• Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic
Jumat, November 14, 2025
No Result
View All Result
Donasi Sekarang
Adara Relief International
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
No Result
View All Result
Adara Relief International
No Result
View All Result
Home Artikel

Kelaparan Akut Mempertajam Segitiga Kematian di Gaza

by Adara Relief International
Maret 1, 2024
in Artikel, Sorotan
Reading Time: 8 mins read
0 0
0
Kelaparan Akut Mempertajam Segitiga Kematian di Gaza

Anak-anak mengantre untuk mendapatkan makanan dari dapur umum di Gaza. (Hatem Ali/AP)

65
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsappShare on Telegram

Sebanyak 2,2 juta warga Palestina menghadapi kelaparan dan malnutrisi parah di Jalur Gaza setelah Israel memberlakukan blokade ketat terhadap pasokan makanan, obat-obatan, bahan bakar, dan pasokan kemanusiaan lainnya. Di sini yang lain, Israel juga menghancurkan lahan-lahan pertanian Palestina, dan menyerang nelayan yang mencoba untuk melaut demi memenuhi kebutuhan konsumsinya.

Baca Juga

Penggalian Masjid Al-Aqsa: Upaya Israel untuk Menghapuskan Identitas Islam di Al-Quds (Yerusalem)

Luka yang Tersembunyi: Tentang Panen Zaitun yang Kandas dan Ancaman Aneksasi yang Meluas di Tepi Barat

Mengenai hal tersebut, Michael Fakhri, pelapor khusus PBB tentang hak atas pangan menegaskan bahwa penolakan terhadap akses pangan merupakan kejahatan perang yang mengarah pada situasi genosida. “Memblokir aliran bantuan kemanusiaan, melenyapkan kapal penangkap ikan skala kecil, dan menghancurkan kebun buah-buahan di Gaza merupakan bentuk penolakan terhadap akses masyarakat atas makanan.”

“Israel telah mengumumkan niatnya untuk menghancurkan rakyat Palestina, seluruhnya atau sebagian, hanya karena mereka adalah orang Palestina. Dalam pandangan saya sebagai pakar hak asasi manusia PBB, situasi saat ini adalah genosida. Ini berarti negara Israel secara keseluruhan bersalah dan harus bertanggung jawab,” lanjut Fakhri.

Menurut laporan Human Right Watch, sebelum terjadi agresi Israel pada 7 Oktober 2023, sebanyak 1,2 juta dari 2,2 juta penduduk Gaza diperkirakan menghadapi kerawanan pangan dan lebih dari 80 persen bergantung pada bantuan kemanusiaan. Situasi ini memburuk sejak 7 Oktober ketika Israel dengan sengaja membuat skema melaparkan seluruh penduduk Jalur Gaza dengan merampas makanan, air, dan bahan bakar bagi warga sipil di Gaza, sebagaimana tercermin dalam operasi militer pasukan Israel.

Melaparkan Gaza: senjata Israel dalam agresi genosida

Kisah-kisah kelaparan yang muncul di Gaza sangatlah nyata: tentang penduduk yang terpaksa menggiling pakan ternak yang hampir tidak bisa dimakan untuk dijadikan tepung; tentang anak-anak yang terpaksa mengonsumsi air yang tercemar untuk melepas dahaga; juga tentang orang-orang yang mulai memakan rumput ataupun tanaman kaktus untuk mengganjal perut. Badan Koordinasi Kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan bahwa situasi kelaparan terburuk ditemukan di utara Gaza setelah akses bantuan kemanusiaan ke wilayah itu ditolak sama sekali pada bulan lalu akibat adanya peningkatan campur tangan pasukan Israel dalam cara dan di mana bantuan disalurkan.

Selain dengan memblokir bantuan kemanusiaan, berikut ini merupakan hal-hal yang dilakukan Israel dalam melaparkan Gaza.

(1) Israel menghancurkan sebagian besar tanaman pangan dengan meratakan sebagian besar wilayah pertanian di Jalur Gaza, serta menargetkan hewan ternak

 

Perbandingan citra satelit pada 15 Oktober dan 24 November 2023 memperlihatkan kebun buah, ladang, dan rumah kaca yang diratakan di Beit Hanoun, utara Gaza. (Planet Labs PBC)

Dengan dalih mengeliminasi terowongan Hamas, militer Israel menyasar ladang dan kebun di utara Beit Hanoun, segera setelah dimulainya operasi darat Israel pada akhir Oktober. Citra satelit menunjukkan bahwa kebun buah-buahan, ladang, dan rumah kaca telah dihancurkan secara sistematis, menyisakan pasir dan tanah. Biasanya, para petani di daerah ini menanam jeruk, kentang, buah naga, dan opuntia (buah kaktus), tomat, kubis, dan stroberi yang berkontribusi terhadap penghidupan warga Palestina di Gaza.

Laporan PBB dan data FAO pada Januari 2024 menunjukkan bahwa Israel telah menghancurkan sistem produksi pangan dengan memblokir akses terhadap lahan pertanian dan laut, menghancurkan 28% lahan pertanian di Gaza, serta merusak 488 sumur pertanian dan 21% rumah kaca di Gaza. Peternakan tidak mampu menyediakan sumber makanan bagi ternak, sementara pembatasan bahan bakar yang dilakukan Israel secara otomatis mengurangi kemampuan warga Gaza untuk memasak sendiri.

(2) Israel menghancurkan produksi pangan lokal Gaza dan memblokir pasokan kemanusiaan

Sejak awal agresinya, Israel menargetkan lahan pertanian lokal, pabrik tepung, toko roti, dan gudang penyimpanan makanan dalam serangan langsung yang disengaja. Dalam waktu kurang dari sebulan, terdapat sebelas toko roti yang dibom oleh Israel, menyebabkan puluhan orang yang mengantre menjadi terbunuh atau terluka. Selain itu, menurut laporan PBB pada 8 November 2023, hanya sebulan setelah pecahnya pertempuran, seluruh toko roti di bagian utara Gaza ditutup karena kekurangan pasokan seperti tepung terigu, air, listrik dan bahan bakar.

Toko Roti Al Nuseirat sebelum dan sesudah hancur akibat serangan udara Israel di Kamp Pengungsi Nusseirat di Jalur Gaza, Rabu, 18 Oktober. (Belal Nezar)

Penduduk Jalur Gaza mengandalkan roti sebagai makanan pokok mereka. Kehancuran begitu banyak toko roti dan tidak tersedianya bahan baku untuk membuat roti mengakibatkan warga Gaza tidak mampu mengakses makanan pokok mereka. Roti yang biasanya mudah didapat, kini menjelma mimpi yang sulit untuk digapai.

“Sejak dimulainya operasi darat (militer Israel) lebih dari 100 hari yang lalu, kami benar-benar mengalami kelaparan. Setiap hari penderitaan kami bertambah,” kata Ayman al-Hattu kepada The Palestine Chronicle. “Bahaya kematian akibat kelaparan dan kehausan menyebar dimana-mana. Kami tidak bisa menyediakan makanan dan air untuk warga dan anak-anak. Ini membuat kami merasa tidak berdaya,” katanya.

Menurut Al-Hattu, tidak ada tepung yang tersedia di Kota Gaza, dan jika ada, harganya meroket hingga 30 kali lipat. “Kami tidak punya uang untuk membelinya, tidak ada gaji atau pekerjaan. Perang menghancurkan segalanya,” katanya.

Senada dengan Al-Hattu, seorang ibu Palestina, Samar al-Saeedi menjelaskan bahwa situasi kesehatan dan kelaparan di Kota Gaza semakin buruk. “Putra kecil saya bermimpi makan roti. Semua anak kami bermimpi makan roti dan minum air. Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan mereka sungguh menyakitkan.”

(3) Israel menghambat kegiatan penangkapan ikan dengan menargetkan pelabuhan, nelayan, kapal penangkap ikan, dan peralatan mereka

Sektor perikanan di Gaza yang merupakan salah satu pilar penting perekonomian Palestina, telah dihancurkan oleh Israel pada agresi Oktober 2023 yang masih berlangsung hingga hari ini. Sektor ini bukan sekadar kegiatan ekonomi, melainkan garis hidup bagi masyarakat, sebab sektor perikanan memainkan peran penting dalam menjamin ketahanan pangan bagi warga Gaza.

Menurut laporan Persatuan Komite Kerja Pertanian Palestina (UAWC-P), hingga akhir 2023, sekitar 70% atau 900 kapal nelayan yang berada di pelabuhan Gaza telah hancur atau rusak. Selain itu, seluruh jaring ikan di pelabuhan Gaza yang dimiliki oleh 1.800 nelayan juga telah rusak. Dengan kata lain, agresi genosida terbaru Israel telah menghancurkan mata pencaharian nelayan Gaza.

