• Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic
Kamis, Maret 23, 2023
  • Login
No Result
View All Result
Donasi Sekarang
Adara Relief International
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
    • Gabung Relawan
    • Gerai Adara
  • Program
    • Adara for Children
    • Adara for Woman
    • Adara for Humanity
    • Penyaluran
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Humanitarian Report
    • Palestina dalam Gambar
    • AdaStory
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
    • Gabung Relawan
    • Gerai Adara
  • Program
    • Adara for Children
    • Adara for Woman
    • Adara for Humanity
    • Penyaluran
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Humanitarian Report
    • Palestina dalam Gambar
    • AdaStory
No Result
View All Result
Adara Relief International
No Result
View All Result
Home Artikel

Menyoal Kedatangan Timnas U-20 Israel ke Indonesia, Benarkah Tidak Ada Kaitannya antara Olahraga dengan Politik?

by Adara Relief International
Maret 16, 2023
in Artikel, Sorotan
Reading Time: 6 mins read
0 0
0
Menyoal Kedatangan Timnas U-20 Israel ke Indonesia, Benarkah Tidak Ada Kaitannya antara Olahraga dengan Politik?
52
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on Telegram

Tahun ini Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 yang akan diselenggarakan pada 20 Mei hingga 11 Juni mendatang. Hal ini tentu sangat menggembirakan dan membanggakan, sehingga mendapatkan sambutan luas dan hangat di kalangan masyarakat, khususnya pecinta bola. Namun demikian, ada satu hal yang terus menjadi pertanyaan, yaitu tentang posisi Timnas Israel yang lolos ke Piala Dunia U-20; akankah mereka tetap diizinkan berlaga di Indonesia?

Baca Juga

Huwwara, Tanah Putih yang Telah Memerah

Penolakan Timnas Israel 60 Tahun yang Lalu: Relevansi dan Kontroversi dalam Sejarah Sepakbola Hari Ini

Pandangan terhadap Israel, dari Presiden Soekarno hingga Presiden Jokowi

Sejak awal, Indonesia telah memosisikan Israel sebagai penjajah dan oleh karenanya, Indonesia sebagai negara yang menganut politik antiimperialisme dengan tegas menentang segala bentuk kerja sama dengan Israel. Dahulu, sikap tegas Indonesia bukan sekadar lip service, sebab jelas termaktub dalam pembukaan UUD 1945 bahwa “Sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”

Sikap tegas ini juga ditunjukkan dalam hal olahraga. Pada kualifikasi Piala Dunia 1958, jalan bagi Indonesia untuk turut serta dalam Piala Dunia di Swedia sudah terbentang. Tim Indonesia telah berhasil mengalahkan Cina di putaran pertama Grup I. Namun, di putaran selanjutnya, Indonesia harus berhadapan dengan Mesir, Sudan, dan Israel. Indonesia yang dijadwalkan bermain dengan Israel pun memilih untuk mengundurkan diri. Dalam wawancaranya dengan Historia, kiper Timnas Indonesia Maulwi Saelan mengatakan bahwa keputusan tersebut merupakan perintah langsung dari Presiden Soekarno. “Itu sama saja mengakui Israel. Kami nurut (dengan Bung Karno) dan enggak jadi berangkat.”

Ketika Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 1962, Soekarno Kembali menegaskan pandangan antikolonialnya dengan menolak partisipasi Taiwan dan Israel dalam pertandingan itu, terlebih Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan keduanya. Acara berjalan lancar, meskipun akhirnya Indonesia tidak diperbolehkan mengikuti Olimpiade 1964 oleh International Olympics Committee (IOC) karena menolak keikutsertaan Israel dan Taiwan.

Cabang tenis juga pernah menolak bermain di “Israel” pada babak grup dunia Piala Fed 2006. Tim Fed Indonesia awalnya mendapat ‘lampu hijau’ dari pemerintah untuk terbang ke “Israel” yang jadi tuan rumah Piala FED 2006, karena event itu merupakan undangan dari Federasi Tenis Dunia (ITF), bukan dari pemerintah Israel. Namun demikian, Kementerian Luar Negeri yang saat itu dipimpin Menteri Hassan Wirajuda memilih mempertimbangkan izin tersebut dan Sekjen PB Pelti Augus Ferry Raturandang mengonfirmasi Indonesia batal tampil di “Israel”. Indonesia pun mendapat sanksi denda sekitar Rp268 juta jika tidak ingin didepak dari ITF.

Dalam hal dukungan terhadap Palestina, pada KTT Luar Biasa OKI 2016 di Jakarta, Presiden Jokowi mengatakan pentingnya meningkatkan dukungan terhadap Palestina melalui sejumlah langkah konkret, yaitu ‘penguatan tekanan kepada Israel, termasuk boikot terhadap produk Israel yang dihasilkan di wilayah pendudukan’. Sikap tersebut kembali ditegaskan pada KTT OKI 2018 di Istanbul, terkait pemindahan Kedutaan AS di Israel ke Al-Quds.

Dalam pidatonya, Wamenlu AM Fachir mendesak OKI untuk mengambil langkah tegas, konkret, dan praktikal untuk mendukung Palestina. Salah satunya, dengan memboikot produk Israel yang dihasilkan di tanah pendudukan di Palestina, juga memberikan bantuan bagi badan pengungsi PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA.

Berbagai pernyataan dan sikap Indonesia yang konsisten menolak penjajahan yang dilakukan oleh Israel dan mendukung kemerdekaan Palestina, tentu dapat menjadi titik tolak dalam mengambil kebijakan apa pun terkait hubungan antara Indonesia dengan Israel. Dengan demikian, ketegasan sikap pemerintah terhadap partisipasi Israel di Kejuaraan U-20 ini sangat ditunggu.

Sebelumnya, Kemenpora dan PSSI sebagai kementerian dan organisasi yang mengurus hajat besar ini menyatakan penerimaan mereka atas Timnas Israel yang nantinya akan hadir dan turut berlaga di Indonesia dengan alasan bahwa politik jangan dicampuradukkan dengan olahraga. Selain itu, Menteri BUMN Erick Thohir juga menyatakan bahwa penolakan terhadap Israel akan menjadi hambatan bagi Indonesia jika ingin menjadi tuan rumah untuk event olahraga berskala internasional lainnya.

Namun demikian, sikap tersebut mendapatkan penolakan dari MUI yang mengingatkan bahwa Indonesia telah berkomitmen kuat untuk tidak membuka hubungan diplomatik dengan Israel selama penjajahan masih terus berlangsung. Dalam rangka mencari solusi atas persoalan ini, MUI menyatakan keinginannya untuk mengadakan dialog dengan Menpora, Menlu, Menko Polhukam, dan PSSI.

Penjajahan masih berlangsung

Kini, Israel semakin gencar merampas tanah-tanah Palestina dan terus melakukan pelanggaran HAM. PBB bahkan menyatakan bahwa tahun 2022 merupakan tahun paling mematikan di Tepi Barat, Palestina yang diduduki, dengan 152 orang yang dibunuh, sementara Israel terus menikmati impunitasnya. “Masyarakat internasional tidak dapat dan tidak boleh menoleransi apa yang tampaknya mencerminkan kebijakan dan praktik Israel yang sengaja menggunakan kekuatan mematikan tanpa memperhatikan batasan yang ditetapkan oleh hukum internasional,” tegas PBB. Perilaku dehumanisasi, demonisasi, dan hukuman kolektif terhadap warga Palestina yang diberlakukan oleh Israel terhadap Palestina terus terjadi, meskipun hukuman kolektif secara khusus dilarang berdasarkan Hukum Humaniter Internasional karena merupakan kejahatan perang.

Di bidang sepak bola, Asosiasi Sepak Bola Israel (IFA) mengizinkan klub sepak bola yang berbasis di enam permukiman ilegal Tepi Barat, seperti Kiryat Arba, Givat Zeev, Maale Adunim, Ariel, Oranit, dan Tomer, untuk berpartisipasi dalam kompetisi sepak bolanya. Tindakan yang melanggar garis batas tahun 1967 ini bertentangan dengan resolusi PBB No. 2334 tahun 2016 yang menyatakan bahwa permukiman ilegal melanggar hukum internasional.

Atas dasar pelanggaran tersebut, Palestina meminta agar Israel dikeluarkan dari FIFA karena memiliki tim di Tepi Barat yang melanggar aturan FIFA itu sendiri, yakni “asosiasi anggota dan klub mereka tidak boleh bermain di wilayah asosiasi anggota lain tanpa persetujuan.” Ketika Rusia menduduki Krimea pada 2014, afiliasi Eropa FIFA, UEFA, memblokir Rusia untuk memasukkan tim dari Krimea ke liga nasionalnya berdasarkan aturan yang sama.

Lebih lanjut, pada Desember 2022 lalu, seorang penembak jitu Israel membunuh Ahmed Daraghmeh, salah seorang pemain sepak bola andalan Palestina. “Penjajahan Israel tidak hanya memengaruhi kami, tetapi memengaruhi olahraga Palestina secara umum,” kata penjaga gawang tim Palestina Rami Hamadeh kepada CNN Sports. “Apakah itu dengan pemain kami yang ditangkap atau dibunuh.”

Jibril Rajoub, kepala Asosiasi Sepak Bola Palestina dan Komite Olimpiade Palestina, mengatakan “Kejahatan baru terhadap seorang atlet dan pemain Palestina merupakan tambahan baru untuk rangkaian kejahatan yang terus berlanjut terhadap olahraga dan atlet Palestina secara khusus.” Ia menyerukan FIFA dan semua organisasi internasional dan regional untuk menegakkan hukum hak asasi manusia mereka dan untuk melakukan tindakan hukuman terhadap Israel.

