Doctors Without Borders (Médecins Sans Frontières/MSF) pada Kamis (2/10) melaporkan bahwa salah satu tenaga medisnya terbunuh akibat serangan Israel di Gaza. Korban bernama Omar Hayek (42), seorang terapis okupasi, menambah jumlah staf MSF yang terbunuh sejak awal perang menjadi 14.
Dalam pernyataannya, MSF menyebut serangan itu turut melukai empat staf lainnya, satu di antaranya dalam kondisi kritis akibat terkena pecahan peluru. “Serangan terjadi di sebuah jalan ketika tim kami sedang menunggu bus untuk menuju rumah sakit lapangan MSF di Deir al-Balah. Semua staf mengenakan rompi MSF yang jelas mengidentifikasi mereka sebagai pekerja medis kemanusiaan,” ungkap organisasi tersebut.
MSF mengenang Omar Hayek sebagai sosok pendiam dengan kebaikan hati yang mendalam dan profesionalisme tinggi. “Ia mendedikasikan hidupnya untuk mengembalikan kekuatan dan martabat ribuan pasien,” kata MSF. Kematian Omar terjadi kurang dari dua pekan setelah koleganya, Hussein Alnajjar, juga terbunuh di Deir al-Balah.
Menurut Rumah Sakit Al-Aqsa Martyrs di Deir al-Balah, mereka menerima sembilan jenazah setelah beberapa serangan di daerah sekitar. Wartawan AFP melaporkan sejumlah jenazah terlihat di kamar mayat rumah sakit, sebagian dibungkus kain kafan putih, sementara keluarga korban berduka di sekitarnya.
Karin Huster, kepala tim medis MSF di Gaza, mengatakan, “Kami menerima kabar bahwa beberapa staf kami terluka dan dibawa ke Rumah Sakit Al-Aqsa. Saat tiba, kami mendapati salah satu rekan kami telah terbunuh, dan empat lainnya terluka. Konsekuensinya akan sangat tragis bagi keluarga mereka dan bagi tim kami. Cukup sudah pembunuhan ini, disengaja ataupun tidak, ini tidak dapat diterima.”
Menurut badan pertahanan sipil Gaza dan sejumlah rumah sakit, serangan Israel pada Kamis (2/10) menyebabkan sedikitnya 52 orang terbunuh di seluruh Jalur Gaza. Rinciannya, 10 orang termasuk seorang anak terbunuh di Kota Gaza, 14 di Gaza tengah, dan 28 di wilayah selatan. Sebagian korban terbunuh akibat serangan udara, sebagian lainnya karena tembakan drone dan penembakan langsung.
Kementerian Kesehatan Gaza mencatat sedikitnya 66.225 warga Palestina terbunuh, juga mayoritas warga sipil. Data tersebut dianggap kredibel oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Sumber:
The New Arab