Nelayan Palestina tetap melaut di tengah penyerangan dan pembatasan Israel terhadap sektor perikanan. Meski hanya mendapat ikan atau kepiting kecil, mereka tetap melaut untuk melawan kelaparan. (Reuters)

Terdapat 4.054 nelayan di Gaza, dengan 2.200 di antaranya berada di utara Gaza. Mereka telah lama menjadi sasaran larangan ketat Israel mengenai seberapa jauh mereka dapat menangkap ikan. Namun, sejak agresi terbaru, mereka hanya dapat berlayar sekitar 100 meter dari pantai, sebelum menjadi sasaran serangan Israel.

Nelayan di wilayah tengah dan Gaza juga menghadapi tantangan serupa. Namun, kelaparan memaksa mereka untuk mempertaruhkan hidup, sebagaimana terjadi baru-baru ini. Pada Sabtu (24/2), pasukan angkatan laut Israel melepaskan tembakan keras ke arah kapal nelayan Palestina di lepas pantai Kota Khan Younis. Tembakan Israel yang terus berlanjut menyebabkan kerusakan parah pada kapal, sementara nelayan di dalamnya berhasil menyelamatkan diri dan kembali ke pantai.

Penargetan Israel terhadap sektor perikanan ini jelas merupakan upaya langsung dalam melaparkan penduduk Gaza. Pencegahan terhadap nelayan untuk melaut menimbulkan ancaman ketahanan pangan dan penghidupan ribuan orang. “Kami hidup berdasarkan apa yang kami tangkap. Apa pun yang kami lalui, kami ingin pergi memancing dan melanjutkan hidup,” kata Ibrahim al-Najjar, nelayan di Rafah, selatan Gaza.

(4) Israel sengaja menghalangi penduduk Gaza untuk mendapatkan bantuan kemanusiaan

Dalam laporannya pada Januari 2024, Pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Med menyatakan bahwa tentara Israel tidak hanya membuat warga Gaza kelaparan, terutama mereka yang berada di utara Gaza, tetapi juga membunuh puluhan orang yang mencoba menerima sedikit bantuan yang tiba di sana.

Pada Kamis, 11 Januari 2024 di Bundaran Al-Rashid, utara Gaza, drone quadcopter Israel menembaki warga Palestina yang berkumpul untuk menerima tepung yang dibawa oleh truk PBB. Pembantaian ini menyebabkan lima puluh warga Palestina terbunuh dan puluhan lainnya terluka. Namun, kelaparan tidak memberi pilihan lain kepada penduduk Gaza selain tetap mendatangi truk yang membawa bantuan. Peristiwa ini kembali berulang di tempat yang sama pada Kamis pagi di akhir Februari (29/2), ketika Israel menyerang ribuan orang yang tengah mengantre untuk mendapatkan tepung. Kantor media pemerintah Gaza melaporkan lebih dari 100 orang terbunuh dan lebih dari 700 lainnya terluka dalam pembantaian tersebut.

Selain serangan brutal yang dilakukan oleh tentara, Israel juga membuka akses bagi pemukim kolonial untuk menghalangi konvoi bantuan kemanusiaan. Selama dua bulan terakhir, pemukim kolonial Israel berkumpul di penyeberangan Nitzana dan Karem Abu Salem (Kerem Shalom) – yang berbatasan dengan Gaza, sekitar delapan kilometer dari Rafah – untuk mencegah pasokan seperti makanan, bahan bakar, air, dan obat-obatan, yang sebagian besar dikelola oleh PBB, memasuki wilayah Gaza.

Pemukim kolonial Israel berkumpul di perlintasan perbatasan Gaza untuk mencegah masuknya truk bantuan kemanusiaan yang memasok makanan, bahan bakar, air, dan obat-obatan. (The New Arab)

Pada awal Februari, gerakan Im Tirtzu, organisasi nasionalis Yahudi sayap kanan, menyatakan: “Semalam para aktivis Mothers’ March, Torat Lechima, dan Im Tirtzu, bersama dengan ratusan warga, mendirikan tenda di perbatasan Kerem Shalom untuk menghentikan bantuan kemanusiaan.” Sementara itu, Rachel Touitou dari Tzav 9, gerakan yang dibentuk pada Desember untuk memblokir bantuan ke Gaza, mengatakan, “Anda tidak bisa mengharapkan Israel untuk mengalahkan musuh (Gaza), sementara pada saat yang sama Anda memberi mereka makan.”

Dengan segala hal yang dilakukan oleh Israel untuk melaparkan Gaza, Israel jelas tidak mematuhi perintah Mahkamah Internasional (ICJ) yang melarangnya menghalangi pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza. Israel juga tidak peduli dengan peringatan dari badan-badan internasional dan laporan dari IPC (Klasifikasi Ketahanan Pangan Terpadu) mengenai kelaparan yang tak terhindarkan di Gaza. Impunitas yang terus dinikmati Israel menyebabkan Israel dengan leluasa mengurangi jumlah truk bantuan yang masuk ke sana dalam beberapa pekan terakhir, dan pengiriman bantuan makanan ke wilayah utara hampir dihentikan seluruhnya.

Seluruh penduduk Gaza berada dalam krisis kelaparan (IPC Fase 3)

Analisis IPC populasi Gaza dalam rentang waktu 8 Desember 2023–7 Februari 2024 (IPC Info)

Antara 8 Desember 2023 dan 7 Februari 2024, seluruh penduduk di Jalur Gaza (sekitar 2,2 juta orang) diklasifikasikan dalam IPC Fase 3 atau lebih tinggi. Jumlah ini merupakan jumlah angka tertinggi yang diklasifikasikan oleh IPC terhadap penduduk suatu wilayah yang menghadapi kerawanan pangan akut. Dari total 100% penduduk Gaza yang berada di IPC Fase 3 (kritis), sekitar 50 persen populasi (1,17 juta orang) berada dalam kondisi darurat (IPC Fase 4) dan setidaknya satu dari empat rumah tangga (lebih dari setengah juta orang) menghadapi kondisi bencana atau malapetaka (IPC Fase 5), ditandai dengan rumah tangga yang mengalami kekurangan pangan, kelaparan, dan kehabisan daya untuk bertahan hidup.

Hal tersebut menunjukkan bahwa bencana kelaparan yang diciptakan Israel ini telah berdampak terhadap seluruh penduduk Gaza, terutama kelompok yang paling rentan, yaitu anak-anak dan bayi, wanita hamil, dan orang lanjut usia. Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengatakan pada Rabu (28/2) bahwa enam anak telah meninggal karena dehidrasi dan kekurangan gizi. Dua anak meninggal di Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza, empat anak meninggal di Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara, sementara tujuh lainnya masih dalam kondisi kritis.

Menurut laporan PBB, pemeriksaan gizi di pusat-pusat kesehatan dan tempat penampungan yang dilakukan pada Januari menemukan hampir 16% anak-anak di bawah usia dua tahun – setara dengan satu dari enam bayi – mengalami kekurangan gizi akut di bagian utara Gaza, tempat ratusan ribu orang terjebak tanpa bantuan makanan. Dari jumlah tersebut, hampir 3% menderita kekurangan gizi yang parah, berisiko tinggi mengalami komplikasi medis atau kematian. Sementara itu di Rafah, selatan Gaza, sebanyak 5% anak-anak di bawah dua tahun mengalami kekurangan gizi akut, padahal sebelum terjadi agresi hanya 0,8% anak-anak Gaza di bawah usia 5 tahun yang dianggap mengalami kekurangan gizi akut.

Gadis kecil di Rafah diukur lengannya untuk tes malnutrisi (Ibrahim Abu Mustafa/Reuters)

Penggunaan kelaparan sebagai senjata perang dilarang keras berdasarkan Konvensi Jenewa. Hal itu juga dikutuk oleh Resolusi PBB 2417, yang mengecam perampasan makanan dan kebutuhan dasar penduduk sipil. Namun demikian, semakin hari risiko kematian yang membayangi bencana kelaparan di Gaza terlihat semakin nyata, sementara Israel tidak memperlihatkan tanda akan mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza, melonggarkan serangan, apalagi menyetujui seruan gencatan senjata. Ini artinya, tingkat kelaparan di Gaza akan terus bertambah secara signifikan dan pada gilirannya akan menjadi pembunuh yang tidak terlihat.

