Setelah menyerukan agar desa Palestina Huwwara ‘dimusnahkan’, Menteri Keuangan Israel memicu kemarahan baru dengan menyangkal keberadaan warga Palestina. Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich telah memicu reaksi baru setelah mengatakan bahwa rakyat Palestina adalah “penemuan” abad lalu. Para pejabat Palestina mengecam komentar tersebut sebagai bukti pandangan “rasis” dari pemerintah sayap kanan Israel yang baru. Berbicara di Paris pada Minggu (19/3), Smotrich mengatakan “Orang Palestina itu tidak ada” karena “tidak ada yang namanya orang Palestina”.
“Tahukah Anda siapa orang Palestina itu? Saya adalah orang Palestina,” kata Smotrich. Ia melanjutkan dengan menggambarkan bahwa mendiang kakeknya, yang katanya adalah “generasi ke-13 Yerusalem” sebagai “Orang Palestina sejati”. “Rakyat Palestina adalah penemuan yang berusia kurang dari 100 tahun,” tambah Smotrich, seorang ultranasionalis yang juga mengawasi pemerintahan sipil di Tepi Barat.
Smotrich terkenal karena sering membuat pernyataan sentimen terhadap warga Palestina dan merupakan penentang keras pendirian negara Palestina. Pada 1 Maret, dia memicu kemarahan internasional dengan mengatakan desa Palestina Huwara di Tepi Barat harus dihancurkan, menyusul amukan pemukim Israel. Komentar ini dikecam sebagai “menjijikkan” oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat dan mendorong pemerintah Prancis untuk memboikotnya selama kunjungannya ke Paris.
Pada Senin (20/3), Mohammad Shtayyeh, perdana menteri Otoritas Palestina (PA), mengatakan bahwa pernyataan terbaru Smotrich adalah “bukti konklusif dari ideologi ekstremis dan rasis dari Zionis yang mengatur pemerintah Israel saat ini”. “Pernyataan yang menghasut ini, yang konsisten dengan klaim pertama Zionis tentang ‘sebuah tanah tanpa rakyat untuk rakyat tanpa tanah’, dan bahwa tanah Palestina ‘disengketakan’, dan yang menunjukkan arogansi kekuasaan, tidak menggoyahkan rasa kepemilikan orang-orang Palestina atas tanah dan sejarah Palestina.”
“Semua sisa-sisa arkeologi dan sejarah membuktikan keterikatan orang Palestina dengan tanahnya sejak awal sejarah manusia dimulai,” kata Shtayyeh dalam sesi kabinet PA di Ramallah. “Israel adalah negara kolonial yang didirikan oleh para penjajah dan pemukim, dan itu meluas seperti kolonialisme pemukim lainnya sepanjang sejarah. Kami telah belajar dari sejarah bahwa kolonialisme akan berakhir, dan bahwa keinginan dan kepemilikan rakyat kami tidak akan tergoyahkan oleh pernyataan-pernyataan tersebut, juga oleh pemalsuan sejarah dan klaim palsu mereka,” katanya.
Demikian pula, Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk keras pernyataan Smotrich dan pejabat tinggi Israel lainnya baru-baru ini yang memasukkan hasutan terhadap warga Palestina dan kepentingan ekonomi mereka. Ia menegaskan bahwa posisi tersebut mencerminkan “mentalitas kolonial gelap yang telah mendominasi” negara Israel dan mendorong ” tumbuhnya ekstremisme dan terorisme Yahudi” terhadap Palestina.
“Seruan resmi oleh pejabat di puncak hierarki politik Israel ini bertujuan untuk menciptakan kekacauan dan melanjutkan siklus kekerasan. Mereka bertujuan menyabotase upaya untuk mencapai ketenangan, mentalitas yang memusuhi perdamaian dan solusi politik untuk konflik berdasarkan prinsip perdamaian solusi dua negara dan didasarkan pada pendalaman dan perluasan pemukiman di sepanjang jalur aneksasi bertahap dan merayap dari Tepi Barat,” kata kementerian itu.
Komentar Smotrich muncul hanya beberapa jam setelah delegasi Israel dan PA bertemu pada Minggu (19/3) untuk pertemuan puncak regional di Sharm el-Sheikh, Mesir. Di sana, mereka membahas untuk meredakan ketegangan beberapa hari sebelum dimulainya bulan suci Ramadan. Pertemuan yang diikuti oleh delegasi dari AS, Yordania, dan Mesir tersebut merupakan tindak lanjut dari pertemuan bulan lalu yang diadakan di Aqaba, Yordania. Sebuah pembicaraan tingkat tinggi pertama antara pemimpin Palestina dan Israel dalam beberapa tahun terakhir.
Sumber:
https://www.middleeastmonitor.com
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini