Jakarta – Ahad, 12 Mei 2024 bertempat di auditorium Perpustakaan Nasional Jalan Medan Merdeka Selatan Adara Relief International kembali mengadakan acara peringatan Nakba. Tahun ini Adara hadir dengan tema “Ongoing Nakba : “Turn Back The Narration of Palestine”.

“Tak hanya menolak lupa pada peristiwa Nakba 15 Mei 1948, kita juga mengungkap fakta bahwa Nakba masih berlangsung.” Ucap Indah Kurniati Direktur Keuangan dan Operasional Adara Relief International mengenai pemilihan tema Ongoing Nakba: Turn Back The Narration of Palestine.


Live painting dan sulam turut mewarnai pameran Ongoing Nakba



Dalam pameran hadir pula muslimah Majelis Taklim Bani Umar Bintaro, bersama Ki Gamblang seorang pelukis profesional. Hasil karya sulam dan lukisan didonasikan untuk Palestina melalui Adara.
“Kegiatan ini ada guna mengembalikan narasi yang utuh mengenai apa yang terjadi di Gaza dan Palestina.” Jelas Fitriyah Nur Fadilah selaku ketua pelaksana.
Pemaparan mengenai Gaza, The Next Chapter of Nakba
“Semua kehidupan normal yang saya miliki mereka rampas. Alhamdulillah.” Dengan tubuh penuh perban Dr. Shaima Abu Shaban mengungsi di bawah todongan senjata Israel.
Izzeddin Lulu, residen dokter Gaza turut memberikan kesaksiannya. “Saya menangani pasien dalam kondisi tanpa listrik, dan tank serta penembak jitu Israel merangsek ke dalam RS Al-Shifa. Kami dipaksa melihat pasien mati kehabisan darah di depan mata.” Ezz berkata ia merasa keilmuan yang ia dan rekan-rekannya miliki seakan tak berharga di mata dunia, tidak ada keadilan bagi tenaga medis di Gaza.
Hatem Hany Rawagh jurnalis Gaza mengamini pendapat Ezz. “Setidaknya 142 awak media tewas saat sedang bertugas. Jumlah ini adalah jumlah terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah jurnalistik.” tuturnya.
Upaya Diplomasi Israel dalam memperpanjang durasi Ongoing Nakba

Melalui ruang Zoom, dr. Fauziah Hasan memberikan pemaparannya. “Flotilla mengesahkan Break The Siege dengan melayarkan tiga kapal kargo dan penumpang ke dalam Gaza melalui jalur laut. Misi yang harusnya berlayar sejak Maret ini gagal akibat upaya diplomasi Israel.”

Akhmad Masbukhin Koordinator Timtengka, Kemlu RI menyatakan bahwa, “Permasalahan Palestina-Israel adalah satu-satunya permasalahan yang memiliki durasi sangat panjang.” Ia melanjutkan, “Masalah Palestina-Israel mengalami mutasi menjadi defining symbols dalam konsistensi politik internasional.”
“Banyak sekali yang berusaha menggembosi isu Palestina dengan mengatakan, ‘kalau saja Gaza tidak menyerang lebih dulu’. Padahal pemicu utama kejadian ini berjalan sejak tahun 2022 saat Netanyahu menyatakan akan menghancurkan Gaza dan mendirikan kota di atasnya.” Ucap Amar Arrisalah dalam penyampaiannya.
Who’s The Next Shalahuddin?

Seorang sahabatnya bertanya, “Mengapa saya tidak pernah melihat anda tersenyum?” Lalu Shalahhudin menjawab, “Bagaimana bisa aku tersenyum sedang Al-Aqsa terjajah?”. Edgar memberikan pemaparannya mengenai ‘Who’s The Next Shalahuddin?’.

Acara kemudian ditutup dengan penyerahan kunci. Kunci ini merupakan simbol perjuangan mereka dengan sebuah keyakinan bahwa suatu saat mereka akan kembali ke rumahnya. Kunci diserahkan oleh Syekh Fayez Al Ghoul, syekh Palestina asal Gaza Dr. Siti Zainab pendiri Adara Relief International sebagai simbol perjuangan menjaga narasi Turn Back The Narration of Palestine.