Adara Relief – Jakarta. Umat muslim pasti selalu merindu untuk bisa menapaki kaki di masjid Haram dan masjid Nabawi. Bagi yang pernah, keinginan untuk kembali pasti selalu hadir.
Namun ada satu masjid yang terlupa yang harus pula selalu dirindu dan dicita-cita untuk menapak dan shalat di dalamnya yakni masjid Al Aqsa yang saat ini tengah dibelenggu oleh Zionis Israel.
Adalah Syeikh Mahmood yang merupakan ulama asal Palestina yang mengisi kajian di sejumlah karyawan Pertamina EP pada Rabu (20/12) mengingatkan tentang hadits, “Janganlah memaksakan (berusaha keras) mengadakan perjalanan kecuali pada tiga masjid, Masjidil Haram, Masjid Rasul saw, dan Masjid Al Aqsha.” (Shahih Bukhari)
Menurutnya, masjid yang ketiga atau Al Aqsa seringkali dilupakan umat. Padahal masjid Al Aqsa sangat dlimuliakan keberadaannya. Kisah mengenainya banyak dikutip dala Al Quran dan Al Hadits.
Dalam kajian yang diselenggarakan di gedung Pertamina EP yang bertempat di Menara Standard Chartered Jakarta Selatan ini Syeikh Mahmood juga menjelaskan keadaan yang saat ini terjadi di masjid Al Aqsa.
Menurut beliau, saat ini terjadi dua hal terhadap Al Aqsa. Pertama, pembagian waktu penggunaan masjid Al Aqsa. Umat Islam hanya diperbolehkan memakai masjid Al Aqsa pada lima waktu salat. Di sela-sela itu dikuasai Zionis.
Kedua, pembagian tempat. Ada beberapa tempat yang hanya bisa dimasuki oleh orang Yahudi. Salah satunya adalah tembok buraq yaitu tembok tempat nabi dahulu menambatkan buraqnya. Oleh Yahudi diklaim sebagai tembok ratapan. Selain itu, Zionis Israel juga tengah secara diam-diam membangun terowongan di bawah masjid Al Aqsa. Mereka berharap bahwa setelah Al Aqsa dikuasai dan dirubuhkan, akan berdiri kuil mereka.
Beliau juga menerangkan bagaimana tentara Yahudi dengan seenaknya memasuki masjid tanpa melepas sepatu. Anak-anak dan perempuan yang menjaga masjid kerap dipukul. Bahkan tak segan-segan mereka membawa anjing untuk masuk ke Al Aqsa dengan tujuan untuk menakut-nakuti umat Islam untuk masuk ke masjid.
Di akhir pembicaraannya pada kajian yang dihadiri oleh 57 orang tersebut, Syeikh Mahmood banyak berharap terhadap dukungan umat muslim di Indonesia yang merupakan negara penganut agama Islam terbesar di dunia terhadap Palestina khususnya di Al Quds (Jerusalem) dan masjid Al Aqsa. Sebab Al Aqsa bukan hanya milik bangsa Palestina, tetapi milik umat Islam di seluruh dunia.
Syeihk Mahmood juga menceritakan perbedaan kondisi antara umat muslim di Gaza dan Al Quds. Jika di Gaza umat Islam disana dapat dengan bebas menghafal Al Quran karena steril dari Yahudi. Sedangkan di Al Quds polisi Israel kerapkali membubarkan perkumpulan atau halaqah Quran disana. Mereka paham bahwa jantung kekuatan perjuangan bangsa Palestina melalui hafalan Quran, oleh karenanya mereka mempersulit umat Islam untuk menghafal Al Quran.
Di akhir acara para jamaah berhasilkan mengumpulkan infaq untuk membantu saudara yang ada di Palestina sebesar 57.300.000. Bantuan tersebut disalukan melalui Adara Relief International.