Selama 147 hari terakhir, semua mata dunia tertuju pada Gaza tetapi tidak banyak hal yang dilakukan untuk mencegah Israel melakukan genosida lebih lanjut. Pengeboman, penyerangan, dan upaya Israel dalam melaparkan Gaza telah menelan lebih dari 30.000 jiwa dan melukai lebih dari 70.000 lainnya. Jumlah ini akan bertambah, bahkan tidak mustahil dapat mengganda jika dunia terus membiarkan Gaza dikepung oleh segitiga kematian; pengeboman, kelaparan, dan wabah penyakit yang meluas tanpa adanya obat. (LMS)

Referensi

https://www.arabnews.com/node/2467706/middle-east

https://www.aa.com.tr/en/middle-east/israels-forced-starvation-in-gaza-affects-both-humans-and-animals/3126734

https://www.aa.com.tr/en/middle-east/israeli-navy-targets-palestinian-fishing-boat-off-southern-gaza/3146796

https://www.aljazeera.com/news/2024/2/28/children-die-of-malnutrition-in-gaza-hospitals-health-ministry

https://www.bbc.com/news/world-middle-east-68239320

https://english.aawsat.com/features/4793971-gaza-fishermen-brave-shells-tiny-catches-struggle-feed-families

https://euromedmonitor.org/en/article/6098/Israel-not-only-prevents-entry-of-aid-into-Gaza,-but-also-kills-those-who-try-to-receive-it

https://www.fao.org/3/cc9401en/cc9401en.pdf

https://www.hrw.org/news/2023/12/18/israel-starvation-used-weapon-war-gaza

https://www.ipcinfo.org/ipc-country-analysis/details-map/en/c/1156749/

https://www.middleeasteye.net/news/israeli-protesters-set-tents-block-humanitarian-aid-entering-gaza

https://www.newarab.com/analysis/gaza-starves-israeli-protesters-are-blocking-vital-aid

https://www.ohchr.org/en/press-releases/2024/01/over-one-hundred-days-war-israel-destroying-gazas-food-system-and

https://www.palestinechronicle.com/getting-bread-in-gaza-costs-blood-occupation-destroys-the-11th-bakery/

https://www.palestinechronicle.com/we-dream-of-bread-an-urgent-appeal-from-gaza/

https://reliefweb.int/report/occupied-palestinian-territory/famine-imminent-gaza-humanitarian-officials-tell-security-council-calling-immediate-ceasefire

https://www.theguardian.com/world/2024/feb/27/un-israel-food-starvation-palestinians-war-crime-genocide?CMP=Share_iOSApp_Other

https://www.trtworld.com/middle-east/no-more-bread-gaza-faces-flour-crisis-as-mills-bakeries-cease-work-15866264

https://uawc-pal.org/summary-report-impact-of-genocide-war-on-gazas-fishing-sector/

***

Kunjungi situs resmi Adara Relief International

Ikuti media sosial resmi Adara Relief di Facebook, Twitter, YouTube, dan Instagram untuk informasi terkini.

Baca berita harian kemanusiaan, klik di dini

Baca juga artikel terbaru, klik di sini

Tags: ArtkelGaza
ShareTweetSendShare
Previous Post

Israel Membantai Warga Gaza yang sedang Mengambil Bantuan Kemanusiaan 

Next Post

Kota Jeruk Yaffa, Jantung Palestina yang Telah Berhenti Berdetak

Adara Relief International

Related Posts

Peresmian terowongan di “Kota David”, dekat lingkungan Masjid Al-Aqsa (MEE)
Sorotan

Penggalian Masjid Al-Aqsa: Upaya Israel untuk Menghapuskan Identitas Islam di Al-Quds (Yerusalem)

by Adara Relief International
November 11, 2025
0
37

Pada pertengahan September lalu, Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, meresmikan situs wisata arkeologi kontroversial yang dipimpin oleh kelompok pemukim...

Read moreDetails
Tentara Israel melindungi pemukim ilegal yang membawa senjata di Hebron, Tepi Barat (Al Jazeera)

Luka yang Tersembunyi: Tentang Panen Zaitun yang Kandas dan Ancaman Aneksasi yang Meluas di Tepi Barat

November 5, 2025
24
Tawanan yang dibebaskan di Tepi Barat membuat simbol kebebasan dengan jarinya (The Guardian)

Tawanan Palestina: Perpindahan dari Balik Jeruji Besi Menuju Penjara Terbesar di Dunia

Oktober 30, 2025
43
Penduduk Gaza berjalan di puing-puing kehancuran akibat Genosida (MEE)

Empat Gencatan Senjata dalam Dua Tahun Genosida Gaza: Upaya Perdamaian Atau Bagian dari Episode Genosida Berikutnya?

