaya yang berbeda, berbagai karya abstraknya meneliti subjek yang berkaitan dengan ingatan, warisan, kelahiran, kehilangan, dan kepemilikan.
Sumber:
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini