• Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic
Sabtu, Mei 24, 2025
  • Login
No Result
View All Result
Donasi Sekarang
Adara Relief International
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
    • Gerai Adara
    • Gerai Buku Adara
  • Program
    • Adara for Children
    • Adara for Woman
    • Adara for Humanity
    • Penyaluran
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Humanitarian Report
    • Palestina dalam Gambar
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
    • Gerai Adara
    • Gerai Buku Adara
  • Program
    • Adara for Children
    • Adara for Woman
    • Adara for Humanity
    • Penyaluran
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Humanitarian Report
    • Palestina dalam Gambar
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
No Result
View All Result
Adara Relief International
No Result
View All Result
Home International

Realitas Perempuan di Gaza Palestina

by Adara Relief International
April 8, 2019
in International
Reading Time: 3 mins read
0 0
0
Realitas Perempuan di Gaza Palestina
14
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on Telegram

Oleh Qamar Taha.

Baca Juga

Israel Bunuh Satu Perempuan Palestina Per Jam di Gaza

Palestina dalam Gambar, April 2025

Selama dua tahun terakhir, saya mengenal puluhan perempuan luar biasa dari Jalur Gaza; wirausahawan, kreatif, perempuan sosial yang berhasil membangun karier mengesankan terlepas dari banyaknya kesulitan dan hambatan kehidupan yang mereka alami dari pengepungan Israel.

Mariam Abu-Ata, sang ahli arsitektur. Setelah bertahun-tahun gagal mendapatkan pekerjaan, dia sempat mempertimbangkan untuk pindah ke negara lain. Namun pada akhirnya memutuskan untuk tetap tinggal di Gaza dan aktif berkiprah di komunitasnya. Sekarang Maryam mengelola proyek dan pengembangan di Aisha Association for Women and Child Protection. Hanan Khashan, lulusan ilmu komputer. Bekerja selama dua tahun di bidangnya sebelum mengikuti mimpinya dan beralih ke pemasaran digital. Dia mengembangkan sebuah proyek yang bertujuan untuk mempromosikan kiprah wanita di bidang tersebut, dan berencana memperluas bisnisnya ke negara-negara Arab lainnya. Fathieh Timraz adalah seorang seniman. Ketika pasangannya meninggal tiga tahun lalu, meninggalkannya dengan dua anak kecil, dia memulai bisnis menjual barang-barang yang dia ukir dari kayu.

Menurut Biro Pusat Statistik Palestina, pada tahun 2018, 29,4 persen perempuan di Gaza berpartisipasi dalam angkatan kerja, sementara tingkat pengangguran di kalangan perempuan mencapai 74,6 persen. Untuk perempuan berusia antara 15 hingga 29 tahun, tingkat pengangguran bahkan lebih tinggi, yaitu 88,1 persen. Meskipun ada peningkatan jumlah perempuan yang bekerja sebagai buruh selama setahun terakhir, masih banyak bidang yang lebih mengutamakan laki-laki. Dalam kedokteran misalnya, ada 13,3 persen perempuan, sementara itu sekitar 59,2 persen dan 47,8 persen bekerja di bidang farmasi dan keperawatan. Persentase perempuan yang bekerja di bidang hukum adalah 23,4 persen. Di bidang pertanian, jumlahnya 6,5 persen. Sekitar dua pertiga perempuan bekerja di sektor swasta, dan tingkat kemiskinan di kalangan perempuan mencapai 53,8 persen.

Berikut adalah beberapa faktor yang menjelaskan kemunculan angka-angka ini: kondisi sosial, kehancuran ekonomi, kurangnya stabilitas di Perbatasan Rafah dengan Mesir, perpecahan politik internal dalam politik Palestina, namun sebagian besar penyebabnya adalah blokade Israel. Faktor-faktor ini memiliki efek langsung dan signifikan pada kehidupan perempuan, serta akses mereka ke angkatan kerja. Karena kekurangan pekerjaan, banyak perempuan dipaksa untuk bekerja di luar bidang spesialisasi mereka, dan pekerjaan di luar Jalur Gaza sangat jarang dibutuhkan.

Ada peningkatan persentase perempuan yang menjadi kepala rumah tangga di Gaza. Di tahun 2007 presentase mencapai 7% sedangkan saat ini meningkat menjadi 9,4%. Kenaikan ini juga dapat dikaitkan dengan perang dan serangan lanjutan di Gaza, yang mengakibatkan banyak suami-suami yang berstatus kepala rumah tangga yang gugur. Sehingga mengakibatkan tingginya presentase perempuan janda di Gaza yakni mencapai 4,5%.

Berdasarkan data dari Komite Urusan Sipil Palestina, pada tahun 2018, persentase perempuan yang menerima izin keluar dari Israel mencapai 30 persen – kurang dari sepertiga izin resmi. Perempuan hanya memegang 3 persen dari izin wirausaha, yang memberikan akses pintu keluar dan masuk ke pembisnis yang menjual barang ke dan dari Gaza. Sebagian besar bisnis milik wanita adalah bisnis kecil-kecilan, yang mana penjualan mereka tidak memenuhi kriteria Israel. Beginilah cara mereka membuat perempuan menderita, dari membatasi perjalanan, hingga blokade secara langsung yang memengaruhi peluang kerja dan mata pencaharian mereka.

