Pawai kepulangan akbar penduduk Palestina ke tanah kelahiran merupakan sejarah yang sangat penting dan harus terus berlanjut. Adalah lumrah bagi para penuntut kemerdekaan membayar tebusan yang mahal untuk mendapatkan kembali kemerdekaan yang dirampas.
Sebuah cuitan milik @adham922 menggambarkan motivasi baja bangsa Palestina yang hingga kini terus bertahan dalam pawai kepulangan akbar di perbatasan Gaza.
70 tahun dijajah Zionis tak menyurutkan sedikitpun semangat merebut kembali hak mereka. Jutaan nyawa dan bayaran mahal pengorbanan selalu siap diberikan sebagai tebusannya.
Tanggal 30 Maret 2018 menjadi momen bagi jiwa-jiwa penuh keyakinan bagi bangsa Palestina untuk melanjutkan semangat para pendahulu mereka. 6 nyawa dan puluhan terluka pada aksi mogok massal menentang perampasan ribuan hektar tanah mereka oleh penjajah Israel tepat 42 tahun yang lalu. Peringatan pada peristiwa perampasan itu akan terus memberikan spirit perjuangan.
Tak ada ancaman dan kekerasan yang mereka maksudkan, namun hal itu justru menjadi alasan tindakan represif penjajah Israel yang membunuh 17 jiwa dan melukai lebih dari 1,400 orang dalam pawai tahun ini (aqsapost.com).
Ismail Haniyah mengatakan bahwa pawai kepulangan ini adalah pawai damai dan beradab yang diikuti oleh perempuan, para pemuda, anak-anak dan orang tua. “Pembunuhan yang dilakukan Zionis terhadap anak-anak dan pemuda kami telah melampaui batas,” demikian dikutip oleh akun twitter @ShehabAgency.
Dua tuntutan saja yang mereka minta, kembalikan hak bangsa Palestina atas tanah mereka yang dirampas dan hentikan blokade Gaza.
Sebagaimana direncanakan oleh Otoritas Nasional Tertinggi untuk Great March of Refugees pawai ini akan berlangsung hingga 6 pekan ke depan.
Penjajah Zionis mengumumkan bahwa wilayah aksi pawai merupakan zona militer tertutup namun puluhan pemuda berhasil menembus pagar pembatas meskipun terus ditembaki oleh para penembak jitu. Keberanian mereka merupakan pesan kuat kepada dunia bahwa bangsa Palestina akan tetap teguh memperjuangkan tanah airnya. Mereka tidak akan mundur untuk mendapatkan kembali hak kepulangan mereka.
Tak ketinggalan kontribusi kaum perempuan dari berbagai gerakan dan lembaga serta komunitas. Mereka terus bergiliran berorasi membakar semangat para peserta pawai agar tak gentar dengan berbagai ancaman dan tetap teguh.
Demikian pula sejumlah tokoh, para pemuka masyarakat, ikatan ulama dan komite sosial turut memperkuat barisan. Mereka menyatakan, pawai kali ini adalah tahap awal kepulangan para pengungsi ke tanah air mereka.
Duka cita dan kecaman dunia terus mengalir, meminta Israel menghentikan kejahatan atas bangsa Palestina dan meminta masyarakat dunia serta Dewan Keamanan PBB untuk bertindak.
Seperti halnya rasa geram kita bangsa Indonesia, bahwa kita tak akan akan pernah diam melihat masih terus dibiarkannya penjajahan Israel atas bangsa Palestina yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur bangsa. Bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh karena itu penjajahan di muka bumi harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
#pawai_kepulangan_akbar
Adara Relief International