Politik adalah politik, olahraga adalah olahraga, benarkah?

Pada tahun 1979, invasi Uni Soviet ke Afghanistan mendorong Presiden AS Jimmy Carter untuk menyerukan boikot Olimpiade 1980 di Moskow. Ia mengumpulkan solidaritas dari sekutu termasuk Inggris Raya, Kanada, Jerman Barat, Chili, dan Haiti. Secara total, 65 negara menolak untuk berpartisipasi dalam permainan tersebut. Parlemen AS dan Senat AS juga mengeluarkan langkah-langkah untuk menyetujui boikot tersebut.

Selain itu, Olimpiade Tokyo 1964 menandai tahun pertama dilarangnya Afrika Selatan untuk berpartisipasi dalam Olimpiade karena politik apartheid yang diterapkan. Larangan itu berlanjut hingga 1992. Beberapa peristiwa yang telah disebut sekurangnya telah menunjukkan bahwa antara politik dan olah raga sering kali bersinggungan, bahkan menjadi sikap yang diperlihatkan untuk menanggapi hal-hal yang bertentangan dengan pandangan kemanusiaan.

Terkait dengan politik apartheid, pada 2021, Human Right Watch (HRW) menyimpulkan bahwa otoritas Israel melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan berupa apartheid dan persekusi terhadap Palestina. HRW menemukan bahwa kejahatan kemanusiaan yang berkumpul di wilayah pendudukan merupakan kebijakan tunggal pemerintah Israel untuk mempertahankan dominasi Israel atas Palestina, termasuk di wilayah yang diduduki. Hal tersebut menimbulkan penindasan sistematis dan tindakan tidak manusiawi terhadap warga Palestina yang tinggal di sana. Maka, dengan berkaca pada apa yang diberlakukan terhadap Afrika Selatan dalam ajang Olimpiade 1964—1992 karena temuan politik apartheid dan kejahatan kemanusiaan yang terjadi di sana, hal yang sama pun seharusnya dapat diberlakukan terhadap Israel yang terbukti telah melakukan kejahatan yang sama.

Jika olahraga tidak ada kaitannya dengan sikap politik, maka FIFA tidak perlu memboikot Rusia dari ajang pertandingan sepak bola. FIFA juga tidak perlu memberi sanksi kepada Rusia atas invasi yang dilakukannya ke Ukraina. Demikan pula dengan negara-negara Eropa lainnya, yang seharusnya tidak perlu menolak pertandingan yang mengharuskan mereka melawan Rusia. Namun, nyatanya, sikap negara atau federasi sangat menentukan arah kebijakan yang diambil, sekalipun itu “hanya” berkaitan dengan olahraga.

 

Referensi:

https://www.aljazeera.com/news/2022/12/22/israeli-army-kills-man-in-west-bank-confrontations-medics

https://www.arabnews.com/node/2220451/sport

https://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/03/160307_indonesia_jokowi_oki

https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20220623120710-142-812566/2-momen-indonesia-tolak-israel-di-dunia-olahraga

https://www.cnnindonesia.com/internasional/20180519031239-120-299466/di-pertemuan-oki-indonesia-serukan-boikot-produk-israel

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20230314153314-32-924909/mui-akan-undang-mahfud-md-hingga-pssi-soal-polemik-timnas-israel

https://edition.cnn.com/2023/02/22/football/palestianian-national-soccer-team-world-cup-spt-intl/index.html

https://historia.id/olahraga/articles/mengucilkan-israel-di-arena-olahraga-bagian-i-vqr7E/page/2

https://www.hrw.org/news/2021/07/19/israeli-apartheid-threshold-crossed

https://internasional.kompas.com/read/2021/12/08/090424370/6-olimpiade-yang-pernah-diboikot-indonesia-sempat-terlibat?page=all

https://www.idntimes.com/sport/soccer/tino-satrio/alasan-indonesia-wajib-layani-israel-di-piala-dunia-u?page=all

https://www.jta.org/2017/10/27/sports/world-soccer-body-refuses-further-review-of-palestinian-request-for-israel-sanctions

https://kemlu.go.id/portal/id/read/595/berita/indonesia-janji-kampanye-israel-langgar-hukum-internasional?fbclid=IwAR0SSLsXlMXBj1UmQFXlOnuorrKGVjl8zoS0tt-7hnDVq3awSIj14Bwq46E#

https://kumparan.com/kumparanbola/ketika-sukarno-perintahkan-timnas-indonesia-tolak-tanding-lawan-israel-1yLYSJONbxp

https://mediaindonesia.com/sepak-bola/474610/kecewa-dengan-sanksi-fifa-sejumlah-tim-eropa-berencana-boikot-rusia

https://www.middleeasteye.net/opinion/israel-apartheid-amnesty-pariah-state-why

https://www.ohchr.org/en/press-releases/2023/01/israelpalestine-un-experts-condemn-renewed-violence-and-israeli-killings#:~:text=The%20UN%20experts%20expressed%20dismay,Palestinians%20killed%20by%20Israeli%20forces.

https://setkab.go.id/organisasi-kerja-sama-islam-oki-dan-deklarasi-jakarta/

(LMS)

***

Kunjungi situs resmi Adara Relief International

Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.

Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini

Baca juga artikel terbaru, klik di sini

Free Email Updates
We respect your privacy.
Tags: OlahragaPalestinaPolitik
ShareTweetSendShare
Previous Post

Mohammad Natsir dan Pandangannya tentang Masalah Palestina

Next Post

Penolakan Timnas Israel 60 Tahun yang Lalu: Relevansi dan Kontroversi dalam Sejarah Sepakbola Hari Ini

Adara Relief International

Adara Relief International

Related Posts

Huwwara, Tanah Putih yang Telah Memerah
Artikel

Huwwara, Tanah Putih yang Telah Memerah

by Adara Relief International
Maret 17, 2023
0

“Kami tetap tinggal di sini tanpa pernah berpikir untuk pergi” Saeed Ahmed, penduduk Huwwara Huwwara adalah nama salah satu kota...

Read more
Penolakan Timnas Israel 60 Tahun yang Lalu: Relevansi dan Kontroversi dalam Sejarah Sepakbola Hari Ini

Penolakan Timnas Israel 60 Tahun yang Lalu: Relevansi dan Kontroversi dalam Sejarah Sepakbola Hari Ini

Maret 16, 2023
Mohammad Natsir dan Pandangannya tentang Masalah Palestina

Mohammad Natsir dan Pandangannya tentang Masalah Palestina

Maret 21, 2023
Bolehkah Memanfaatkan Uang Riba Untuk Kepentingan Umum?

Bolehkah Memanfaatkan Uang Riba Untuk Kepentingan Umum?

Maret 15, 2023
Wawancara Eksklusif Direktur Adara, Sri Vira Chandra dengan Aktivis Kemanusiaan Palestina

Miko Peled: Mantan Zionis yang Berbalik Mendukung Kemerdekaan Palestina

Maret 14, 2023
Palestina dalam Gambar, Februari 2023

Palestina dalam Gambar, Februari 2023

Maret 13, 2023
Next Post
Penolakan Timnas Israel 60 Tahun yang Lalu: Relevansi dan Kontroversi dalam Sejarah Sepakbola Hari Ini

Penolakan Timnas Israel 60 Tahun yang Lalu: Relevansi dan Kontroversi dalam Sejarah Sepakbola Hari Ini

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TRENDING PEKAN INI

  • Inspiratif, Sosok Ayah Hebat yang Rela Berjuang Keras untuk Anaknya yang Istimewa

    Inspiratif, Sosok Ayah Hebat yang Rela Berjuang Keras untuk Anaknya yang Istimewa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Boikot Kurma Israel! Ini Daftar Mereknya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 835 Tahun Pembebasan Baitul Maqdis, Al-Quds Menanti Shalahuddin Selanjutnya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Masjid Al Qibli

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menyoal Kedatangan Timnas U-20 Israel ke Indonesia, Benarkah Tidak Ada Kaitannya antara Olahraga dengan Politik?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Currently Playing

Company Profile - Adara Relief International

Company Profile - Adara Relief International

00:03:01

“Wonderful Children for Wonderful Family”

00:00:46

Bantuan Halaqah Tatsbit Al-Quran untuk Pengungsian Palestina

00:02:04

Bantuan Halaqah Tahfidz Al-Quran di Pengungsian Palestina

00:01:10

STRONG 'WHY' TO LIGHT UP AL-AQSA

02:04:05
Telegram Instagram Facebook Twitter Youtube Whatsapp

Klik untuk dapatkan update info terbaru

  • Tentang Kami
  • Kontak Kami
  • Sosial Media
  • Donasi

Yayasan Adara Relief Internasional


GrahaQu Lt.2,
Jl. Warung Buncit Raya Loka Indah No.1,
Desa/Kelurahan Kalibata, Kec. Pancoran
Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12740
Indonesia

© 2022 Adara Relief International

No Result
View All Result
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
    • Gabung Relawan
    • Gerai Adara
  • Program
    • Adara for Children
    • Adara for Woman
    • Adara for Humanity
    • Penyaluran
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Humanitarian Report
    • Palestina dalam Gambar
    • AdaStory
Donasi Sekarang

© 2022 Adara Relief International

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist