Organisasi Save the Children melaporkan bahwa rata-rata satu anak Palestina terbunuh setiap jam akibat agresi militer Israel di Jalur Gaza yang telah berlangsung hampir dua tahun. Jumlah total anak yang terbunuh kini telah melampaui 20.000 jiwa.
Dalam pernyataannya, Save the Children mengungkapkan bahwa lebih dari 1.009 bayi berusia di bawah satu tahun terbunuh sejak awal agresi, termasuk 450 bayi yang lahir pada agresi terbaru namun meninggal atau terbunuh sebelum sempat tumbuh besar.
Sejak 7 Oktober 2023, serangan militer Israel yang didukung Amerika Serikat telah membunuh 64.455 orang dan melukai 162.776 lainnya, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Lebih dari 9.000 orang masih hilang, ratusan ribu mengungsi, dan kelaparan telah merenggut 387 nyawa, termasuk 138 anak.
UNICEF menambahkan, setidaknya 50.000 anak di Gaza terbunuh atau terluka, sementara setengah juta orang hidup dalam kondisi kelaparan akibat terputus dari akses makanan, air, dan bantuan medis. Badan ini menegaskan tidak ada seorang anak pun yang akan keluar dari teror bombardir tanpa mengalami trauma mendalam.
Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, mengungkapkan bahwa hampir satu juta anak di Gaza kehilangan hak atas pendidikan dan menghadapi krisis psikologis yang parah. Setidaknya 17.000 anak kini hidup terpisah atau tanpa pendamping keluarga.
Sementara itu, Human Rights Watch memperingatkan bahwa serangan Israel terhadap sekolah-sekolah di Gaza akan mengganggu pendidikan selama bertahun-tahun, karena pemulihan dan pembangunan kembali membutuhkan sumber daya besar serta berdampak buruk bagi anak-anak, orang tua, dan guru.
Sumber:
MEMO, Palinfo






