Adara Relief International menyalurkan bantuan berupa kebutuhan anak dan perempuan di kamp pengungsian Abdul Qadir Al Husaini, Khan Yunis, Gaza Selatan pada Selasa (12/11). Bantuan ini diberikan oleh donatur salah satunya dari ZIS Indosat.
Air bersih telah menjadi barang langka di wilayah Gaza, Palestina, sejak negara tersebut terserang bombardir Israel. Di tengah situasi perang, banyak perempuan Gaza yang terpaksa mengonsumsi pil penunda menstruasi karena ketiadaaan air bersih, sanitasi yang buruk, serta minimnya produk menstruasi seperti pembalut dan tampon.
Salma Khaled adalah perempuan berusia 41 tahun yang tinggal di kamp pengungsi Deir el-Balah di Gaza tengah. Serangan tanpa henti dari Israel membuat ia terus dalam keadaan ketakutan dan depresi. Kondisi tersebut berdampak buruk terhadap siklus menstruasinya.
“Saya mengalami hari-hari tersulit dalam hidup saya selama perang ini,” kata Salma kepada Al Jazeera.
Lebih lanjut, Salma mengatakan “Saya sudah menstruasi dua kali dalam bulan ini, yang mana sangat tidak normal. Saya juga mengalami pendarahan hebat.”
Baca Juga: Tidak Ada Privasi, Tidak Ada Air: Perempuan Gaza Konsumsi Pil Penunda Haid di Tengah Agresi
“Salah satu fokus kami adalah membantu anak dan perempuan, dengan memenuhi kebutuhan mereka. Maka, ketika agresi terjadi, Adara segera mengirimkan bantuan berupa susu, diapers, pembalut dan lainnya untuk membantu mengurangi krisis ini”, ujar Ana Rahmawati, Ketua Bidang Program dan Penyaluran.
“Karena kebutuhan yang cukup tinggi, kami lakukan penyaluran secara bertahap mengingat persediaan bahan pokok di dalam Gaza semakin menipis. Hal ini dilakukan seiring dengan pengiriman bantuan dari luar Gaza ke dalam Gaza”. tambahnya.
Terima kasih Sahabat Adara yang telah memberikan bantuan kepada warga Gaza. Mari berikan dukungan dan bantuan kepada mereka agar mereka bisa bertahan. Keterlibatan kita dalam gerakan kemanusiaan ini, semoga bisa meringankan beban penderitaan mereka dan semoga kita bisa mendapatkan pahala dan keberkahan dari Palestina.