“Permasalahan Palestina membutuhkan peran pemuda. Namun bukan hanya peran pemuda Palestina tapi juga pemuda di seluruh dunia termasuk pemuda Indonesia”, papar Anas Abu Mush’ab dalam roadshow “Bedah Buku Parade Heroik Pembebas Palestina” dihadapan puluhan mahasiswa Telkom University pada 7 Maret 2019 lalu.
Anas yang lahir di tanah Gaza Palestina bercerita, pada masa kecilnya ia menyaksikan langsung rudal-rudal Israel menghancurkan puluhan rumah di Gaza. Dia pun menjadi korban rudal Israel hingga kehilangan kaki kanannya.
Menurutnya, pemuda yang sedang menuntut ilmu tidak boleh menganggap dirinya tidak bisa berbuat untuk Palestina. “Kita bisa mengambil peran untuk Palestina dengan mengedukasi diri kita sendiri dan teman-teman kita. Palestina tidak akan dibebaskan oleh orang bodoh. Untuk itu kita harus memanfaatkan waktu luang kita untuk menuntut ilmu. Sehingga kita bisa berjuang untuk Palestina dengan ilmu,” pesannya.
Dalam sessi selanjutnya, Nurjannah Hulwani sebagai penulis mengatakan, “Tujuan pembuatan buku ini adalah agar kita tidak melupakan sejarah, apalagi tentang apa yang terjadi di Palestina”.
Peristiwa-peristiwa penting ini harus terus diingat sampai kapanpun seperti Great Return March yang masih terus berjalan hingga saat ini. “Great Return March adalah peristiwa perjuangan warga Gaza juga rakyat Palestina untuk mempertahankan negaranya. Dalam aksi ini Israel menggunakan peluru terlarang yang merusak tubuh dan juga gas air mata.
Meski rakyat Palestina terluka tapi mereka terus bangkit untuk ikut aksi”, papar Nurjannah yang juga merupakan Ketua Adara Relief International.
Dalam buku tersebut juga disebutkan beberapa korban aksi Great Return March. Diantaranya adalah anak-anak dan perempuan. Mereka seharusnya tidak ikut dalam aksi. Namun ketika dunia bungkam dan buta, maka mereka harus menyuarakan sendiri perjuangan mereka,” pungkasnya. (ar)*