Adara Relief – Gaza. Fenomena baru yang dilakukan oleh warga Gaza dalam menghadapi penjajah Israel adalah dengan menerbangkan layang layang api yang dapat membakar lahan pertanian dan merugikan ekonomi Israel.
Layang-layang dan balon yang dilengkapi perangkat minyak mentah yang diluncurkan oleh warga Palestina ke wilayah pertanian yang dikelola warga Israel merupakan perubahan terbaru dalam tiga bulan protes massal di perbatasan Gaza.
“Ini menyebabkan kerusakan ekonomi yang signifikan tetapi lebih dari itu, ini emosional,” kata Itzik Ebbo, 78, anggota Kibbutz Nir Am, sebuah komunitas pertanian kolektif di Israel selatan. “Ini adalah hasil panen yang kami tanamkan ke dalam hati kami. Ini adalah ladang yang kami garap bersama anak-anak dan cucu-cucu kami.”
Layang-layang api yang diterbangkan para warga Palestina hingga kini telah menyebabkan lebih dari 450 kebakaran selama sebulan terakhir. Sekitar 2.800 hektare lahan dan menyebabkan kerusakan lain dengan kerugian sekitar USD2 juta. Kerugian Israel tersebut diantaranya 30 ton produksi madu hilang akibat musnahnya peternakan lebah mereka, ribuan hektar lahan gandum, lahan zaitun,
lahan barier (pohon ghorghot sebagai pembatas wilayah) terbakar, ratusan gardu listrik rusak, beberapa gudang produksi terbakar, 2 unit greenhouse rusak parah serta ribuan lahan ternak ikut ludes terbakar.
Layang-layang api dan balon terbang berisi helium dari Gaza telah memaksa aparat keamanan Israel berjuang keras selama beberapa minggu terakhir. Senjata warga Palestina itu diuntungkan dengan cuaca panas dan angin yang pada akhirnya jatuh dan membakar lahan gandum dan bunga matahari di Israel selatan.
Seorang aktivis Palestina berpendapat kerusakan ekonomi Israel seperti itu tidak akan berbeda dengan yang dirasakan warga Gaza akibat blokade selama satu dekade terakhir.
Seorang remaja 18 tahun, salah seorang pemimpin gerakan serangan layang-layang api, mengatakan bahwa gerakan itu dimulai dengan remaja yang bosan mengibarkan bendera Palestina.
“Kami ingin memancing orang-orang Israel lebih banyak, jadi kami menempelkan kain yang membara ke layang-layang. Berkat kehendak Tuhan, benang itu terpotong dan layang-layang jatuh di sisi yang lain dan menyalakan api. Beginilah kami mendapat ide itu,” katanya.
Menurutnya, untuk membuat layang-layang api hanya butuh USD1 dan 50 sen untuk membuat balon terbang. “Kecuali ada 15 hingga 20 kebakaran, kami tidak menganggap itu hari yang baik,” ujarnya.
Militer Israel mengatakan drone atau pesawat nirawak telah menghalau sekitar 90 persen perangkat api yang dibawa layang-layang dari Gaza.
“Ini bukan mainan. Ini adalah senjata berbahaya yang digunakan untuk meneror warga sipil Israel,” kata Letnan Kolonel Jonathan Conricus, seorang juru bicara militer Israel, yang dikutip Fox News, Rabu (20/6/2018).
Layang layang api dengan teknologi rendah dan terlihat remeh ini menyebabkan kecemasan yang sangat tinggi bagi warga Israel, Netanyahu mengatakan “Serangan layang layang Palestina adalah mimpi buruk kita.”
Zionis Israelpun memberi mimpi buruk bagi bangsa Palestina. Mereka telah menewaskan lebih dari 120 orang Palestina dan melukai lebih dari 3.800 orang lainnya sejak protes massal dimulai pada 30 Maret lalu. Israel mengatakan pembunuhan itu satu-satunya untuk mencegah pelanggaran massal di perbatasan yang melibatkan kelompok militan Gaza. Tetapi, sebagian besar korban adalah orang Palestina yang tidak bersenjata, bahkan tim paramedispun menjadi korban, hingga memicu kecaman internasional. (*)
Sumber:
Sindo News, Al Quds News, Fox News