Tak hanya Masjid Al Aqsa yang mewariskan banyak sejarah berharga bagi umat Islam di kota Al Quds. Ialah Gereja Al Qiyamah, bangunan tua yang mencacat sejarah indah toleransi dalam Islam, yang dibangun pada tahun 15 H/636M.
Pada tahun 16 H/637M Umar Bin Khattab berhasil membebaskan Kota Al Quds dari kekuasaan kekaisaran Byzantiun. Di Gereja inilah Khalifah Umar disambut oleh Uskup Agung Patriark Sophronius, dan di sinilah pula perjanjian Al Uhda Al Umariyah disepakati untuk menjamin keamanan penduduk Eilia (Al Quds) dan untuk menghormati hak-hak penduduk sipil yang ada di sana.
Bagaimana kisah Umar bin Khattab dan Gereja Al Qiyamah?
Ketika itu, waktu shalat tiba, Sophronius mempersilahkan Umar untuk shalat di Gereja, namun Khalifah Umar menolak tawaran tersebut. Kemudian Umar keluar dari Gereja Qiyamah dan shalat di anak tangga. Karena Gereja itu merupakan tempat suci di Al Quds bagi umat Kristen Ortodoks.
Khalifah Umar menjelaskan alasan dia tidak mau shalat di dalam gereja. Sebab, secara simbolis, bila sampai hal itu dilakukan, dikhawatirkan kaum muslim akan menafsirkan bahwa Gereja Qiyamah perlu diubah menjadi masjid.
Kemudian sebagai penghormatan di titik tempat shalat Khalifah Umar pun dibangun sebuah masjid yang diberi nama Masjid Umar bin Khattab.
Hingga kini, Gereja Al Qiyamah telah menjadi saksi yang terukir dalam sejarah Islam, nilai luhur toleransi dalam Islam yang dicomtohkan oleh Khalifah Umar bin Khattab.