Seorang anak mengalami luka kritis setelah ditembak oleh pasukan Israel di barat laut Rafah, Gaza selatan. Dua warga Palestina lainnya turut terluka ketika serangan udara Israel menghantam kendaraan sipil di Bani Suhaila, timur Khan Younis. Tak lama kemudian, tentara Israel menghancurkan blok-blok permukiman di tenggara Khan Younis dan menembaki wilayah timur Deir al-Balah.
Pada Jumat (24/10) malam, artileri Israel membunuh dua bersaudara di timur Deir al-Balah, menambah daftar panjang pelanggaran terhadap gencatan senjata yang disepakati berdasarkan Trump Plan. Militer Israel mengklaim korban menyeberangi “garis kuning,” tetapi keterangan itu dibantah oleh tim pertahanan sipil dan saksi mata.
“Garis kuning” merujuk pada batas sementara yang ditetapkan setelah kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tawanan pada 9 Oktober lalu. Berdasarkan kesepakatan itu, pasukan Israel mundur hingga ke garis tersebut, namun masih menguasai sekitar 53% wilayah Gaza.
Sementara itu, laporan media Israel KAN menyebutkan bahwa tentara Israel tengah melakukan pencarian sisa-sisa jenazah tahanan di area sekitar garis kuning, terutama di wilayah yang masih mereka kuasai. Pencarian ini dilakukan berdasarkan “perkiraan intelijen,” dan mulai Minggu, kendaraan berat diizinkan masuk untuk mempercepat operasi tersebut.
Di sisi lain, Hamas juga mengumumkan akan melanjutkan pencarian jasad tahanan Israel di sejumlah area Gaza. Sejak gencatan senjata berlaku pada 10 Oktober, Hamas telah membebaskan 20 sandera hidup dan menyerahkan 16 jenazah, sementara 12 lainnya masih belum ditemukan.
Menurut pejabat Hamas, fase pertama kesepakatan telah dijalankan: penyerahan sandera hidup dan sebagian jasad. Namun Israel menolak permintaan Hamas untuk membawa peralatan berat melalui perbatasan guna membantu pencarian, dan menegaskan bahwa pasukan mereka tidak akan beralih ke fase berikutnya dari Trump Plan sebelum seluruh jenazah dikembalikan.
Meski gencatan senjata mengakhiri dua tahun genosida yang membunuh lebih dari 68.000 warga Palestina dan melukai 170.000 lainnya, serangan-serangan baru Israel di sekitar garis kuning menimbulkan kekhawatiran serius. Pelanggaran demi pelanggaran ini menunjukkan betapa rapuhnya perdamaian di Gaza dan betapa mudahnya genosida itu bisa kembali terjadi.
Sumber: Qudsnen, Memo


![Tentara Israel menahan seorang anak laki-laki Palestina setelah ia melempar batu menjelang kunjungan kaum Yahudi Ultra-Ortodoks ke kuil Atnaeil Ben Kinaz di kota Hebron, Tepi Barat yang diduduki Israel, pada 16 April 2025. [Foto oleh HAZEM BADER/AFP via Getty Images] Tentara Israel menahan seorang anak laki-laki Palestina setelah ia melempar batu menjelang kunjungan kaum Yahudi Ultra-Ortodoks ke kuil Atnaeil Ben Kinaz di kota Hebron, Tepi Barat yang diduduki Israel, pada 16 April 2025. [Foto oleh HAZEM BADER/AFP via Getty Images]](https://adararelief.com/wp-content/uploads/2025/10/GettyImages-2209950033-1-120x86.webp)




![Anak-anak Palestina mencari barang-barang yang masih layak pakai di antara tumpukan sampah dan puing di Kota Gaza, Gaza, pada 21 Oktober 2025. [Hamza ZH Qraiqea – Anadolu Agency]](https://adararelief.com/wp-content/uploads/2025/10/AA-20251022-39483278-39483271-GARBAGE_CONTINUES_TO_ACCUMULATE_IN_GAZA_CITY-1-75x75.webp)
