Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza memperingatkan krisis kesehatan yang semakin parah akibat kekurangan obat-obatan dan peralatan medis penting, di tengah penutupan perbatasan total sejak Maret dan serangan berulang Israel terhadap fasilitas kesehatan.
Dalam pernyataan resmi, kementerian menyebut tim medis menghadapi tantangan serupa katastrofe karena pasokan darurat terhalang. Kondisi pasien dan korban luka kian memburuk, sementara seruan mendesak disampaikan kepada pihak internasional untuk menjamin masuknya bantuan medis dan mencegah runtuhnya layanan kesehatan.
Krisis ini kian memburuk setelah rumah sakit Al-Helou di Kota Gaza diserang pasukan Israel. Tank-tank mengepung gedung tersebut, yang menampung lebih dari 90 orang termasuk tenaga medis dan pasien, di tengah pemadaman total komunikasi. Di dalamnya terdapat 12 bayi prematur di inkubator serta unit perawatan kanker, sementara UNICEF menyerukan evakuasi segera setidaknya 25 bayi agar nyawa mereka terselamatkan.
Data resmi menunjukkan sejak 7 Oktober 2023, Israel telah menghancurkan atau melumpuhkan 38 rumah sakit, 96 pusat kesehatan, dan 197 ambulans. Sektor kesehatan Gaza kini hampir kolaps, tidak mampu lagi menangani lonjakan korban luka maupun pasien dengan penyakit kronis.
Didukung penuh oleh Amerika Serikat, agresi Israel di Gaza sejak Oktober 2023 telah membunuh lebih dari 66.000 warga Palestina, melukai lebih dari 168.000 orang, dan menjerumuskan penduduk ke dalam kelaparan yang sudah merenggut ratusan jiwa, termasuk ratusan anak-anak.