Kota Gaza menghadapi krisis air yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pemerintah kota memperingatkan bahwa pasokan air saat ini turun di bawah 25% dari kebutuhan minimum. Sejak Oktober 2023, sekitar 75% sumur air di kota ini hancur akibat serangan militer Israel.
Sumur yang tersisa hanya beroperasi beberapa jam per hari dengan pasokan bahan bakar yang sangat terbatas akibat blokade dan penutupan perbatasan oleh Israel. Kondisi ini semakin memburuk seiring naiknya suhu dan meningkatnya kebutuhan air, terutama di kalangan warga yang mengungsi.
Sebelum agresi Israel, pasokan air harian Kota Gaza mencapai 120.000 meter kubik. Kini, angka itu turun drastis menjadi hanya 35.000 meter kubik per hari. Rata-rata jatah air harian per orang kini hanya 3 hingga 12 liter, jauh di bawah standar minimum internasional yang direkomendasikan, yaitu 100 liter per hari.
Pemerintah kota juga melaporkan bahwa distribusi air terhambat oleh operasi militer yang masih berlangsung, hancurnya infrastruktur, dan matinya jaringan distribusi. Penutupan total pabrik desalinasi di Gaza utara menyebabkan banyak warga kehilangan akses terhadap air sehat dan layak konsumsi. Selain itu, pengungsian massal dari wilayah utara dan timur ke selatan dan barat kota turut meningkatkan tekanan terhadap kebutuhan air.
Sejak 2 Maret, Israel menutup semua perlintasan perbatasan, memutus akses masuk makanan, obat-obatan, bahan bakar, dan bantuan penting lainnya bagi 2,4 juta penduduk Gaza. Di tengah seruan internasional untuk gencatan senjata, Israel terus melancarkan serangan yang telah membunuh lebih dari 54.400 warga Palestina, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Lembaga kemanusiaan memperingatkan risiko kelaparan yang mengancam jutaan jiwa di Gaza.
Pada November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant, atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Israel juga sedang menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tindakan terhadap warga sipil di wilayah tersebut.
Pemerintah Kota Gaza menyerukan kepada komunitas internasional dan lembaga kemanusiaan untuk segera bertindak, guna mencegah bencana kemanusiaan yang semakin meluas dan membantu menjamin pasokan air minimum bagi warga yang terdampak.
Sumber:
https://www.#/20250601-palestinians-in-gaza-city-face-unprecedented-water-crisis-authorities-warn/