Sejak tahun 2000, Israel melarang siswa-siswa dari Gaza berkuliah di universitas-universitas yang terletak di Tepi Barat. Seandainya mereka bisa belajar di sana, yang berjarak hanya beberapa jam dari rumah mereka, warga Gaza akan memiliki kesempatan yang jauh lebih terdidik dan profesional. Kebijakan Israel ini, bertujuan untuk memutus hubungan warga Palestina yang tinggal di wilayah yang terpisah secara fisik, memisahkan suami dari istrinya, orang tua dari anak-anaknya, dan mengganggu kehidupan keluarga. Pindah dari Jalur Gaza ke Tepi Barat bisa dikatakan merupakan hal yang mustahil.

Blokade Israel juga memiliki dampak kesehatan pada wanita. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia pada tahun 2018, 11.759 izin diajukan untuk pasien wanita yang mencari perawatan medis yang tidak tersedia di Gaza. Dari jumlah tersebut, 7.651 izin disahkan, 740 ditolak, dan 3.368 diabaikan. Mengenai pendamping pasien yang sebagian besar adalah perempuan, 19.396 izin telah diajukan, yang mana 10.546 diberikan, 1.724 ditolak, 7.126 dibiarkan tidak tertangani pada waktunya untuk mendapatkan perawatan yang efektif. Kegagalan respon ini merupakan bentuk ketidakhormatan pada kehidupan pasien, yang membutuhkan perawatan segera. Penderitaan semakin bertambah ketika mempertimbangkan kondisi kehidupan yang serba sulit di Gaza, termasuk infrastruktur yang bobrok, kekurangan listrik, dan sistem sanitasi dan kesehatan yang buruk.

Sumber: http://afropalforum.com/Afropalnew/2019/03/08/being-a-woman-in-gaza/

ShareTweetSendShare
Previous Post

Miris!! Limbah Baterai Ancam Nyawa Penduduk Gaza

Next Post

Lagi! Israel Akan Hancurkan 8 Rumah Warga Palestina

Adara Relief International

Related Posts

Israel Hadapi Krisis Diplomatik Terbesar Akibat Perang di Gaza
International

Israel Hadapi Krisis Diplomatik Terbesar Akibat Perang di Gaza

by Adara Relief International
Mei 22, 2025
0

Israel tengah menghadapi "krisis diplomatik yang belum pernah terjadi sebelumnya" akibat eskalasi militernya di Jalur Gaza. Media lokal menggambarkan situasi...

Read moreDetails
Webinar Fiqh Qurban bersama Ustadzah Herlini Amran, M.A.

Kurban Kok Kaleng, Emang Boleh?

Mei 16, 2025
Israel Bunuh Satu Perempuan Palestina Per Jam di Gaza

Israel Bunuh Satu Perempuan Palestina Per Jam di Gaza

Mei 13, 2025
Palestina dalam Gambar, April 2025

Palestina dalam Gambar, April 2025

Mei 11, 2025
Israel Lanjutkan Pembantaian di Gaza: Sekolah, Rumah, dan Restoran Jadi Sasaran

Israel Lanjutkan Pembantaian di Gaza: Sekolah, Rumah, dan Restoran Jadi Sasaran

Mei 8, 2025
Ben-Gvir Dukung Pengungsian dan Kelaparan di Gaza, Bertentangan dengan Hukum Internasional

Ben-Gvir Dukung Pengungsian dan Kelaparan di Gaza, Bertentangan dengan Hukum Internasional

Mei 7, 2025
Next Post
Lagi! Israel Akan Hancurkan 8 Rumah Warga Palestina

Lagi! Israel Akan Hancurkan 8 Rumah Warga Palestina

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TRENDING PEKAN INI

  • Adara Salurkan Bantuan Ramadhan di Masjid Ke-2 yang Dibangun di Gaza

    Adara Salurkan Bantuan Ramadhan di Masjid Ke-2 yang Dibangun di Gaza

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Adara Palestine Situation Report 40

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tanya Jawab Seputar Amalan Wanita di Bulan Dzulhijjah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 91% Penduduk Gaza Alami Krisis Pangan, WHO dan Otoritas Gaza Serukan Status Kelaparan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meneladani Sikap Tolong Menolong Pada Masa Rasulullah Saw dan Para Sahabat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Currently Playing
  • Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic

© 2024 Yayasan Adara Relief Internasional
Alamat : GrahaQu Lt.2, Jl. Warung Buncit Raya Loka Indah No. 1, Kelurahan Kalibata, Kec. Pancoran, Kota Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta, Kode Pos 12740

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
    • Gerai Adara
    • Gerai Buku Adara
  • Program
    • Adara for Children
    • Adara for Woman
    • Adara for Humanity
    • Penyaluran
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Humanitarian Report
    • Palestina dalam Gambar
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
Donasi Sekarang

© 2024 Yayasan Adara Relief Internasional
Alamat : GrahaQu Lt.2, Jl. Warung Buncit Raya Loka Indah No. 1, Kelurahan Kalibata, Kec. Pancoran, Kota Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta, Kode Pos 12740