Pada suatu hari, ibu2 sedang berkumpul disebuah masjid. Disela penyampaian materi ttg “Jangan Bersedih” seorang ibu bertanya: “bagaimana hukumnya jika kita menangis ketika musibah itu datang menimpa kita misal meninggalnya salah seorang klrg? Apakah tangisan dapat menyebabkan mayit dlm kubur mendapatkan adzab?”
Jawaban ada dlm sabda Rasulullah saw:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :
: ” إن الله لا يعذب بدمع العين ولا بحزن القلب، ولكن يعذب بهذا وأشار إلى لسانه أو يرحم. ” متفق عليه
Bersabda Rasulullah saw :
“Sesungguhnya Allah tdk mengazab dikarenakan mata yang menangis dan tdk juga krn hati bersedih akan tetapi DIA mengazab dikarenakan ini (memberi isyarat pd lisannya). Atau DIA merahmatinya.” HR.Imam Bukhory dan Muslim
قال النووي رحمه الله: (وأجمعوا كلهم على اختلاف مذاهبهم على أن المراد بالبكاء – أي البكاء الذي يعذب عليه – البكاء بصوت ونياحة، لا مجرد دمع العين.)
Berkata Imam Annawawy: “para ulama sepakat sesuai mazhab masing2 bahwa yang dimaksud dg tangisan yang menyebabkan azab kepada dirinya adalah tangisan dengan bersuara dan Rintihan bukan sekedar mata yang menangis.
Bukan golongan kami orang yang memukul pipinya, merobek robek kantong bajunya dan berkata kata dengan kata Jahiliyah. (Alhadits)
Kesimpulan :
Menangis dibolehkan karena itu bagian dari fitrah atau manusiawi dengan beberapa syarat :
1. Menangis dengan mata bukan dengan hati. Karena hati harus selalu terhubung dengan Allah swt. Dengan begitu maka tidak ada kesedihan yang berlebihan dan melampaui batas.
2. Menjaga Lisan jangan sampai terlontar kata kata yang tidak pantas kepada Allah swt. Seperti menolak takdir NYA, merasa tidak kuat dengan takdir yang sudah ditetapkanNYA. Tapi cobalah atasi dengan selalu berdzikir dan berdoa memohon kekuatan dr NYA.
3. Melapangkan dada dan menyakini bahwa apa yang terjadi adalah yang terbaik buat diri dan kehidupannya. Karena dibalik musibah ada kebaikan yang sangat besar yang Allah ingin berikan buat hambaNYA. Mencoba menggali hikmah yang tertumpuk oleh debu2 musibah tsb. Contoh : ketika Allah menguji manusia dengan meninggal anak balita nya ternyata Allah ingin menggantikannya surga.
4. Husnuzh-zhon berbaik sangka kepadaNYA. Karena sesuai dengan sangkaan hambaNYA. Contoh : ketika Allah menguji kita dengan hilangnya harta padahal harta tsb milik orang lain (tertipu atau mengalami kebangkrutan dlm.berbianis) maka ALLAH ajarkan kita sifat tanggung jawab, dapat berinfaq dengan jumlah besar (puluhan atau bahkan ratusan juta) yang jika dalam kondisi normal manusia mustahil akan melakukannya.
5. Bersabar merupakan satu satunya kunci dapat melalui musibah tersebut.
Berfirman Allah swt:
“واستعينوا بالصبر والصلاة ”
Mintalah pertolongan dengan kesabaran dan sholat”
By : Eva Al’alawy