Perlakuan Israel terhadap pekerja Palestina dikecam pada pertemuan PBB. Ketua Organisasi Buruh Internasional (ILO) mengkritik apa yang disebutnya sebagai penghancuran hak-hak pekerja Palestina sejak dimulainya agresi di Gaza dan menyerukan diakhirinya pembatasan baru yang menghalangi mereka untuk bekerja di Israel.
Perlakuan Israel terhadap pekerja Palestina, yang selama beberapa dekade diawasi oleh badan buruh PBB, telah memburuk sejak perang. Kritik terfokus pada lebih dari setengah juta orang yang kehilangan pekerjaan dan pengucilan Israel terhadap sekitar 200.000 warga Palestina yang tinggal di Palestina Terjajah (Israel) karena alasan keamanan.
“Ini merupakan tahun tersulit bagi pekerja Palestina sejak tahun 1967,” kata Direktur Jenderal ILO, Gilbert Houngbo, pada pertemuan di Jenewa, mengacu pada perang ketika Israel merebut Tepi Barat dan Al-Quds (Yerusalem) bagian timur yang diduduki dari Yordania dan Jalur Gaza dari Mesir.
Hak-hak buruh telah “dihancurkan,” katanya dalam pidatonya saat menyampaikan laporan ILO, sambil meminta Israel untuk membuka kembali pasar tenaga kerjanya.
Seruannya juga digaungkan oleh Menteri Tenaga Kerja Palestina, banyak diplomat dari berbagai negara termasuk Mesir, dan kelompok pekerja. Salah satunya menjadi emosional ketika menggambarkan kondisi di Gaza.
Pada pertemuan yang sama, puluhan delegasi kemudian angkat kaki dari ruang pertemuan PBB saat Israel menguraikan posisinya.
Sumber: https://www.aljazeera.com
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini