“ Demi (buah) Tiin dan (buah) Zaitun, dan bukit Sinai dan demi kota yang aman ini (Makkah)” (QS. At-Tiin: 1-3)
Dari ayat diatas, sebagian ulama mengatakan,”Di masing-masing dari tiga tempat itulah Allah mengutus seorang nabi sekaligus Rasul dari para Ulul ‘Azmi yang menyebarkan tiga agama besar, yaitu:
Pertama, tempat buah tiin dan zaitun, yaitu Baitul Maqdis, dimana Allah mengutus Nabi ‘Isa As putera Maryam. Kedua, gunung Sinai (Mesir), dimana Allah berbicara kepada Nabi Musa bin Imran.Ketiga, Makkah, yaitu negeri yang aman, sehingga orang yang masuk ke negeri tersebut menjadi aman. Disanalah Allah mengutus Nabi Muhammad SAW.
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah bersumpah dengan tiga tempat suci itu yang telah Dia pilih dan Dia munculkan darinya sebaik-baik dan semulia-mulia kenabian.
Mungkin belum banyak yang tahu, selain Makkah, Madinah, dan Baitul Maqdis ada dua tempat yang banyak disebut oleh hadits Nabi Muhammad SAW., yang memiliki keistimewaan tertentu. Tempat itu adalah Syam dan Yaman. Syam sebuah wilayah yang meliputi negara Palestina, Lebanon, Suriah, dan Yordania. Sedangkan Yaman negeri di tepi Laut Arabia, sebelah selatan Negara Saudi.
Kedua tempat memiliki keistimewaan sebagai tempat terjadinya pergulatan besar di akhir zaman. Pergulatan yang menjadi episode terakhir dari rangkaian kehidupan dunia dan seisinya- sebelum kelak terompet kiamat akan ditiup. Tempat kaum muslimin akan mempertahankan agamanya dihadapan agama-agama lain. Tempat munculnya khilafah akhir zaman yang adil dan membawa berkah. Sekaligus tempat yang akan menjadi saksi betapa kebatilan Dajjal akan bertekuk lutut dihadapan ‘Isa ‘alaihi salam.
Sejarah kita yang agung diterangi oleh cahaya yang memancarkan harapan kepada masa depan baru umat islam dan kembalinya kemuliaan umat islam. Sebab, makar global zionis, salibis dan paganis telah memperdaya dan menampakkan kerusakan di daratan dan lautan. Dan Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.
Kita tahu bahwa Makkah dan Madinah lebih utama daripada Syam. Akan tetapi, Syam menghadapi persoalan yang rumit dan menjadi pikiran umat islam, karena Yahudi telah bercokol di Palestina. Bahkan pada masa Nabi pun telah menjumpai perang salib yang menimpa negeri Syam. Beliau juga menganjurkan kaum muslimin agar tinggal di Syam untuk menjaganya. Lepasnya Palestina ke genggaman Yahudi hanyalah jembatan awal untuk menguasai negeri Syam.
Adapun keutamaan-keutamaan negeri Syam diatas semua negeri lain, berikut ini kami sebutkan sebagian:
Pertama, Kesempurnaan dan kemenangan agama Islam akan terjadi di Negeri Syam.
Abu Darda’ ra. berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Ketika aku sedang tidur, aku bermimpi melihat tiang-tiang Al Kitab muncul dari bawah kepalaku. Aku mengira, tiang-tiang itu akan dibawa pergi, maka akupun memandanginya terus, dan ternyata dibawa ke Syam. Ketahuilah bahwa keimanan akan tetap ada di Syam ketika terjadi banyak fitnah”.(HR. Ahmad)
Kedua, Para malaikat membentangkan sayap untuk Syam.
Dari Zaid bin Tsabit ra, bahwa ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah Saw, bersabda: “Beruntunglah Syam (3x). ‘Orang-orang berkata, ‘Wahai Rasulullah, mengapa begitu?’ Beliau menjawab, ‘Para malaikat Allah membentangkan sayap mereka bagi Syam”. (HR. Tirmidzi)
Ketiga, Syam adalah bumi untuk berkumpul dan berpencar.
Dari Abu Dzar Al Ghifari ra, bahwa Rasulullah Saw, bersabda:”Syam adalah bumi mahsyar dan mansyar”.
Keempat, Bumi Syam adalah bumi Allah yang terbaik dan Dia mengumpulkan hamba –hamba-Nya yang terbaik di sana.
Abu Umamah ra, mengatakan bahwa Rasulullah Saw, bersabda: “Bumi Allah yang paling bersih adalah Syam, makhluk dan hamba-hamba-Nya yang bersih berada di sana. Dan sungguh sekelompok umatku akan masuk surga tanpa hisab (perhitungan amal) maupun siksa”.
Kelima, Syam adalah barometer kebaikan atau kerusakan umat Islam.
Dari Muawiyah bin Qurrah dari ayahnya, yang berkata bahwa Rasulullah Saw, bersabda:” Bila penduduk Syam telah rusak, tidak ada lagi kebaikan bagi kalian. Sekelompok dari umatku akan selalu menang, yang tidak akan terganggu oleh orang-orang yang mengabaikan mereka hingga hari kiamat terjadi”. (HR. Ahmad)
Keenam, Nabi memintakan berkah bagi penduduk Syam dan menganjurkan tinggal di sana.
Dari Ibnu Umar ra, bahwa Rasulullah Saw, bersabda:” Ya Allah, berkahilah kami di negeri Syam dan negeri Yaman.” Para sahabat berkata, “(berkahi) juga untuk negeri Najd.” Beliau mengulangi doa itu kali kedua, kemudian para sahabat berkata lagi, “Juga untuk negeri Najd. “Pada ketiga kalinya, saya mengira beliau bersabda, ‘Disanalah akan terjadi bencana dan fitnah, dan di sana akan muncul tanduk setan’.” (HR. Bukhori)
Ketujuh, Syam adalah bumi keramaian dan ribath sampai hari kiamat.
Dari Salamah bin Nufail ra, bahwa ia berkata, “Seseorang berkata, ‘Wahai Rasulullah, orang-orang telah turun dari kuda mereka, mereka meletakkan senjata dan berkata bahwa tidak ada jihad lagi. ‘Rasulullah Saw, menghadapkan wajahnya seraya bersabda: “Mereka dusta! Saat inilah, saat inilah perang akan datang, akan senantiasa ada sekelompok dari umatku yang berperang di atas kebenaran, dan Allah akan mejadikan hati orang-orang condong ke mereka. Allah akan memberikan rezeki untuk orang-orang itu dari mereka hingga datang hari kiamat. Dan pada setiap ubun-ubun kuda telah tertulis kebaikan sampai hari kiamat. Diwahyukan kepadaku bahwa aku akan mati tanpa menunggu-nunggu, sedangkan kalian akan mengikutiku secara terpisah-pisah, sebagian kalian menebas leher yang lain, dan tempat kaum beriman adalah Syam.” (HR. An- Nasa’i)
Kedelapan, Baitul Maqdis adalah bagian dari Bumi Syam yang ada anjuran untuk dikunjungi.
Dari Abu Sa’id Al Khudri ra, bahwa ia berkata, “Rasulullah bersabda, “Tidak ada penekanan untuk berziarah kecuali untuk mengunjungi tiga masjid: Masjidil Haram, Masjidil Aqsha dan masjidku ini (masjid Nabawi).” (HR. Muttafaqun ‘alaih)
Kesembilan, Hijrah orang-orang yang baik dari Irak ke Syam dan perpindahan orang-orang buruk dari Syam ke Irak.
