Fasilitas medis terbesar kedua di Jalur Gaza, Rumah Sakit Nasser, tidak dapat berfungsi setelah pengepungan Israel, penyerbuan, serta penangkapan staf medis dan pasien pada Minggu (18/2) pagi .
“Rumah Sakit Nasser di Gaza tidak berfungsi lagi, setelah pengepungan selama sepekan yang diikuti dengan penggerebekan yang sedang berlangsung,” tulis Ketua Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, di platform X.
Penembak jitu Israel yang ditempatkan di dekat Rumah Sakit Nasser menembak dan membunuh sejumlah pasien atau pengungsi Palestina dalam beberapa pekan terakhir. Pada Sabtu (17/2) pasukan Israel menyerbu kompleks medis dan menahan 100 warga Palestina, sementara masih ada 200 pasien yang terjebak di dalam rumah sakit, dengan 20 pasien memerlukan perawatan segera dan rujukan ke pusat kesehatan lainnya.
Serangan pasukan Israel terhadap rumah sakit dan layanan medis Palestina di Jalur Gaza telah menjadi bagian dari keseluruhan kampanye mereka untuk memaksa warga Palestina keluar dari wilayah tersebut. Israel mengklaim bahwa jenazah para tawanan ditahan di dalam Rumah Sakit Nasser, namun mereka belum memberikan bukti.
Israel juga turut mengebom lantai tiga Rumah Sakit Al-Amal. Sebelumnya, pada awal Februari, Israel memulai pengepungan serta menangkap beberapa pasien dan staf medis rumah sakit.
Pada Sabtu (17/1), seorang paramedis Palestina merekam pesan dari dalam RS Al-Amal, mengatakan bahwa pasukan Israel memutus hubungan mereka dengan dunia luar, menyita telepon genggam dan peralatan listrik mereka.
“Salah satu kolega kami berhasil menyembunyikan ponselnya, yang saya gunakan untuk berbicara dengan Anda. Suara pengeboman, serangan, dan bentrokan senjata tidak pernah berhenti di sekitar rumah sakit. Hari ini, pasukan penjajah langsung menargetkan gedung rumah sakit dengan dua peluru,” katanya.
PRCS mengatakan pada Ahad (18/2) bahwa peluru artileri Israel mengebom lantai tiga Rumah Sakit Al-Amal di Khan Younis. “Penjajah menghalangi pengiriman makanan, pasokan medis, dan bahan bakar ke rumah sakit Al-Amal,” kata PRCS . Ia menambahkan bahwa layanan seluler dan internet terus-menerus diganggu oleh pasukan Israel, yang menembak siapa pun yang mendekati rumah sakit.
Hingga saat ini, setidaknya 127 warga Palestina terbunuh dan 205 lainnya terluka akibat serangan Israel dalam 24 jam terakhir, menurut Kementerian Kesehatan Palestina. Angka tersebut meningkatkan jumlah korban yang terbunuh di Gaza sejak 7 Oktober menjadi 28.985, tambah kementerian. Setidaknya 68.883 lainnya telah terluka akibat serangan Israel dalam rentang waktu tersebut.
Sumber:
https://www.middleeasteye.net
https://mondoweiss.net
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini