Pertanyaan :
Puasa merupakan ibadah yang disyariatkan Allah subhanahu wa ta’ala setiap tahunnya pada Ramadan, dan tidak dapat dilakukan selain pada Ramadan. Hal yang harus diketahui oleh muslim adalah hukum yang berhubungan dengan masuknya bulan puasa dan akhir Ramadan, sehingga ibadah yg dilakukan sesuai dengan tuntutan yang diinginkan oleh Allah. Sementara itu, jamak diketahui jika di Indonesia kerap terjadi perbedaan pendapat dalam menentukan awal dan akhir puasa. Sebenarnya bagaimana cara menetapkan awal dan akhir Ramadan?
Jawaban :
Terdapat dua cara dalam menentukan awal dan akhir Ramadan. Pertama, melihat hilal Ramadan, sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 165:
{فمن شهد منكم الشهر فليصمه}
“Barang siapa menyaksikan bulan ramadhan maka berpuasalah”
Dalam sebuah hadis yang diriwatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah ﷺ bersabda:
صوموا لرؤيته وأفطروا لرؤيته متفق عليه
“Berpuasalah dengan melihat Hilal dan berbukalah dengan melihatnya”
Jika ada seorang muslim yang berakal, baligh, adil, serta dapat dipercaya omongan dan amanahnya, maka ketika dia bersaksi dan menyatakan bahwa ia telah melihat hilal Ramadhan, puasa dapat dimulai.
Kedua, awal Ramadan juga dapat ditetapkan dengan sempurnanya 30 hari pada bulan Sya’ban karena biasanya setiap bulan akan disempurnakan dengan 30 hari, tidak lebih.
عن ابن عمر رضي الله عنهما قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (الشهر هكذا وهكذا وهكذا – يعني ثلاثين يومًا – ثم قال: وهكذا وهكذا وهكذا – يعني تسعة وعشرين يومًا.
Dari Ibnu Umar ra berkata telah bersabda Rasulullah ﷺ: Bulan itu segini segini, yaitu 30 hari kemudian beliau bersabda lagi: dan segini segin,i yaitu 29 hari (HR. Bukhari Muslim)
Dalam penanggalan qamariyah, jumlah hari dalam satu bulan itu terkadang ada 30 hari dan terkadang 29 hari. Bulan Sya’ban yang telah sempurna selama 30 hari menandakan bahwa Ramadan dapat dimulai tanpa adanya khilaf atau perbedaan pendapat di antara ulama. Dalam sebuah hadis riwayat Bukhari Muslim, Rasulullah ﷺ bersabda:
صوموا لرؤيته وأفطروا لرؤيته، فإن غُمَّ عليكم فأكملوا عدة شعبان ثلاثين
“Berpuasalah dengan melihatnya dan berbukalah dengan melihatnya, jika cuaca mendung maka sempurnakanlah jumlah Sya’ban menjadi 30 hari”
Dengan demikian, apabila usaha untuk melihat hilal telah diupayakan tetapi hilal belum terlihat, maka sempurnakanlah Sya’ban menjadi 30 hari. Namun, berpuasa pada 30 Sya’ban merupakan hal yang tidak diperbolehkan, sebab dikhawatirkan merupakan awal Ramadan. Hari ke-30 ini dikenal sebagai hari yang meragukan (syak), sehingga dilarang untuk melakukan puasa di hari tersebut. Dalilnya adalah hadis Rasulullah ﷺ:
(من صام اليوم الذي يُشك فيه، فقد عصى أبا القاسم) رواه أبو داود
“Barangsiapa yang berpuasa pada hari yang diragukan tersebut, maka telah bermaksiat kepada bapaknya Qasim (Nabi Muhammad ﷺ)”
(HR Abu Daud)
Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Nabi Muhammad ﷺ bersabda :
لا يتقدمن أحدكم رمضان بصيام يوم أو يومين إلا أن يكون رجل كان يصوم صيامًا فليصمه
“Janganlah kalian mendahului Ramadan dengan berpuasa satu hari atau dua hari, kecuali bagi orang yang sudah terbiasa berpuasa maka puasalah”
(HR Bukhori Muslim)
Kesimpulannya adalah jika salah satu dari dua cara tersebut telah digunakan maka awal bulan Ramadan dapat ditetapkan, dan seorang muslim wajib untuk berpuasa.
Akhir Ramadan juga dapat ditetapkan dengan cara yang sama. Akan tetapi, ada perbedaan dalam jumlah saksi. Penetapan Syawal harus dilakukan berdasarkan kesaksian dari 2 orang, berbeda dengan penetapan awal Ramadan yang hanya cukup dengan seorang saksi. Hal ini menjelaskan bahwa mengakhiri suatu ibadah harus dilakukan dengan lebih berhati-hati daripada memulai suatu ibadah
Hal lain yang juga penting untuk diketahui adalah jika satu negara muslim telah melihat hilal, maka negara lain yang memiliki kesamaan matla’ ( tempat terbitnya hilal) tidak perlu melihat hilal lagi. Namun, negara yang berbeda matla’ tetap harus melakukan hilal sendiri.
Disarikan dari web https://islamweb.net
Eva Muzlifah, Lc., M.A.
Ketua Koalisi Daiyah Indonesia
***
Kunjungi situs resmi Adara Relief International
Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.
Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini
Baca juga artikel terbaru, klik di sini