Dari Abu Umamah ra, “Hari kiamat tidak akan terjadi sebelum orang-orang yang baik hijrah dari Irak ke Syam dan orang-orang yang buruk pindah dari Syam ke Irak.” (HR. Ahmad)
Allah yang melindungi Syam dan penduduknya dengan mendatangkan makar terhadap musuh-musuh itu di jantung pertahanan mereka. Allah menjadikan bumi Syam (Palestina dan Suriah adalah bagian dari Syam) sebagai kuburan bagi bangsa Yahudi, sebagaimana kuburan bagi setiap musuh yang menyerangnya. Hanya saja, semua itu ada syaratnya, yaitu kita harus bisa mengubah diri kita sendiri dan kembali kepada agama kita, seperti yang ditunjukkan Nabi Saw, dalam hadits, “Sungguh bangsa yahudi akan memerangi…..”.
Adapun upaya yang dikerahkan oleh sebagian penguasa di negara-negara Arab dan Islam, di samping usaha yang dikerahkan oleh gerakan-gerakan islam menyebar di setiap penjuru bumi ini, terutama Hammas, baru sekedar pertanda kehancuran negara Ibrani yang banyak menimbulkan kerusakan di bumi tersebut. Negara yang diusung oleh rasisme, arogansi, dan kecongkahan Yahudi yang menganggap hina seluruh pemerintahan di dunia ini.
Kesombongan dan kecongkahan ini telah membuat mereka berpura-pura tidak tahu, bahkan itu pula yang mendorong mereka untuk melakukan semua kejahatan. Bila berkehendak, negara-negara Arab dan Islam tentu mereka menghentikan kejahatan mereka.
Akan tetapi, apa yang mereka lakukan?
Ternyata, kebanyakan pemimpin negara-negara itu justru berada di bawah pengaruh dan lobi barat yang dikendalikan oleh bangsa yahudi yang telah menggurita. Lobi tersebut telah menguasai mayoritas pemimpin serta pemegang otoritas di negara-negara di dunia yang memiliki kekuatan dan kekuasaan. Majelis keamanan di negara-negara mereka hanyalah permainan di tangan yahudi.
Bila Bumi Syam dan penduduknya berada dalam jaminan dan penjagaan Allah, mengapa semua penderitaan itu harus ditanggung oleh Syam dan penduduknya?
Menurut Ustadz Ibrahim Al ‘Ali dalam bukunya, “Al rdhul Muqaddasah”, jawabannya bisa dilihat dari dua sisi:
Pertama, bila Allah Yang Mahasuci hendak memilih suatu kaum, Dia menguji mereka dengan cobaan demi cobaan untuk mengetahui kesabaran mereka, untuk meningkatkan derajat mereka dan meninggikan kedudukan mereka.
Hal ini merupakan realisasi firman Allah Ta’ala:
“Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar diantara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.” (Qs. Muhammad: 31)
Allah juga berfirman di surah Ali Imran:
“Dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang yang kafir. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, Padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar”. (Qs. Ali Imran: 141-142)
Tidak ada kesabaran dalam ujian seperti ini kecuali balasannya adalah peningkatan derajat dan ketinggian kedudukan.
Kedua, segala tipu daya dan makar musuh yang menimpa kelompok mujahid yang dijanjikan kemenangannya, masih sebatas gangguan yang tidak mencederai akidah dan agama mereka, meskipun Yahudi dan para pendukungnya berupaya menghancurkannya. Walaupun Zionis dan Salibi telah mengerahkan segala upaya, mengeluarkan dana besar, membuat perencanaan, serta mengadakan pertemuan dan dialog untuk menghancurkan gerakan itu, semua upaya mereka tumbang dihadapan kaum mukminin mujahidin, dengan pertolongan Allah.
Fakta menunjukkan kegagalan musuh-musuh umat Islam ini, termasuk organisasi yang dibentuk untuk melindungi orang-orang Yahudi di seluruh dunia untuk menghancurkan jihad anak-anak Palestina dalam intifadhah mereka yang diberkahi. Apa yang mereka lakukan ini sebenarnya merupakan pengantar untuk perang besar yang akan datang, dengan izin Allah. Wallahu a’lam.
Referensi :
- Tafsir Ibnu Katsir surah At Tiin
- Buku “Syam Bumi Ribath dan Jihad” karya Muhammad bin Sa’id Al Barudi