Ucapan belasungkawa mengalir untuk akademisi dan penyair Palestina terkemuka, Refaat Alareer, yang terbunuh dalam serangan udara Israel minggu ini. Alareer adalah seorang aktivis, penulis, penerjemah, dan profesor sastra di Universitas Islam Gaza yang menginspirasi generasi penulis Palestina di Gaza.
Keluarganya mengatakan bahwa ia terbunuh pada Kamis (7/12) di rumah saudaranya di Kota Gaza, bersama dengan saudara laki-laki, perempuan, dan keempat anaknya. Jehad Abusalim, seorang penulis sekaligus murid Alareer, mengatakan bahwa ia “lebih dari seorang guru”. Sejak Israel meluncurkan agresi, Alareer adalah salah satu dari banyak suara aktif dari Gaza yang secara teratur menulis pembaruan di media sosial, tampil dalam wawancara, dan menerbitkan puisi.
Rumahnya dibom pada awal perang, membuat ia dan keluarganya harus mencari perlindungan di tempat lain, tetapi ia menolak untuk meninggalkan Kota Gaza. Dalam sebuah puisi mengharukan yang diunggah di akun media sosialnya pada 1 November, Alareer berbicara tentang masa depan yang suram yang ia lihat akan datang dengan pasti.
“Jika aku harus mati, kau harus hidup, untuk menceritakan kisahku, untuk menjual barang-barangku,” begitulah awal puisinya. “Jika aku harus mati, biarkan itu membawa harapan, biarkan itu menjadi sebuah cerita.”
sumber:
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini
#Palestine_is_my_compass
#Palestina_arah_perjuanganku
#Together_in_solidarity
#فلسطين_بوصلتي
#معا_ننصرها