Oktober 21, 2025
40
Seorang perempuan menangis di samping jasad anak-anak yang menjadi korban serangan Israel (MEE)

Perang Psikologis di Gaza dan Siklus Duka yang Tidak Pernah Menemukan Akhir

Oktober 14, 2025
1.9k
Aktivis memasang bendera Palestina pada kapal yang berpartisipasi dalam Global Sumud Flotilla (MEE)

Global Sumud Flotilla: Misi Maritim Terbesar untuk Mengakhiri Blokade Gaza dan Memecah Keheningan Dunia

Oktober 6, 2025
1k
Next Post
Kota Jeruk Yaffa, Jantung Palestina yang Telah Berhenti Berdetak

Kota Jeruk Yaffa, Jantung Palestina yang Telah Berhenti Berdetak

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

TRENDING PEKAN INI

  • Perjuangan Anak-Anak Palestina di Tengah Penjajahan: Mulia dengan Al-Qur’an, Terhormat dengan Ilmu Pengetahuan

    Perjuangan Anak-Anak Palestina di Tengah Penjajahan: Mulia dengan Al-Qur’an, Terhormat dengan Ilmu Pengetahuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perang Psikologis di Gaza dan Siklus Duka yang Tidak Pernah Menemukan Akhir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 1,5 Juta Warga Palestina Kehilangan Tempat Tinggal, 60 Juta Ton Puing Menutupi Gaza

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Eskalasi dan Agresi; Dalih Israel untuk Mengambil Alih Kendali Masjid Al-Aqsa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berkah dalam Tiap Suapan untuk 4.000 Warga Deir Balah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Currently Playing

Edcoustic - Mengetuk Cinta Ilahi

Edcoustic - Mengetuk Cinta Ilahi

00:04:42

Sahabat Palestinaku | Lagu Palestina Anak-Anak

00:02:11

Masjidku | Lagu Palestina Anak-Anak

00:03:32

Palestinaku Sayang | Lagu Palestina Anak-Anak

00:03:59

Perjalanan Delegasi Indonesia—Global March to Gaza 2025

00:03:07

Company Profile Adara Relief International

00:03:31

Qurbanmu telah sampai di Pengungsian Palestina!

00:02:21

Bagi-Bagi Qurban Untuk Pedalaman Indonesia

00:04:17

Pasang Wallpaper untuk Tanamkan Semangat Kepedulian Al-Aqsa | Landing Page Satu Rumah Satu Aqsa

00:01:16

FROM THE SHADOW OF NAKBA: BREAKING THE SILENCE, END THE ONGOING GENOCIDE

00:02:18

Mari Hidupkan Semangat Perjuangan untuk Al-Aqsa di Rumah Kita | Satu Rumah Satu Aqsa

00:02:23

Palestine Festival

00:03:56

Adara Desak Pemerintah Indonesia Kirim Pasukan Perdamaian ke Gaza

00:07:09

Gerai Adara Merchandise Palestina Cantik #lokalpride

00:01:06
  • Profil Adara
  • Komunitas Adara
  • FAQ
  • Indonesian
  • English
  • Arabic

© 2024 Yayasan Adara Relief Internasional Alamat: Jl. Moh. Kahfi 1, RT.6/RW.1, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Jakarta 12630

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil Adara
    • Komunitas Adara
  • Program
    • Penyaluran
      • Adara for Palestine
      • Adara for Indonesia
    • Satu Rumah Satu Aqsa
  • Aktivitas
    • Event
    • Kegiatan
    • Siaran Pers
  • Berita Kemanusiaan
    • Anak
    • Perempuan
    • Al-Aqsa
    • Pendidikan
    • Kesehatan
    • Hukum dan HAM
    • Seni Budaya
    • Sosial EKonomi
    • Hubungan Internasional dan Politik
  • Artikel
    • Sorotan
    • Syariah
    • Biografi
    • Jelajah
    • Tema Populer
  • Publikasi
    • Adara Palestine Situation Report
    • Adara Policy Brief
    • Adara Humanitarian Report
    • AdaStory
    • Adara for Kids
    • Distribution Report
    • Palestina dalam Gambar
Donasi Sekarang

© 2024 Yayasan Adara Relief Internasional Alamat: Jl. Moh. Kahfi 1, RT.6/RW.1, Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Daerah Khusus Jakarta 12630