Khan Ahmar berada di 10 kilometer di sebelah timur kota Yerusalem dan di jalan utama menuju ke Jericho. Khan Ahmar juga dikenal sebagai Khan al-Samarri.
Lereng dari Khan Merah di timur al Quds (Yerusalem) dimulai pada ketinggian 800 meter di atas permukaan laut, kemudian turun ke timur menuju Laut Mati, mencapai lebih dari 200 meter di bawah permukaan laut.
Tidak seperti dataran tinggi tengah, curah hujan di wilayah ini jarang terjadi dan karena itu tanah semi-gurun mandul karena erosi.
Penamaan Khan Ahmar dinisbatkan pada benteng Ottoman dan Benita pada abad ke 16. Benteng ini digunakan untuk menjaga jalan Romawi-Umayyah yang menghubungkan Al Quds (Yerusalem), Jericho dan Jordan, yang dikenal sebagai jalan Ghor. Konon, jalan tersebut tempat untuk beristirahat dan memberi makan kuda para pedagang.
Khan ini dibangun di atas reruntuhan sebuah biara Bizantium yang dibangun pada abad kelima. Di sebelah barat dataran Khan Sahl ini terdapat sebagian besar tanah merah (disebut Khan Ahmar karena tanah yang berwarna merah), ada 65.000 hektare. Di masa lalu juga disebut dengan Khan Silwani, namanya diambil dari penduduk Silwan, ada 47.000 hektare lahan pertanian.
Khan Ahmar ini juga terletak di antara permukiman Israel Ma’aleh Adumim, sebuah pemukiman besar dekat Al Quds (Yerusalem) dan permukiman kecil Kfar Adumim, ke timur laut.
Penduduk Khan Ahmar berasal dari suku Badui, yang diusir oleh tentara Israel dari Israel selatan pada 1950-an. Sekitar 200 warga Palestina hidup dalam komunitas, yang bergantung pada ternak untuk mata pencaharian mereka. Populasinya memiliki sekitar 1.600 kambing dan sekitar 60 unta pada tahun 1970-an, tetapi saat ini mereka hanya memiliki 240 ekor kambing.
Penduduk Khan Ahmar tidak mendapatkan layanan dasar seperti air, jalan dan jaringan komunikasi. Mereka menggunkan energi matahari untuk mrndapatkan pencahayaan di malam hari. Israel terus mengusir penduduk dengan lampu hijau dari administrasi Amerika yang baru. Mereka membongkar bangunan dengan alasan tanpa izin. Mustahil, Israel mengeluarkan izin bangunan.
Masjid yang mereka bangun dari timah terancam pembongkaran. Selain itu, sekolah satu-satunya yang disebut sekolah “Ithor (ban)” karena terbuat dari ban-ban dan lumpur yang menampung 170 siswa juga terancam dibongkar oleh Israel. Sekolah ini dibangun dengan dukungan dan bantuan Eropa.
Israel Terus berusaha mengusir suku badui “Jahalin” ini dan membongkar bangunan di daerah Khan Ahmar dengan tujuan memperluas pemukiman Israel di tanah Palestina, tanah Umat Islam.