Pertahanan Sipil Palestina di Gaza mengecam keras sikap “standar ganda” yang ditunjukkan sejumlah organisasi internasional yang membawa alat berat ke Jalur Gaza untuk mencari jenazah tahanan Israel, namun mengabaikan puluhan ribu warga Palestina yang masih tertimbun reruntuhan akibat genosida Israel selama dua tahun terakhir.
“Perasaan kami hancur ketika melihat sejumlah lembaga dan organisasi membawa alat berat serta buldoser hanya untuk mencari jenazah tahanan Israel, sementara tidak ada satu pun alat yang tersedia untuk mengevakuasi sekitar 10.000 jenazah warga Palestina yang masih terkubur di bawah puing-puing,” ujar juru bicara Pertahanan Sipil Palestina, Mahmud Basal.
Menurut Basal, kondisi ini mencerminkan “standar ganda yang sama sekali tidak manusiawi.” Ia menegaskan bahwa “kemanusiaan sejati menuntut perhatian yang sama bagi jenazah warga Palestina seperti halnya bagi jenazah warga Israel.”
Basal menjelaskan, proses evakuasi satu jenazah saja dapat memakan waktu hingga 12 jam karena besarnya skala kehancuran di Gaza. “Kami butuh 10.000 hari untuk mengevakuasi 10.000 jenazah para syuhada. Itu berarti kami memerlukan jumlah alat berat yang sangat besar. Truk, buldoser, dan ekskavator yang telah masuk ke Gaza sama sekali tidak cukup untuk menyelesaikan tugas ini,” katanya.
Ia juga menyoroti tantangan besar lain yaitu tumpukan puing yang belum tertangani. “Jika puing-puing itu diangkat, di mana kami akan menaruhnya? Apakah persoalannya hanya soal mengevakuasi jenazah, atau juga tentang menyingkirkan reruntuhan dan mencari tempat penampungan bagi material yang menumpuk itu?” tambahnya.
Basal menekankan bahwa upaya pemulihan jenazah memerlukan koordinasi dan kerja sama semua pihak agar proses evakuasi dapat segera dilakukan.
Sementara itu, juru bicara pemerintah Israel mengatakan bahwa untuk pencarian jenazah tahanan Israel, tim Palang Merah dan Mesir telah diizinkan melintasi wilayah “garis kuning” yaitu zona yang memungkinkan Israel mempertahankan kendali atas sekitar 58 persen wilayah Jalur Gaza.
Alat berat juga diizinkan masuk ke Gaza untuk mengangkat puing-puing dan mencari jenazah di bawah reruntuhan rumah serta terowongan tempat para tahanan Israel terbunuh. Namun, peralatan tersebut diprioritaskan untuk kepentingan Israel bukan untuk membantu rakyat Palestina menemukan keluarga mereka yang masih terkubur, maupun untuk membangun kembali infrastruktur penting yang hancur akibat serangan.
Sumber:
Qudsnen







