Psikolog yang bekerja di tempat penampungan PBB untuk ribuan pengungsi di pusat Gaza mengatakan kepada Middle East Eye bahwa perang telah memberikan dampak psikologis yang menghancurkan bagi pengungsi anak-anak. Khaled mengatakan kepada Middle East Eye bahwa mereka berusaha membantu anak-anak untuk tetap dapat berekspresi di tengah kepadatan sekolah-pengungsian yang tinggi. Anak-anak mudah ketakutan oleh suara keras dan banyak yang mengalami enuresis (mengompol).
Kondisi hidup yang sulit saat ini berdampak negatif pada pandangan anak-anak terhadap orang tua mereka, karena kebutuhan dasar seperti makanan tidak terpenuhi. Anak-anak mengalami frustasi dan kerusakan psikologis serius, yang membuat proses penyembuhan setelah perang menjadi semakin rumit. Khaled meragukan apakah para psikolog dapat mengatasi kompleksitas situasi ini.
Ahmed al-Ghariz, terapis trauma dan tari, menginformasikan tentang penyelenggaraan sesi breakdance dan aktivitas ekspresif di sekolah untuk mendukung anak-anak pengungsi berbagi ketakutan dan emosi mereka. Perilaku anak-anak berubah signifikan sebelum dan selama agresi. Meskipun dulu mereka antusias berpartisipasi, kondisi mereka sekarang berubah karena kurang mendapat perhatian dari ayah yang sibuk mencari makanan. Situasi ini menantang, tapi potensi kreativitas anak-anak bisa muncul dalam kondisi yang lebih baik.
sumber:
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini
#Palestine_is_my_compass
#Palestina_arah_perjuanganku
#Together_in_solidarity
#فلسطين_بوصلتي
#معا_ننصرها