Lentera, pewangi aromatik, tali gantungan bercahaya, bintang dan bulan sabit berkilau, serta botol air berwarna, semua itu kini menghiasi toko-toko yang menjual barang antik, oleh-oleh, perpustakaan, dan barang-barang rumah tangga di Jalur Gaza, menandai datangnya bulan Ramadan yang penuh berkah di akhir Maret. Dengan dimulainya bulan ini, aroma bulan suci mulai membayangi cakrawala, dan menjadi jelas terlihat di jalan-jalan dan toko-toko yang menyambut bulan kebaikan ini. Hampir tidak ada tempat, jalan, atau bahkan sebuah gang yang tidak dihiasi dekorasi menyambut datangnya keberkahan Ramadan, demikian kata pemilik toko dan warga.
Muhammad al-Majaida, pemilik toko yang menjual barang antik dan hadiah, berbicara tentang persiapannya untuk bulan suci. Ia mengatakan, “Kami telah memutuskan musim ini untuk memulai lebih awal untuk mengkompensasi beberapa kerugian yang menimpa kami selama dua tahun berturut-turut.” Penutupan berturut-turut dan serangan Israel baru-baru ini di Jalur Gaza membuat ia menyatakan bahwa musim saat ini tampaknya bukan “waktu panen”, seperti yang diperkirakan. Hal ini disebabkan oleh kenaikan harga bahan pokok, akibat perkembangan yang terjadi setelah krisis Rusia-Ukraina yang berdampak negatif dan memengaruhi kehidupan sehari-hari orang-orang Palestina, termasuk ke barang antik dan dekorasi.
Al-Majaida menyampaikan harapannya agar keamanan, keselamatan, perdamaian, dan stabilitas tetap terjaga di seluruh dunia, terutama di negara Palestina, sehingga penduduk dapat menjalani kehidupan yang layak. Ia juga berharap dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarganya, terutama untuk anak-anaknya. Mereka menyukai mainan, terutama hal-hal bertema Ramadan seperti lentera, mainan, dan barang antik yang membedakan musim ini dari yang lain.
Pada gilirannya, seorang warga bernama Khaled Rayan mengatakan bahwa dia selalu membawa anak-anaknya ke toko-toko yang menjual barang-barang antik Ramadan untuk membeli lampion dan balon berhias kalimat Ramadhan Kareem. Ia melakukan hal tersebut setiap tahun untuk membawa kegembiraan di hati mereka, dan mengeluarkan mereka dari suasana psikologis yang sulit karena perang, pengeboman, dan eskalasi Israel yang mereka lalui tahun lalu. Rayan mencontohkan, warga di Gaza beberapa tahun lalu tidak merasakan suasana Ramadan dan Idul Fitri, karena pendudukan Israel sengaja melancarkan agresinya di sebagian besar musim Ramadan, atau hari raya, yang memakan korban jiwa, luka-luka dan meninggalkan dampak negatif pada kesehatan mental warga Palestina.
Patut dicatat bahwa penjajah Israel telah mencegah orang-orang Palestina merayakan kegembiraan Ramadan dan Idul Fitri tahun lalu. Israel merenggut puluhan nyawa selama itu, dan meninggalkan ribuan rumah yang dihancurkan dan keluarga menjadi tunawisma. Akan tetapi, lentera Ramadan (fanoos) dan hal-hal indah lainnya tetap melekat di benak dan orang-orang menyukainya, tidak peduli berapa pun usianya, mereka tetap menyimpannya di rumah mereka selama bertahun-tahun dengan menyediakannya untuk anak-anak mereka setiap musim, bahkan meskipun hanya menggunakan dekorasi tahun sebelumnya.
Sumber:
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini