Persentase Kemiskinan ekstrim di Jalur Gaza mencapai 53%. 6 kali lipat dibanding Tepi Barat.
Menurut survei yang dilakukan oleh Departemen Statistik Palestina, persentase penduduk miskin di Tepi Barat mencapai 13,9%, sementara di Jalur Gaza mencapai separuh dari penduduknya, 53%.
Menurut garis kemiskinan, tingkat kemiskinan di Tepi Barat adalah 5,8%, sementara di Jalur Gaza mencapai 33,8%, enam kali lebih tinggi dibandingkan Tepi Barat.
Pada 2017, 29,2% individu di Palestina menderita kemiskinan menurut pola konsumsi bulanan. Konsumsi bulanan keluarga di bawah garis kemiskinan untuk 5 anggota (2 orang dewasa dan 3 anak-anak) yaitu 2.470 syekel. Sedangkan, 16,8% menderita kemiskinan ekstrim, 1.974 syekel untuk keluarga yang sama.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan meningkat pada tahun 2017 dibandingkan dengan 2011. Persentase penduduk miskin pada tahun 2011 adalah sekitar 25,8%, sementara itu meningkat menjadi 29,2% pada tahun 2017, yakni meningkat 13,2%. Tingkat kemiskinan ekstrim meningkat dari 12,9% pada tahun 2011 menjadi 16,8% pada tahun 2017, yakni meningkat 30,2%.
Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan signifikan dalam indikator kemiskinan di Jalur Gaza, meskipun ada penurunan di Tepi Barat. Situasi di Jalur Gaza jauh lebih buruk daripada di tahun 2011. Tingkat kemiskinan di Jalur Gaza meningkat sebesar 37% (dari 38,8% pada tahun 2011 menjadi 53,0% pada tahun 2017). Namun, situasi sebaliknya di Tepi Barat, di mana indikator kemiskinan menurun di Tepi Barat selama enam tahun terakhir, di mana kemiskinan menurun di Tepi Barat sekitar 22% (dari 17,8% pada 2011 dibandingkan 13,9% untuk tahun 2017).
Kenaikan angka kemiskinan dan kemiskinan ekstrim di Jalur Gaza menjelaskan tingginya tingkat kemiskinan nasional pada tahun 2017.
Sumber: http://samanews.ps