Al-Quds – Sebuah analisis Israel menyebutkan, perkiraan Intelijen dan keamanan Israel menyatakan, selama bertahun-tahun perlawanan Palestina dibidik di Tepi Barat melalui koordinasi keamanan dengan Otoritas Palestina atau secara langsung namun hal itu sama sekali tidak
mampu menghalangi aksi dan operasi serangan berani mati (operasi syahid).
Di koran Haaretz Israel dimuat kolom dengan judul “Melemahkan Hamas menimbulkan ancaman Intelijen dan operasi syahid (berani mati) berganti menjadi operasi serangan individual tidak sistematis” penulisnya menilai gagasan perlawanan berpindah dari sentralistik menjadi non sentralistik dan tidak terpengaruh oleh operasi melemahkan gerakan politik semacam gerakan Hamas.
Haaretz mengisyaratkan dalam analisisnya, militer Israel dan Shabak mengatagorikan operasi semacam ini sebagaibersenjata dan 397 gugur akibat penyiksaan saat mereka ditahan di penjara rezim Suriah. Kelompok Kerja untuk Palestina Suriah menambahkan bahwa 277 pengungsi Palestina gugur oleh peluru sniper, 177 pengungsi gugur akibat blokade ketat yang diberlakukan rezim Suriah dan kelompok-kelompok front
rakyat ke kamp pengungsi Palestina di Yarmuk, Damaskus.
Sementara sisanya gugur karena berbagai sebab di antara eksekusi di lapangan, ledakan dan penculikan. Dalam pernyataannya, Kelompok Kerja untuk Palestina Suriah yang bermarkas di London, Inggris, ini menyatakan bahwa pihaknya telah mendokumentasikan informasi yang menyebutkan sebanyak 896 pengungsi Palestina mendekam di penjara rezim Suriah.
Laporan ini juga menyinggung berlanjutnya blokade militer rezim Suriah dan kelompok-kelompok fron rakyat terhadap kemp pengungsi Yarmuk, yang sudah memasuki hari ke-723 secara berturut-turut, pemutusan listrik sejak lebih dari 793 hari, pemutusan pasokan air sejak 283 hari secara berturut-turut, sehingga korban akibat blokade mencapai 176 orang.
Infopalestina.com (21/6/2015)